“Assalamualaikum."
Azkia berdiri canggung dihadapan anggota keluarga calon suaminya yang masih tanda tanya itu.
“Waalaikumusallam.” Jawab salam serentak semua orang, seraya menatap takjub sosok yang baru saja datang.
“Nah ini dia yang di tunggu tunggu. Sini sayang salim dulu sama Tante Aulia."
Azkia menuruti titah sang Mamah untuk menyalami Aulia. Setelah menyalaminya, pelukan hangat dan kecupan sayang di wajah, Azkia terima.
“Apa kabar sayang?” Tanya Aulia dengan antusias.
"Alhamdulillah sehat tante. Tante apa kabar ?"
“Bunda sayang ...” Aulia mengoreksi.
Azkia tersenyum ringkuh. Meskipun dirinya sudah sering bertemu, tapi ia masih belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Oh iya Azkia lupa Bunda.”
"Gak apa apa sayang. Alhamdulillah kok Bunda sehat.” Sahut Aulia.
Azkia tersenyum kikuk, merutuki ingatannya yang pelupa untuk hal sekecil itu. Ya saat Aulia menemuinya di Bandung waktu itu, dia meminta agar Azkia memanggilnya Bunda.
“Oh iya sayang kenalin ini Ajeng anak kedua Bunda dan Iqbal suaminya."
Pandangan Azkia teralihkan pada wanita yang berada di samping kiri Aulia. Tersenyum hangat padanya, seraya melambaikan tangan. Sepertinya dia wanita yang ramah.
"Hai calon kakak ipar. Aku Ajeng calon adik ipar kakak ipar." Semua orang terkekeh mendengar kata kata Ajeng yang terdengar ribet.
“Hai juga Ajeng, aku Azkia." Azkia membalas uluran tangan Akeng dengan senyuman ramah.
"Dan ini suami aku dan ini anak pertama aku." Ajeng sang calon adik ipar memperkenalkan satu persatu anggota keluarga kecilnya.
Azkia pun membalas sapaan hangat dari keluarga kecil Ajeng.
"Dan jangan lupakan bungsunya Bunda, Kayla." Lalu tatapan Azkia beralih kepada remaja disamping kanan Aulia. Gadis cantik berambut hitam sebahu, yang berkisaran masih duduk di bangku SMA. Tapi Azkia merasa ada yang aneh. Sejak pertama kehadirannya, mata gadis itu tidak lepas menatap dirinya dari ujung kepala sampai kaki. Membuat Azkia merasa kikuk.
"Hai Kayla.” Azkia melambaikan tangan pada Kayla, namun tidak mendapat balasan. Yang ada Kayla malah memperhatikannya semakin dalam.
“Kayla itu kak Azkia mau salaman loh sama kamu, kok malah dilihatin?” Aulia memberi peringatan pada Kayla.
"Tunggu bentar deh. Bentar, bentar!" Kayla berseru heboh sendiri.
“Kayaknya, Kayla gak asing deh sama calon kakak ipar?
"Maksud kamu Dek?"
"Iya kayak yang sering ketemu tapi dimana ya ?” Sejenak Kayla berpikir untuk mengingat ngingat siapa calon kakak iparnya ini.
“Yes Kayla inget.” Kayla bersorak.
"Kakak ini kan yang sering Kayla liat di Hp Rahma. Rahma itu temennya Kayla. Dan Rahma itu penggemar kakak banget. Koleksi semua buku punya kakak. Dia rela loh gak jajan buat nabung beli buku kakak." Dengan antusias. Kayla menceritakan tentang sahabatnya yang menjadi penggemar Azkia.
“Bener Kay, Mas juga ngerasa udah pernah ketemu.” Iqbal, suami Ajeng ikut mengimbuhkan.
"Serius By, dimana?"
"Di Bandung kalau gak salah, aku pernah ikut seminarnya bareng temen aku." Sahut Iqbal, setelah mengingat waktu pertemuannya dengan Azkia.
Ajeng menganga tidak percaya, pasalnya ia juga sempat membaca buku buku karya Azkia. Yang ternyata calon adik iparnya sekarang.
"Owh, yang pas pulang kamu borong bukunya itu?"
“Nah bener By.” Iqbal membenarkan.
“Woahh, kalau tau ini calonnya si Aa. Waktu itu sekalian kamu bawa penulisnya aja By." Bukan Ajeng namanya kalau tidak menghancurkan suasana. Dan hal tersebut sukses membuat semua orang tertawa.
Di sisi lain, Azkia tidak menyangka bahwa dirinya akan sedikenal itu oleh calon keluarga barunya. Ia merasa senang bisa diterima baik didalam keluarga ini, meskipun baru kali pertama bertemmu.
Seketika hatinya merasa ragu, benarkah kedua orang tua mereka berteman sejak lama? Jika iya, mengapa baru kali dirinya dipertemukan dengan anggota keluarga yang lain? Mengingat, selama ini Azkia hanya mengenal Aulia saja. Itupun belum lama.
“Ayo kak kita foto. Aku mau pamerin entar sama Rahma."
Dengan segala kehebohannya, Kayla mengajak Azkia bersuak foto. Tanpa menghiraukan anggota keluarga lain, yang mentertawakan aksi keduanya. Azkia serasa menjadi selebriti kalau begini kan.
"Yes dapet juga. Tinggal pamer deh ke Rahma. Pasti dia iri deh sama Kayla. Tenyata idolanya jadi kakak ipar Kayla."
Semua orang hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Kayla.
"Oh iya. Tadi Kak Azkia ngajak kenalan kan ? Nama aku Kayla kak.Anak paling cantiknya Bunda melebihi Kak Ajeng. Salam kenal".
"aku Azkia. Salam kenal Kayla. Titip salam juga ya buat temen kamu itu.”
"Ok kakak ipar.”
"Wah. Bunda baru tau loh. Ternyata calon mantu Bunda ini banyak penggemarnya." Aulia memang tau apa profesi Azkia, tapi tidak dengan ketenarannya.
Setelah beberapa waktu mereka mengobrol diruang keluarga. Posisi pun kini berpindah ke ruang makan. Yang ternyata, satu meja sudah terisi penuh oleh berbagai hidangan yang sudah disiapkan Aulia.
"Kita kesini kan buat silaturahmi. Kok malah jadi ngeropotin, kalau begini ceritanya." Saskia merasa tidak enak atas acara penyambuatan yang di lakukan Aulia.
“Gak ngeropotin kok Kia. Malahan aku loh yang minta maaf cuman bisa nyediain ini. Ini juga kan pertama kali buat Azkia datang ke rumah ini. Jadi nanti Azkia bisa pilih mana makanan yang dia suka, biar kalau nanti kesini aku masakin terus Kia."
"Gak usah khawatir soal makanan Azkia Lia. Azkia itu anaknya gak pemilih kok. Apa aja dia makan. Nasi sama garam aja dia lahap. Apalagi masakan kamu Lia, tau kan aku gak pernah kecewa sama rasanya."
Gelak tawa tercipta karena ulah Saskia yang lagi lagi membuat Azkia kesal. Tidak bisa kah Mamahnya ini tidak membuka aib dirinya walau sedikit? Inikan di rumah camer, Jaga image Azkia tuh.
“Syukurlah kalau Qzkia gak pemilih dalam makanan. Jadi apa yang aku buat pasti dia makan. Aku kan jadi seneng kalau gitu."
"Bun Aa lama ya. Kebiasaan deh suka bikin orang lama nunggu. Kayla kan udah laper." Kayla bersuara, saat semua orang sudah siap pada posisinya.
"Kalau gak gitu bukan Aa kamu La." Ajeng yang menyahuti.
"Kalau boleh tau. Ka Azkia berapa tahun?" Menghilangkan bosan, Kayla memilih menginterogasi Azkia layaknya seorang wartawan.
"Baru 23 tahun."
“Loh kok beda dua tahun dari aku. Lebih tua aku dong.” Ajeng menyahut tidak terima.
"Gak tua gimana Kak, buntutnya aja udah dua.”
Semua orang tertawa mendengar ejekan dari Kayla untuk Ajeng.
“"Ekhmmm."
Suara deheman seorang pria, sukses membuat semua orang menghentikan tawanya dan mengalihkan perhatian mereka kepada asal suara. Tapi kecuali Azkia yang malah asik bermain dengan Derry anak dari Ajeng.
"Azkia."
Mendengar namanya di panggil, Azkia langsung mengangkat wajahnya menatap Azman. Lalu dengan gerakan alis, Azman menyuruh Azkia untuk mengikuti arahannya.
Azkia mengikuti apa yang di perintahkan. Dan saat menoleh matanya kembali bertemu lagi dengan netra yang membuat hatinya menghangat. Mata hitam itu, tatapan mengunci itu. Azkia tertegun sejenak melihat siapa yang ada di hadapannya.
“Inikan cowok yang tadi gak sengaja tertabrak. Jangan bilang kalau dia..."
Sebelum suara hatinya selesai bicara Azman telah melanjutkan apa yang ingin Azkia katakan.
"Dia Alvin calon suami kamu."
Dalam beberapa waktu Azkia masih terpaku menatap sosok pria yang ada dihadapannya. Bukan terpesona karena ketampanannya. Melainkan kenyataan bahwa sosok yang ada di depan matanya ini lah yang akan menjadi suaminya nanti.
Hahhh?
"Azkia." Saskia menyentuh bahu Azkia untuk mengembalikan kesadarannya.
“Iya mah." Sahutnya gelapan. Azkia masih berada dalam ambang percaya dan tidak percaya.
"Kok malah diem aja. Kenalin ini Alvin calon suami kamu.” Kembali, Saskia memberitahu Azkia.
Dengan tersenyum canggung Azkia menyambut tangan Evans yang sudah terulur untuk bersalaman.
"Azkia."
“Evans.” Balasnya dengan cepat, seketika salaman nya pun ia sudahi.
“Akhirnya waktu ini tiba juga. Pertemuan yang sangat kita nantikan. Hari besar bagi keluarga besar kita. Andai Abi disini.” Suasana berubah haru saat Evans menyebut nama sahabatnya Abi.
"Bener Vans. Dia pasti yang paling bahagia" Setetes air mata jatuh dari mata Aulia saat mengingat Alm. Suaminya. Mengingat ini adalah mimpi suaminya sejak lama yang menjadi keinginan terakhirnya.
"Yakin Lia. Disana juga dia pasti bahagia. Walaupun dia gak ada di tengah tengah kita. Tapi dia selalu ada di hati kita."
Evans mencoba menenangkan Aulia.
"Ya sudah. Jangan ada air mata malam ini. Ini adalah malam terbahagia untuk kita semua.”
"Semuanya sudah kumpul, mari kita mulai makan malam ini.”
Ya malam ini malam terbahagia bagi kedua keluarga. Tapi mungkin tidak bagi kedua pemeran utama. Siapa lagi kalau bukan Evans dan Azkia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments