“Asallam waalaikum om”, “waalaikum salam”, “nak Dolfin kan”?, “Temannya nak Devi”?, Tanya ayah Elis, “iya om”, saya Dolfin, Dolfin pun mengulurkan tangannya menyalami ayah Elis, “sendirian”?, “Nak Devinya mana”?, Tanya ayah Elis, “Devinya lagi sibuk om, jawab Dolfin, “oohhh”, “begitu yah”?, “masuk nak”, ujar ayah Elis mempersilahkan Dolfin masuk, “silahkan duduk”, ayah Elis kembali mempersilahkan Dolfin duduk, “mau minum apa nak”?, Tanya ayah Elis, “ngga usah repot repot om”, “saya Cuma sebentar”, jawab Dolfin, “oohhhh”, “tapi kalau boleh tau nak Dolfin ada perlu apa kemari”?, tanya ayah Elis, “eh saya ada perlu sama Elis sebentar boleh ngga om”?, “cuman minta di ajak keliling desa”, izin Dolfin pada ayah Elis, “oohhh”, “boleh banget dong”, “kenapa ngga”?, Ujar ibu Elis yang tiba tiba muncul dari dapur sambil membawa nampan berisi secangkir kopi, “eh tante”, sapa Dolfin menyalami ibu Elis, “di minum yah kopinya”, “ini kopi asli loh dari kebun kita sendiri”, ujar ibu Elis, “oh yah”?, “pasti enak nih”, ujar Dolfin sambil menyeruput kopi yang dibawa oleh ibu Elis, gila, benar benar enak, gumam Dolfin dalam hati, “wah”, ini enak sekali tante”, “saya baru pernah rasain kopi yang nikmat kaya gini”, puji Dolfin, ayah dan ibu Elis pun hanya membalas pujian itu dengan senyuman, “Elisnya lagi ke alun alun desa”, “biasanya hari minggu gini”, “dia ngajarin anak anak di sini”, ujar ibu Elis, “oh yah”,?, “memangnya Elis ngajarin apa tante”?, Tanya Dolfin, “gimana kalo nak Dolfin tanya sendiri saja”, ujar ayah Elis, “eh”, “iya om”, ujar Dolfin, tiba tiba, “gimana kalo nak dolfin susul saja ke alun alun”, “biar bisa langsung ketemu di sana”, ujar ayah Elis, “iya yah om”, “biar saya susul saja yah”, ujar Dolfin, Dolfin pun pamit dan beranjak menyusul Elis di alun alun desa tempat Elis mengajar anak anak desa.
“how are you”? Ujar Elis, “Im fine”, balas anak anak, wahh, dia sangat cantik, gumam Dolfin yang terpana melihat pesona Elis saat sedang mengajar, “ok”, “sampai disini dulu yah”, “kita lanjut lagi minggu depan”, “good bye all of you”, “good bye sister”, anak anak pun bubar dan Elis pun menghampiri Dolfin yang sedari tadi terlihat sudah menunggunya di luar, “Assaalam waalaikum”, sapa Elis, “waalaikum salam”, balas Dolfin, "maaf yah", "nunggunya lama", ujar Elis merasa tak enak hati, "permintaan maaf tidak diterima", balas Dolfin dengan wajah serius, "hah"?, "serius"?, tanya Elis merasa gugup, "memangnya aku kelihatan bercanda"?, ujar Dolfin, "tapi kan"...........,"Dolfin pun berbisik ke telinga Elis, "aku bisa memaafkanmu", "tapi ada syaratnya", Elis pun merasakan hembusan nafas Dolfin yang membuat dia merasa geli dan seketika bulu kuduknya berdiri, dengan spontan Elis mendorong tubuh Dolfin dan Dolfin pun langsung terjatuh, "oh Tuhan", ujar Elis dengan cepat membantu Dolfin berdiri, "wah", "dorongan mu sangat kuat", pakai tenaga dalam yah"?, "sepertinya syarat harus di tambah", ujar Dolfin, "ma maaf", "aku tidak bermaksud seperti itu", ujar Elis, "tenang saja", "aku belum mengatakan syaratnya", ucap Dolfin, "kau boleh mengatakan apapun tapi tidak dengan cara seperti tadi", ujar Elis kesal dan langsung berjalan meninggalkan Dolfin, "hei", "kenapa kamu marah"?, "aku yang seharusnya marah", "bukan kamu", ujar Dolfin, Elis pun hanya berjalan tanpa memperdulikan perkataan Dolfin, mereka pun berjalan beriringan, "jadi kita mau kemana"?, tanya Elis, “aku dengar air terjun disini sangat keren”, “jadi kau harus mengantarku ke sana”, jawab Dolfin, “Cuma antar kan”?, Tanya Elis, “temani juga”, jawab Dolfin sambil menstater sepeda motornya, apa? Naik sepeda motor?, Apa dia sudah gila?, sepertinya dia ingin aku menjadi artis terkenal yang bakalan kena gosip sekampung, “ayo cepetan”, “jangan bengong mulu”, ujar Dolfin melihat ke arah Elis, Elis pun naik ke boncengan dan mereka pun memulai tur mereka..
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di tempat tujuan pertama yaitu air terjun, ya, air terjun di desa itu memang sangat terkenal hingga ke desa desa tetangga, alam sekitarnya yang masih sangat asri dan sangat hijau, dengan kicauan burung burung, menambah pesona alam di tempat itu, “kita pindah tempat aja yah”?, Ujar Elis yang agak merasa risih dengan pandangan beberapa orang yang seperti sedikit terkejut melihat kedatangan mereka, “kenapa pindah”?, “di sini bagus kok”, ujar Dolfin, "aku akan membawamu ke tempat yang lebih bagus lagi", ujar Elis sambil menarik tangan Dolfin, "eh", "ta", "tapi".........., Dolfin gugup merasakan sentuhan tangan Elis yang menggenggam tangannya, mereka pun berjalan menuju parkiran, Dolfin pun duduk di sepeda motornya dan memgambil kunci dari dalam saku celananya, kemudian menyalakan sepeda motornya, dan Elis pun duduk di boncengan sepeda motor itu dan mulai mengarahkan Dolfin menuju tempat yang mereka tuju.
Hanya butuh 30 menit saja, mereka pun tiba di tempat itu, nampak seperti kebun milik seseorang karena terdapat tanaman tanaman bahan pangan, ada juga sayur sayuran yang tumbuh begitu subur, nampak juga ada sebuah pondok kecil yang kelihatan sangat bersih, "eh", "kau pikir kita akan bercocok tanam di sini"?, "memangnya aku wajahku ini seperti tampang petani yah"?, ujar Dolfin agak kesal dan bingung, "memangnya kenapa dengan petani"?, "ayahku seorang petani tapi dia tetap tampan", ujar Elis yang juga merasa kesal dengan perkataan Dolfin karena merasa Dolfin meremehkan profesi seorang petani, "aku hanya bercanda", "kenapa kau jadi marah"?, ujar Dolfin, "aku marah karena kau meremehkan profesi seorang petani", "asal kau tau saja yah", "tanpa petani", "kalian orang orang kota tidak akan pernah merasakan makanan yang namanya nasi", "paham"?, ujar Elis, "iya ibu menteri", hahaha, Dolfin sedikit mengejek jawaban dari Elis, kekesalan Elis pun memuncak, dia pun berjalan meninggalkan Dolfin yang masih berdiri menertawakan dirinya, "eh", "mai kemana"?, teriak Dolfin sambil berlari menyusul Elis yang sepertinya berniat meninggalkannya, namun Elis tak menjawab dan terus berjalan seolah olah tak mendengar teriakan Dolfin, eh, suara apa itu?, gumam Dolfin, "eh bu menteri", "suara apa ini"?, "hei", "kau tidak punya telinga yah"?, teriak Dolfin, namun tiba tiba Dolfin terkejut dengan pemandangan yang ia lihat di depannya, wahhh... benar benar indah..."ehem", "permisi", "apa tadi kau memanggilku"?, ujar Elis uang sengaja bertanya pada Dolfin, namun tanpa menjawab, Dolfin pun membuka bajunya dan berlari menuju air terjun yang lebih indah dari tempat sebelumnya yang mereka datangi, dengan cepat ia pun melompat masuk ke dalam air itu, his, memangnya tidak bisa apa?, mandi tanpa membuka baju?, sepertinya dia sengaja ingin menunjukan badan kekarnya, gumam elis dalam hati, Elis berjalan meninggalkan Dolfin menuju ke pondok, mengambil kunci dari sakunya dan membuka pintu pondok itu, Elis mengambil 2 gelas dan mulai membuatkan teh hangat untuk mereka berdua, kebun itu memang adalah milik keluarga Elis, ibunya sengaja menyimpan perlengkapan dapur dan bahan makanan siap saji di pondok itu karena sesekali mereka sekeluarga berpiknik di tempat itu sambil menikmati keindahan air terjun dan alam sekitar.
Beberapa menit kemudian, Dolfin pun tampak sudah selesai menikmati air terjun indah itu, dia pun menyusul Elis yamg sudah menunggunya dengan dua gelas teh hangat dan dua mangkuk mi kuah instan, namun karena Dolfin belum memakai bajunya, Elis dengan spontan langsung menutup matanya dan berbalik membelakangi Dolfin yang nampak sengaja membiarkan badannya terbuka tanpa memakai baju, "hei", kau sudah lupa cara memakai baju"?, teriak Elis, Dolfin pun mendekat sambil memegang bajunya, "apa kau bisa membantuku memakaikannya"?, lagi lagi Dolfin berbisik di telinga Elis, Elis pun menjauh karena bulu kuduknya yang lagi lagi merinding karena hembusan nafas Dolfin, "aku rasa makanan kita sudah mulai dingin deh", "gimana kalau kita makan saja", ujar Elis sambil berjalan menuju tempat duduk dan meja yang di buat ayahnya dari bambu, Dolfin pun hanya tersenyum dan berjalan menyusul Elis ke tempat mereka akan makan, mereka pun makan bersama.
setelah selesai makan, Elis dan Dolfin pun bersantai menikmati angin sepoi sepoi dari dedaunan dan kicauan burung burung yang beterbangan, "makanannya lumayan enak", "tapi apa aku boleh bertanya sesuatu"?, "tapi kau harus menjawabnya dengan jujur", ujar Dolfin, apa?, apa yang ingin dia tanyakan, apa dia akan bertanya tentanggg......gumam Elis dalam hati, tiba tiba Elis di kejutkan dengan teriakan Dolfin, "hei ibu menteri", "apa sih"?, "kau pikir aku tuli yah"?, ujar Elis, "memang kau sepertinya tuli", "kalau kau tidak tuli kenapa dari tadi aku panggil tapi malah bengong terus"?, balas Dolfin, "iya tapi ngga usah pake teriak juga kali", "apa yang ingin kau tanyakan"?, tanya Elis, "kamu yakin akan menjawab pertanyaanku dengan jujur"?, tanya Dolfin, "kau pikir aku ini pembohong"? "cepat katakan", "apa yang ingin kau tanyakan"?, balas Elis, "apa aku"............,aduuhhh....
langsung ngomong aja kenapa sih?, kenapa harus pake terbata bata segala sih?, "apa aku boleh mencoba masakanmu yang lain"?, Elis yang dari tadi menahan nafasnya pun langsung menghembuskan nafas leganya, huufffff......, "apa kau baik baik saja"?, tanya Dolfin yang tampak bingung melihat tingkah Elis, "a aku", "aku", "aku hanya"......., "kamu ingin makanan apa"?, tanya Elis, Dolfin pun tersenyum dan menjawab, "aku ingin makan nasi goreng ikan asin", "wah", "ternyata kamu juga suka nasi goreng ikan asin yah"?, ujar Elis, "ya", "itu adalah makanan kesukaanku", "biasanya almarhum ayahku yang membuatnya", "namun setelah dia meniggal", "aku tidak pernah merasakan makanan itu lagi", "ibuku sampai menyewa beberapa teman ceffnya dari luar negeri untuk membuatkannya untukku", "tapi tetap saja rasanya tak sama seperti buatan ayahku", dolfin pun bercerita dengan perasaan rindu yang membuat hatinya begitu terluka hingga saat dia menemukan Elis, hatinya perlahan mulai pulih, Dolfin pun lebih banyak tersenyum dan ceria, sepertinya Elis adalah obat untuk luka hatinya yang sudah sekian lama ini tak kunjung sembuh, namun kesedihannya kembali muncul ketika ia mengingatnya kembali, air matanya pun mulai menetes, tanpa sadar Elis pun memeluk dolfin dan menepuk pundaknya, "sabar yah fin", aku tau kau sangat merindukan ayahmu", "tapi percayalah kalau ayahmu disana juga sangat merindukanmu", "terkadang kita harus bersyukur untuk kepergian orang orang yang kita cintai", "kau tau kenapa", "karena ternyata cinta Allah pada mereka itu sangat besar", "Allah ingin mereka bersama sama dengan Allah, dan hanya cinta dari Allah lah yang membuat mereka bahagia", "di tempat Allah", "mereka tidak akan merasakan kesedihan dan kesengsaraan apapun", "tapi yang mereka alami di sana hanyalah kebahagiaan", "jadi jika kita terus terusan bersedih", "itu tandanya kita tidak ingin mereka bahagia bersama Allah", "dan hal itu akan membuat mereka bersedih di sana", Dolfin pun melepaskan pelukan Elis dan memandang Elis sambil berkata, "kau tau kenapa aku sangat menyukaimu"?, "karena kau terlihat seperti malaikat yang di utus untuk menemani dan mendampingiku menuju surga", "Elis", "apa kau mau menjadi kekasihku dan istriku kelak"?, tanya Dolfin, Elis pun terkejut dengan apa yang di katakan Dolfin, "aku serius El", "aku sangat menyukaimu", "aku sengaja mengajakmu jalan agar bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan", "dan aku sangat berharap kau menerimaku El", "tolong bantu aku menuju surgaku", "aku hanya ingin bersamamu menemui Allah", tutur Dolfin, Elis pun hanya diam terharu dan tanpa sadar meneteskan air matanya, "kenapa kau menangis"?, tanya Dolfin sambil mengusap air mata di pipi Elis, "tapi aku", "aku hanyalah gadis desa yang sederhana", "aku tidak berpendidikan fin", "aku juga tidak secantik gadis gadis lain seperti yang di dambakan banyak orang", "aku punya banyak sekali kekurangan yang mungkin belum kamu tau dan akan membuatmu mundur", ujar Elis menyatakan keraguannya, mendengar penuturan Elis, Dolfin pun memegang tangan Elis dan menciumnya, "El", "kau itu memang tidak sama seperti wanita lainnya di luar sana", "karena kau adalah wanita istimewa bagiku", bukan hanya kau uang punya banyak kekurangan", "tapi aku juga", "lalu mengapa kita tidak saling menerima kekurangan kita masing masing dan saling memahami"?, Elis pun respon memeluk Dolfin dan menangis, "aku mau", "ya aku mau fin", Dolfin pun memeluk Elis dengan erat, mereka pun menghabiskan kencan pertama mereka di kebun milik keluarga Elis itu.
#hai dears, tetap lanjut bacanya yah, keseruannya masih di episode selanjutnya..
jangan lupa vote yah 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments