Calon Mertua

"Drtt,,,Drtt"suara telvon berbunyi (anggap suara nya gitu ya😁)

"Hallo"sapa gadis itu

"....." *Sura di sebrang mulai menceritakan

"Aku akan mengurus nya, Kita segera ambil tindakan" Ucap gadis itu lagi lalu panggilan berakhir

(kalian siapa kenapa aku tidak bisa menguping🤔🤔)

"S*ial!Bagai mana bisa mereka mengaku bahwa hottel milik ku adalah milik mereka" Umpat gadis itu tak lain adalah Mutia

Setelah Abi memberi perintah bawha dia harus ikut dalam rapat, Mutia mendapat notiv dari Nailla sahabat nya.

Flashback On

*Sa*at Mutia sedang kuliah Mutia memiliki dua sahabat Nailla Alexander dan Ane Maxim anak dari pengusaha Alexander dan pengusaha Daniel Maxim, Mereka berteman sudah sejak SMP karna orang tua mereka juga bersahabat.

"*N*ailla aku bingung kenapa aku jadi anak orang kaya?" Tanya Ane dengan sedikit serius, Ane adalah anak cerdas namun ada bagian dimana dia bisa menjadi lemot dalam berfikir lamban.

"*H*eh... Kenapa kau tak bersyukur liatlah banyak anak yang kekurangan"Dengus Nailla yang di tanggapi dengan kerutan di dahi Ane.

"*A*ku hanya bosan aku ingin seperti mereka bisa mencari makan sendiri, Bukan meminta pada Dady dan Momy ku" Ucap Ane dengan mengrucutkan bibur nya.

"*A*ne kau benar aku pun juga sama aku ingin mandiri sperti mereka" Cicit nailla dengan nada sendu.

*T*ak berapa lama datang lah gadis ayu nan manis, Dia adalah Mutia Maharani.

"*H*ey... Ada apa dengan wajah kalian?" Tanya Mutia terheran dan langsung duduk di samping teman nya, Posisi mereka sedang di taman kampus dan sedang duduk di bangku panjang.

"*A*ku dan Ane merasa bosan karna kita orang kaya" Jawab Nailla dengan menunduk.

"*H*ahahaa... Mana ada menjadi kaya tapi kalian sedih kaya buka aib tahu" Tawa Mutia sontak membuat sahabat nya mendongak.

"*A*ne aku ingin usaha dengan uang ajajan dari Dady" Tegas Nailla.

"*Heyy... Kailan mau usaha apa ?" Tanya Mutia dengan antusianya*.

"*A*ku ingin usaha di bidang perhotelan, bagaimana apa kau mau Ane?" Tanya Nailla dan langsung di angguki oleh Ane.

"*A*ku juga ingin mandiri tapi, Aku takut Dady merasa aku tak bersyukur dengan kerja keras Dady" Ucap Mutia.

"*K*au tenang saja kau tak usah turun langsung ke lapangan biar kita saja dan kau hanya perlu me nyuntikan dana dan memeriksa data karna kau kan lebih pintar dari kami" Uacap Ane dengan meyakinkan Mutia.

" Emmm... Baiklah kita bekerja sama" Ucap Mutua lalu mengulurkan tangan nya yang langsung di sambut gembira oleh sahabat nya.

Tak terasa sudah 3 tahun dan mereka sudah akan wisuda, Mereka sudah membuka 5 cabang Hotel dengan nama DIAMOND HOTTEL, Alasan itu juga yang membuat Nailla pergi dari rumah untuk hidup mandiri dan pada akhir nya dia menjadi sekretaris Tuan rubah.

Flashback off

"*A*ku akan menemui Ane dan Nailla nanti tapi aku harus bertemu Dady, bagaimana ini" Cicit Mutia dengan mondar mandir

"Tunggu aku kan bawa masker, Ku pakai saja aku akan mengatakan jika aku sedang flu" Gumam Mutia dengan cengengesan, Dia berharap bisa mengelabui Dady nya.

"*S*ebaik nya aku keruangan rapat sekaran" Mutia pun bergegas.

Di ruangan rapat sudah terdapat para anggota yang akan mengikuti rapat, tentu saja ada Dady nya Mutia,

*Ta*k berapa lama Yudistira masuk dengan Abi di belakang nya dan Mutia di belakang Abi (apa kalian akan mengantri makanan kenapa kalian berbaris🙄)

"*A*pa yang terjadi dengan kelinci ku?" Tanya Yudistira dalam hati dengan mengernyitkan dahi nya.

"*N*ona mutia mengapa anda memakai masker" Bisik Abi ke pada Mutia.

" *S*aya sedang flu Tuan dan tidak mau membuat yang lain tertular" Jawab Mutia berbisik membuat Yudistira menjadi panas.

"Hemm.... " Deheman Yudistira membuat Abi dan Mutia fokus.

"*S*elamat siang pak Wira" Sapa Yudistira sembari berjabat tangan.

"*S*elamat siang juga CEO muda Gandratama" Jawab Dady Wira dengan kewibawaan nya.

"*Ma*ri kita mulai rapat nya"Printah Yudistira dengan di angguki semua anggota dan mereka pun memperhatikan sekretaris Dady Wira presentasi.

*Mu*tia duduk di sudut ruangan, semua gerak gerik nya tak lepas dari pandangan Yudistira sampai Mutia menjatuhkan pulpen dan membenarkan masker nya mambuat Yudistira tersenyum.

"Se*perti nya Mama salah kasih makan kakak Yudis?" Tanya Abi dalam ha***ti.

*Ra*pat berjalan lancar denga memakan waktu 45 menit yang membuat Mutia sedikit mengantuk karna baru pertamakali dia mengikuti rapat, Meski memegang hotel dia hanya memeriksa data, Semua di serahkan ke pada Ane dan Nailla.

"*Ba*gai mana pak dengan usulan kerja sama kami " Tanya Dady Wira yang membuat wajah Yudistira menjadi fokus lagi.

"*Ba*iklah Pak Wira saya akan memerintahkan asisten saya untuk membuat kontra, Karna saya yakin pak Wira sangat dapat di percaya" Jawab Yudistira dengan tegas.

"*B*aiklah kita akhiri saja rapat nya"Pinta Yudistira dengan berdiri dan berjabat tangan dengan CEO ADIJAYA dan langsung di sambut dengan uluran tangan Dady Wira.

"*Ba*gaimana kabar Papa Mu?" Tanya Dady Wura dengan tersenyum.

"*P*apa sedang memeriksa perusahaan yang ada di negara sebelah Oak Wira" Yudistira menjawab dengan sedikit senyum.

" *B*aiklah saya pamit dulu dan salamkan pada papa mu ya, Satu lagi tolong jaga sekretaris mu itu"Ucapan Dady Wira membuat senyuman lebar di bibir Yudistira.

"*Ba*iklah Pak Wira" Jawab Yudistira.

*Se*lama dalam rapat tadi Dady Wira sudah tau jika itu putri nya tapi dia pura pura tak tahu karna ingin membuat calom mantu dan anak nya dekat dengan sendiri nya.

*Seperginya Dady Wira, Yudistira bingung mencari kelinci nya

"Di mana gadis itu?" Tanya nya pada Abi

"Siapa Tuan?" Bukan ny menjawab Abi berbalik betanya*.

"*Sekretaris ku" Dengan suara agak meninggi

"Sa*ya tidak tahu Tuan" Jawaban Abi tak di hiraukan nya, Yang langsung berlari kedalam ruangan rapat.

"*S*elalu saja aku di tinggl" Cicit Abi dengan kesal.

*Mutia sedang terlelap karna bosan dengan meeting nya

"Bi*sa-bisa nya dia tertidur"Gumam Yudistira yang langsung menggendong Mutia ala bridal style

dan langsung membawa nya keruangan nya dan merebahkan ke sofa nya.

"*C*antik" Kata yang keluar dari bibir Yudistira dan tak terasa mereka pun semakin dekat dan tanpa sadar Yudistira sudah mengecup kening Mutia.

"*Enghh..." Lenguh Mutia dengan mengerjap ngerjapkan mata nya dia terduduk dan memegang kening nya

"T*adi aku merasa ada yang mengecup kening ku" Gumam nya sambil mengingat ingat dimana posisi nya sekarang

setelah mengingat dia pun membulat kan mata nya dan secara reflek menutup mulut nya.

"*B*odoh kau Mutia" Umpat nya dalam hati, Mutia merutuki kebodohan nya bisa bisa nya dia tidur saat rapat.

"*A*pakah tidur mu nyenyak nona Mutia?" Tanya Yudistira yang berada di balik kursi nya.

"*M*aaf Pak saya tak akan ulangi lagi, Saya pamit keruangan saya pak" Jawab Mutia yang langsung berlari keruangan nya.

*Y*udistira hanya menatap dan tersenyum "Seperti kelinci sangat gesit".

Di ruangan Mutia

"*J*angan sampai aku di pecat" Cicit nya sambil mengatur nafas nya.

"*S*ebaik nya aku membuat kopi agar kantuk ku hilang" Dengan melangkah gontai Mutia menuju pantry.

*S*aat menuju pantry semua mata karyawan berjenis perempuan ini memandang sinis, Mereka menyaksikan bagai mana boss idola mereka membopong Mutia.

"*Li*hat lah dia baru masuk sudah mencari perhatian" Ucap Wanita itu dengan sinis.

"*Iy*a kau benar, Apa dia sengaja menggoda si boss" Tak kalah sinis nya wanita lain itu menyindir Mutia.

*M*utia tidak menggubrisnya sampai saat Mutia berbalik dengan membawa secangkir kopi dan wanita itu sengaja menabrak nya sampai kopi itu mengenai tangan Mutia.

" Aww... Panas" Jerit Mutia

" *Apa masalah mu dengan ku?" Tanya Mutia

" Hey... kau tak usah sok cantik" Wanita itu dengan mendorong dada Mutia, Dan hampir membuat Mutia terhuyung kebelakang*.

*Mutia tak terima jika dia tak salah apa apa tapi di perlakukan kurang baik

" Masalah mu apa?" Tanya Mutia dengan berbalik mendorong dada wanita itu

"D*asar kau wanita murahan" Wanita itu langsung menjambak rabit Mutia.

*Ja*dilah perkelahian antara Mutia dengan wanita itu, Mereka saling menjambak saling menapar dan pada akhir nya mereka berhenti karna suara bentakan dari seorang pria.

"Hentikan!" Suara seorang pria memekakan telinga.

"*Ap*a yang kalian lakukan?" Tanya pria itu, Pria itu adalah Yudistira

"*M*aaf pak wanita ini duluan menyerang ku" Jelas Mutia dengan menunduk.

"*B*ukan pak dia duluan yang cari gara-gara" Bela wanit itu dengan suara sedikit mendesah.

"*Da*sar cacing kau yang murahan, Bersuara dengan mendesah" Gumam Mutia dalam hati.

"*A*bi kau bereskan wanita ini" Dengan perkataan tegas dan tanpa mengalihkan pandangan pada Mutia sedikit pun, di tarik nya Mutia untuk mengikuti nya ke ruangan nya.

"*K*au di pecat!" Ucap.

Bersambung.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!