Di kediaman om Leo terlihat Elis dan dolfin yang sedang duduk bersama, Devi dan juga keluarga Elis sedang sibuk dengan urusan mereka masing masing, orang tua Elis dan Devi sedang asik mengobrol bersama om Leo dan istrinya, sedangkan Deni, Ina, Jo dan Uci sedang mengobrol bersama teman teman mereka masing masing. Elis dan Dolfin baru menyadari kalau sekarang hanya tinggal mereka berdua yang terlihat kebingungan tidak tau apa yang harus mereka lakukan, Elis tidak begitu suka dengan keramaian, sedangkan dolfin adalah orang baru di Desa itu, yang dia kenal hanyalah devi dan keluarga om Leo.
Aduuhh tau kaya gini mending aku pulang saja, daripada jadi patung di sini, malah ditinggal sama dia lagi, gumam Elis dalam hati, si brengsek itu, dia malah tertawa di sana tanpa mengingatku, aku malah ngga di ajak, apa dia sengaja yah? dasar brengsek, membuatku gugup saja, aku harus bagaimana dengan gadis desa ini, tapi sepertinya dia manis juga, gumam dolfin dalam hati sambil memandangi Elis, badan langsing, kulit sawo matang, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibirnya pink natural dan..... sangat menggoda, apa aku sikat aja yah, mumpung di sini, haha, tapi kenapa jantungku seperti sedang memberontak?, apa yang salah? apa tadi aku salah makan?, ah sudahlah, setidaknya jantungku masih bekerja, haha, gumam Dolfin tertawa dalam hati, "ditinggal berdua deh", ujar Dolfin sambil tersenyum, berusaha memecah keheningan di antara mereka berdua, namun Elis hanya tersenyum sekilas memandangi Dolfin dan memutar pandangannya lagi pada setiap orang yang sedang bersantai dan lalu lalang di depan mereka. haruskah aku menjawab? ah diam sajalah, nanti juga dia pasti bertanya lagi, gumam Elis dalam hati sambil tersenyum, "lagi liat siapa sih"?, "kok senyum senyum segala"?, Dolfin mulai dengan rayuannya, "eh", "oh" "itu", "warna dress adik ku lucu sekali", jawab Elis mengelak sambil menunjuk ke arah uci, "masa sih'?, "iiiiyyyaaa"......, "senyum terus", "nanti kalau dikepung banyak semut gimana?, "hah"?, Elis pura pura tidak mengerti dengan rayuan Dolfin, walaupun sejujurnya dia sendiri merasa gugup dan salah tingkah, namun seorang Elis memanglah selalu sok jual mahal untuk sesuatu yang dia inginkan, "senyum kamu itu terlalu manis", "mengundang semut", "aku ngga mau yah digigit semut", ujar Dolfin yang mulai mengeluarkan jurus jurus gombalannya, "bisa aja sih", ujar Elis sambil tersenyum kembali, "so", "kuliah"?, tanya Dolfin penasaran, Elis menjawab dengan menggelengkan kepalanya pertanda tidak, "kenapa"?, tanya dolfin, "aku hanya tidak ingin merepotkan orang tua ku", jawab Elis, "kata siapa kau harus kuliah dengan merepotkan orang tuamu"?,ujar Dolfin, "aku tau", "tapi aku tidak ingin membuat khawatir mereka karena berada jauh dari mereka seperti waktu aku SMA", "hei"," kalau dengan prinsip seperti itu maka kau tidak akan pernah bisa kuliah", "berpikirlah optimis", "lalu untuk apa aku kuliah kalau bukan untuk membahagiakan kedua orang tuaku"?, "sementara mereka bisa bisa jatuh sakit memikirkan anak mereka di tempat lain", ujar Elis serius, Dolfin pun mulai terharu mendengar penuturan Elis, sepertinya dia gadis baik baik, gumam Dolfin dalam hati, dia pun mengurung kembali niatnya untuk memasukan Elis di dalam daftar playboynya, "wah", "benar benar anak yang berbakti", ujar dolfin memuji, Elis pun tersenyum, "ngomong ngomong gimana sepeda motornya"?, "ngga bocor lagi kan bannya"?, tanya Dolfin, "alhamdulilah ngga", "eh tapi makasih loh udah bantuin", "aku padahal mau ngucapin makasih tapi pas di tunggu tunggu ternyata si Devi yang nganterin sepeda motornya", "ngga kenal aku pula", jawab Elis, "untung ketemu di sini yah"?, " aku mau terima ucapan makasihnya tapi dengan satu syarat", ucap Dolfin, "apa"?, tanya Elis, "aku mau kamu temani aku besok jalan jalan keliling desa", ucap Dolfin, "iya deh entar aku temani", jawab Elis" ok besok aku tunggu",ucap Dolfin, "iya iya", balas Elis. tak terasa malam sudah semakin larut dan pesta pun sudah berakhir, satu persatu tamu undangan pun mulai berpamitan untuk pulang, begitu juga dengan keluarga Elis.
Di kediaman keluuarga Elis terlihat Elis sedang bersiap siap untuk tidur, begitu juga dengan Ina dan Uci, para gadis bersaudara itu memang berbagi kamar sehingga sudah menjadi kebiasaan mengobrol sebelum tidur, "cieee" "yang tadi ngobrol ketawa ketawa", "senang bener", ujar Ina mulai mengganggu Elis, "siapa"?, tanya Elis tanpa sadar bahwa yang di maksud Ina adalah dirinya, "ya kamulah", "masa si bocah itu"?, jawab Ina sambil menoleh ke arah Uci, "apa maksudmu aku bocah"?, balas Uci yang kesal karena tak mau di anggap belum dewasa, "ya iyalah bocah", "papa mana mau kamu pacaran"?, ujar Lina, "itu namanya belum pacaran tapi masih PDKT", balas Uci tak mau kalah, "sudah sudah", "ngga cape apa berantem terus"?, "tidur ngga"?, "kalo ngga aku laporin papa nih", ujar Elis mengancam kedua gadis itu yang tak lain adalah adik adiknya, "mereka pun mulai menutupi tubuh mereka dengan selimut masing masing dan mulai berbaring, "El", "kamu beneran ngga suka sama si Dolfin"?, "kelihatannya dia pria baik baik", bisik Ina tidak ingin di dengar si bocah Uci yang sudah langsung pulas begitu berbaring, Elis pun menarik nafasnya, "entahlah", "kelihatannya memang baik sih", tapi"........, "tapi apa"?, "apa yang kau takutkan"?, tanya Ina, "aku ragu apakah gadis desa sepertiku ini bisa disukai sama pria kota sepertinya", "di kota itu kan banyak gadis gadis cantik dan berpendidikan", "masa iya dia ngga punya pacar di sana", ujar Elis menuturkan keraguannya, "ya kita ngga akan tau kalo ngga cari tau ya kan"?, "jadi yah jalani saja dulu", yang penting jangan terlalu dalam naruh perasaan ke dia", "biar ngga tenggelam", "maksudku ngga patah hati nanti nya", ujar Ina menenangkan kakaknya itu, "tau ah", "besok dia ingin aku mengajaknya jalan jalan keliling desa", ucap Elis, "ya bagus dong", "itu adalah kesempatan terbesar untuk memulai penyelidikan", ucap Ina, "penyelidikan"?, "udah kaya intel aja kamu", ujar Elis sambil tertawa kecil, "tapi kamu beneran suka kan sama dia"?, "siapa yang ngga suka sama pria setampan dia"?, "aku hanya tau diri saja seperti yang aku bilang tadi", ujar Elis memberitahu perasaannya, "sudahlah", "tenang saja", "aku akan membantumu", "sekarang kita tidur saja", ujar Ina sambil memeluk kakaknya, kakaknya pun berbalik memeluk si bocah Uci dan mereka pun tenggelam ke alam mimpi mereka masing masing.
Di sisi lain di kediaman om Leo terlihat dua pemuda tampan yang sedang menikmati indahnya cahaya rembulan di balkon sambil meneguk segelas kopi mereka masing masing, "Dev", panggil Dolfin, "gue di sini Fin", jawab Devi sambil menyeruput kopinya, "Elis itu gadis seperti apa menurut lo"?, tanya Dolfin, Devi pun langsung memuntahkan kopi yang sudah akan dia teguk, "oh no", "jangan coba coba lu masukin dia ke daftar playboy lu yah", "dia itu gadis baik baik", "awas yah lu", ucap Devi mengancam Dolfin, "yah kan gue cuma nanya", "justru dia kelihatan cewe baik baik makanya mo gue hapus dari daftar gue", ujar Dolfin, "jadi maksud lo udah lo keker"?, "entar lama lama gue tonjok lu yah", "ngga di kota maupun desa sama saja idup lo, ujar Devi, "just kiding bro", "maksud gue", "kali ini gue kayanya beneran suka sama dia", "makanya gue butuh bantuan lo", "please dev", "gue ngerasa dia tu beda sama cewe cewe yang lain", "gue benar benar serius kali ini", bujuk Dolfin, "iya iya nanti gue bantu", awas lu yah kalo main main sama dia", lu bakal berhadapan sama gue", ancam Devi, "ya ngga dong", ujar Dolfin sambil tersenyum, mereka berdua pun melanjutkan obrolan mereka sebelum beranjak ke kamar masing masing untuk beristirahat.
#hai dears, gimana? seru ngga?, mohon dimaklumi yah karena karya pertama, jangan lupa like dan vote yah guys 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments