kini sudah pukul satu siang, dimana waktunya Rachel pulang. Tak ada yang spesial dari sekolahnya hari ini, semua sama seperti hari-hari sebelumnya.
Sendiri lagi dan seperti dirinya waktu SMP Ia pulang jalan kaki seperti biasa.
Ia tiba dirumahnya pukul dua siang, dan seperti hari-hari sebelumnya ia hanya melewati pintu belakang untuk kekamarnya yang berada di lantai dua.
Ia memang mendapatkan fasilitas dirumah itu, tapi sayangnya tidak dengan kasih sayang.
Saat ia sudah tiba dilantai dua dan hendak ke kamarnya, tiba-tiba ia melihat ada seorang pria yang melihatnya didepan pintu kamar sang kakak.
Ia sama sekali tak mengenal pria itu,"tapi kenapa ia bisa berdiri disana? apa jangan-jangan dia tamu? mati aku..." bathin Rachel was-was.
Bagaimana kalau ternyata Pria tampan yang berdiri disana adalah tamu papanya, tapi yang menjadi pertanyaan kenapa ia bisa berdiri disana?
" siapa kamu?" tanya Pria itu yang tiba-tiba sudah berada dihadapan Rachel membuatnya terkejut bukan main.
"a-aku...aku pel-" ucapan Rachel terhenti saat sebuah suara terdengar.
"Aden, udah dipanggil Tuan dan Nyonya dibawah" ucap bibik Sari yang tiba-tiba datang.
Rachel menatap wanita yang sudah merawatnya dari bayi itu dengan tatapan seolah bertanya siapa gerangan pria yang dihadapannya ini.
" bik, dia siapa? "tanya Alan pada bik Sari.
" ini adalah non Achel Den, " ucap bibik sedangkan Rachel masih merasa penasaran siapa pria ini.
Sama sekali tak terbesit di otak Rachel jika pria ini adalah kakaknya yang pergi bersekolah belasan tahun di negara orang, apalagi dulu kakaknya mempunyai tubuh yang besar serta kulit yang hitam.
"Rachel?" tanyanya dengan sinis. Sama sekali tidak pernah ia bayangkan jika gadis yang dulunya jelek itu bisa berubah secantik ini, bahkan tubuhnya sangat ok.
" non, ini den Alan" ucap bibik.
Rachel ternganga menatap kakaknya yang sudah berubah setampan ini dan juga ia mempunyai kharisma yang tinggi."jaga mata lo, walaupun gue nggak nganggep Lo sama sekali tapi tetap aja Lo itu adek gue!" ucapnya yang membuat Rachel kesal dan juga senang.
Kesal karena mendapat penghinaan, dan senang karena setidaknya Alan masih tau jika ia mempunyai saudara yaitu dirinya.
" maaf " Ucap Rachel.
" minggir gue mau lewat " Rachel menepi memberi jalan untuk kakaknya.
Alan berjalan dengan angkuh tanpa memperdulikan tatapan adiknya yang menyiratkan kerinduan itu.
" yang sabar yah non" bibik mengusap pelan punggung majikan yang sudah ia anggap anaknya itu.
" iya bik, nggak apa-apa kok.." ucap Rachel sambil balas memeluk erat bibik.
Rachel melepas pelukannya dan berterima kasih pada bibik yang sudah mau merawatnya sejak bayi. " makasih yah bik, sudah mau ngerawat Achel, Achel bersyukur banget punya bibik"
"jangan minta makasih dong, non Achel adalah putri bibik"
Rachel akan menjadi pribadi yang berbeda saat ia bersama dengan bibik, hanya bik Sari lah orang yang mau mengerti nya, walaupun ia enggan menceritakan keluh kesahnya tapi bibiklah yang tau semua tentangnya.
" ya udah kalau gitu Achel kedalam dulu yah, mau mandi dulu soalnya udah bau keringat"
Bibik mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi ke kamarnya setelah itu ia juga kembali ke dapur membantu pelayan lainnya yang sedang membereskan rumah megah itu.
...----------------...
"Hay mah, pah" Ucap Alan saat sudah tiba diruang keluarga.
"Hay sayang, sini duduk dulu mama kangen banget udah sembilan tahun nggak pulang" Ucap Dena sambil berdiri menyambut putranya dan memeluknya.
Tadi waktu Alan pulang, Adrian dan Dena sedang dalam perjalanan ke luar kota jadilah mereka baru ketemu sekarang. Memang mereka sering mengunjungi putranya dilondon sekaligus menengok perusahaan yang di sana.
Saat ini Alan berusia dua puluh dua tahun, ia dan Rachel mempunyai selisih usia sekitar tujuh tahun. Ia pergi ke London saat usianya 13 tahun dan Rachel 6 tahun membuat keduanya tak saling mengenali.
Saat itu ia sudah cukup besar untuk memahami permasalahan orang tuanya sehingga ia tau apa yang menyebabkan keluarganya sangat membenci Rachel bahkan dirinya juga.
Omanya yang tidak menyukai Rachel membawanya untuk bersekolah di London pada waktu ia kelas 2 SMP.
Alan melepas pelukannya dan lanjut memeluk papahnya yang juga menanti ia memeluknya. "Hay pah, udah lama yah nggak ketemu"
" udah lama banget, "
Bukan pelukan lama seperti ibunya tadi, hanya memeluk sebentar saja seperti pelukan pria pada umumnya.
" gimana kabar kakek dan nenekmu" tanya Andrian pada putra kebanggaannya yang sudah menempuh pendidikannya dengan nilai terbaik di negara orang dan di kampus terbaik di dunia.
"baik pah, kata Oma mereka akan datang bulan depan" kata Alan.
" Ya udah duduk dulu, ini diminum" Dena menyerahkan jus jambu kesukaan putranya yang sudah dibuat oleh pelayan tadi.
" makasih mah" Alan meminum jus yang ada di hadapannya.
" kamu banyak berubah yah, pasti banyak sekali nih yang gebetin" ucap Dena menggoda putranya.
" iya dong mah, masa cowok setampan aku di anggurin" ucap Alan percaya diri dan di sambut tawa bahagia kedua orang tuanya.
" hahaha, nggak ada bedanya yah sama papahnya" ucap Dena.
" iya dong mah, kan waktu papah muda papah tampan"
" berarti sekarang enggak yah? " ucap Alan.
" Masih dong, liat mama kamu yang masih nempel kayak perangko sama papa"
Ucap Adrian kembali mengundang tawa istri dan anaknya.
sedangkan dari atas sana tepatnya lantai dua, tampak Rachel yang melihat keharmonisan keluarga itu tanpa dirinya.
' kasian banget hidup ku,' bathin Rachel merasa miris dengan kehidupannya.
Tak terasa ternyata air matanya mengalir begitu saja dari pelupuk matanya dan pada saat yang bersamaan, Alan melihat kearah Rachel yang tengah menyeka air matanya itu.
Menyadari bahwa dirinya sedang ditatap oleh sang kakak, langsung saja Rachel kembali ke kamarnya dan menangis sepuasnya.
"kenapa Mamah nggak pernah mau lihat aku, kenapa mamah harus teriak-teriak kalau lihat aku hiksss hiksss.."
" orang-orang juga selalu bilang aku anak haram..." lirihnya disela tangisannya.
Rachel tidak pernah mau mempercayai perkataan dari orang-orang terdekatnya yang mengatakan jika ia adalah anak haram. Ia selalu berfikir bagaimana mungkin ia adalah anak haram jika mamah dan papahnya sudah terikat pernikahan sejak kakaknya belum lahir, sedangkan mamahnya hamil disaat pernikahan maka pasti mamahnya sudah diceraikan oleh papahnya.
"dan kak Alan, kenapa dia masih nggak berubah.." lirih Rachel lagi.
tok tok tok..
Suara ketukan pintu diluar membuyarkan lamunan Rachel, dengan cepat ia menghapus air matanya dan membukakan pintu bagi orang yang mengetuknya.
cklekkk..
" ayo masuk bik" Rachel mempersilahkan bik Sari yang sedang memegang nampan berisi makanan masuk kedalam kamarnya.
" di makan dulu non "
" makasih yah bik"
Selalu seperti ini jika Dena sedang berada di rumah. Ia tidak pernah mau melihat wajah putrinya sehingga setiap hari bik Sari yang selalu mengantar makanan buatnya dikamar.
" ayo di makan non, nanti maag nya kambuh"
Rachel mengangguk dan mulai menyantap makanan nya.
...TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Aneisha Adisty
akunangiss😭
2022-07-19
0
Boker Boker
lajut aktoe
2022-06-09
1
💗Ani Sumarni💗
penasaran dgn keluarga nya knp bs benci dgn rachel ada apa ya?
2022-02-18
2