Seniorku

Pada awalnya aku memang tidak punya perasaan kepada Arsan, aku hanya menggapnya sebagai kakak karena aku sebenarnya sudah lama menyukai seniorku Shobhi, dia adalah seniorku dari SMA dan sekarang di fakultas yang sama denganku.

Aku tidak tau sejak kapan aku mulai jatuh cinta dengan Shobhi, yang aku tau aku sudah jatuh cinta padanya, seperti apel yang jatuh menimpa kepala Newton, dalam Teori Apel Newton, jika kalian di kelas saat belajar fisika kalian pasti kenal Newton

Aku sangat menyukai Shobhi karena dia sangat baik, dia banyak membantuku, terutama saat ospek tingkat jurusan dia bahkan menghubungiku untuk menanyakan apakah aku sudah daftar ospek atau belum, aku senang sampai loncat-loncat guling-guling, senior yang bahkan tak berani aku lihat wajahnya waktu SMA sekarang menghubungiku duluan, yah dia pasti dapat kontakku dari adiknya yang merupakan teman sekelasku waktu SMA dulu.

Saat ospek para senior meminta kami para junior untuk selfie bersama senior yang lain, tapi tidak boleh sesama jenis, junior perempuan dengan senior laki-laki sedangkan junior laki-laki dengan senior perempuan, dan satu senior hanya boleh selfie dengan satu junior.

Aku tak mengenal senior lain selain Shobhi, jadi aku mengumpulkan seluruh keberanianku untuk menghubunginya

“ kak, ada tugas dari senior ospek, katanya harus foto dengan senior yang lain, yang nggak dapat foto bakalan di hukum, kakak udah ada yang ngajak foto belum?” pesan yang kukirim panjang lebar

“ udah” balasnya singkat, dan itu membuatku sangat kecewa.

“udah, tadi sama Luna Maya, wkwkwk” balasnya lagi sambil bercanda, dan aku jadi merasa paling bahagia

“boleh nggak foto sama kakak?” tanyaku lagi

“boleh dek, kita ketemu besok ya” balasnya dan aku benar-benar senang

Keesokan harinya aku berangkat ke kampus mencari Shobhi, tapi saking senangnya kemarin aku lupa menanyakan dimana tempat bertemu. Aku harus menghubunginya lagi

“kak jadikan foto hari ini?” tanyaku untuk memastikan

“jadi, kakak di perpus dek” balasnya

“hm tempat fotonya dimana kak?”

“ya diperpuslah dek, kalau dipelaminan takutnya adek belum siap” dan aku seperti kehilangan gravitasi membaca balasan darinya.

Dia memintaku menemuinya di perpus, padahal aku lebih suka menemuinya di pelaminan, hehe

Aku menemuinya di perpus, disana dia sedang diskusi dengan temannya dan berhenti ketika melihatku datang, aku sangat gugup, aku berharap saat ini terjadi gempa yang akan membuatku jatuh terhuyung ke pelukannya

“ bawa hp kan?”

Aku terperanjat, " bawa kak", aku meminta temanku untuk mengambil foto, kak Shobhi mengikuti gayaku dan aku sangat malu,

Ckrek,,

Aku melihat hasil potonya, kami ibarat jari telunjuk dan jempol, kalian jangan bertanya siapa telunjuk dan siapa yang jempol, karena tentu saja aku yang jempolnya, dia sangat tinggi, tingginya 180 cm, sedangkan aku hanya 150 cm, aku kelihatan sangat pendek berdiri bersamanya.

Tapi tidak apa-apa ini pengalaman paling berhargaku bisa foto dengan dia. Suatu saat kalau foto keluarga kusuruh dia duduk di kursi saja

Setelah ospek aku sangat jarang berkomunikasi dengannya, hanya beberapa kali kalau ada tugas yang nggak bisa kukerjakan aku menghubunginya untuk meminta bantuan, dia juga terkadang menghubungiku menanyakan jadwal kuliah, kadang aku merasa dia baik padaku karena dia memang orang baik, baik kesemua orang bukan karena dia punya perasaan yang sama sepertiku.

Dan ku dengar Shobhi itu sangat sibuk sepulang kuliah dia bekerja sebagai guru privat, dan dia juga menawarkanku untuk jadi guru privat namun karena aku baru semester 1 dan belum memenuhi persyaratan yang minimal harus semester 3 jadi aku belum bisa.

Aku bingung saat dia baik denganku, dia tidak pernah ngobrol lebih denganku dan hanya ngobrol hal yang penting, sepertinya dia hanya menganggapku adiknya.

Beda sekali dengan Arsan dia sering menanyakan hal yang ngggak penting, seperti lagi apa, Sudah makan apa belum, Arsan selalu mengingatkan supaya jangan lupa makan, dan ini adalah hal yang tak perlu menurutku, karena aku sering lupa yang lain, tapi aku tak pernah lupa makan.

Aku yang awalnya tidak punya perasaan kepada Arsan lama-kelamaan makin terbiasa dan senang mendapat perhatian dari Arsan, aku bahkan sudah mulai melupakan Shobhi yang menurutku hanya menganggapku sebagai adik, karena menurutku lebih baik bersama dengan orang yang mencintai kita dari pada bersama orang yang kita cintai.

karena Arsan merupakan cowok yang tampan dan baik serta perhatian aku rasa akan mudah untuk jatuh cinta dengannya.

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

Benar itu.. Lebih baik dengan yang mencintai kita Dari pada yg kita cintai.. 🤔😉

2020-11-23

3

Riska Suaib

Riska Suaib

iyaa lucu aku ngakak

2020-05-12

1

Anak mama

Anak mama

aku kira ceritanya sedih, tapi ini lucu

2019-09-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!