4. Kejujuran

Raffi menghabiskan sebotol minuman keras dengan kadar alkohol tinggi. Seno dan Key sudah melarang Raffi tetapi Raffi tidak mengindahkan larangan teman-temannya.

"Fi, ada apa sebenarnya? Tidak biasanya kamu mabuk seperti ini. Ceritakanlah pada kami, siapa tahu saja kami bisa membantumu," ucap Seno. Key mengangguk membenarkan ucapan Seno.

"Kalian tidak akan bisa membantuku, tidak akan. Tidak ada seorangpun yang bisa membantuku," jawab Raffi lirih.

Ia terus menenggak minuman itu. Hingga tanpa sadar Raffi meneteskan airmata. Seno jadi semakin kasihan pada sahabatnya itu. Seno dan Key hanya bisa menerka-nerka dengan apa yang terjadi. Keadaan Raffi sangat kacau, ia menarik dan mengendurkan dasinya, membuka dua kancing kemeja bagian atas.

"Berikan aku satu botol lagi! Yang lebih kuat," ucap Raffi pada Seno.

"Cukup, Fi! Kau sudah menghabiskan satu botol minuman keras. Aku akan mengantarmu pulang, ayo!" Seno memapah Raffi tetapi Raffi menepis tangan Seno, dan ia pun terjatuh di lantai.

Raffi bangun dan dengan susah payah ia berjalan sempoyongan menuju keluar pintu club. Ia melarang Seno dan Key mengikutinya, lalu ia pun duduk di dalam mobilnya. Ia tidak menyalakan mesin mobilnya dan duduk melamun memikirkan Lian, yang tidak ia temukan dimanapun. Hari sudah pagi saat Raffi keluar dari club itu. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil.

Raffi tidak mau pulang dalam keadaan kacau seperti itu, atau ia akan membuat orang tuanya khawatir, apalagi sang kakek yang sudah tua. Raffi menghabiskan sebotol minuman keras dengan kadar alkohol tinggi tetapi ia masih dalam keadaan sadar, dan hanya merasa sedikit pusing. Ia masih mengingat semua kejadian seharian kemarin.

"Sial! Kenapa masih saja tidak bisa berhenti memikirkan dia?" Raffi menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Seno keluar dari club dan melihat mobil Raffi yang masih belum pergi meninggalkan parkiran club. Seno menghampiri Raffi dan mengetuk pintu mobil. Raffi menurunkan kaca mobilnya. 

"Aku ingin bicara denganmu." Seno segera masuk ke dalam mobil dan Raffi menutup kembali jendela mobilnya. Seno mengeluarkan satu pack kecil permen karet dan meletakkannya di dashboard, "makan itu, untuk menghilangkan sedikit bau alkohol dari mulutmu!" Seno menghela napas melihat betapa kacaunya Raffi. Ia terdiam cukup lama.

Kemudian Raffi mengambil satu buah permen karet dan mengunyahnya. Seno menunggu Raffi siap bercerita. 

"Kemarin, Lian datang ke kantor, dan … aku mengusirnya dengan kasar. Sepulang dari kantor, dia tidak pulang ke rumah. Aku mencarinya dari sore sampai malam hari, tapi aku tidak menemukannya," ucap Raffi. 

"Apa kau menyesal? Atau merasa bersalah?"

Raffi diam tak menjawab. Karena tidak mungkin jika ia harus menjawab keduanya benar. Raffi tidak bisa merubah keadaannya jika Raffi berkata jujur pada Seno. Semua tidak bisa merubah keadaannya jika Raffi berkata bahwa dirinya mencintai Lian. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Raffi. Sampai kapanpun, Raffi tidak akan mengakui perasaannya pada Lian.

"Kau tidak bisa menjawab. Apa kau menyukai Lian?" tanya Seno penasaran. Karena dirinya sudah lama mendengar Raffi menyukai seorang gadis. Namun Raffi tidak pernah mengatakan siapa nama gadis itu. Seno sudah lama mencoba mengorek informasi gadis yang disukai oleh Raffi tetapi hasilnya nihil. Tidak ada satu orang gadis pun yang pernah dikejar oleh Raffi. 

"Tidak. Jika, itu, kau yang berada di posisiku, kemana kau akan mencari dia?" tanya Raffi. 

"Jika itu semalam, aku akan mencari dia ke pusat perbelanjaan, seperti mall atau supermarket. Bisa juga ke bioskop. Jika pagi ini, aku akan mencari ke sekolahnya. Dia anak yang rajin, jadi tidak mungkin jika ia harus membolos karena kesal denganmu," ucap Seno.

Seno sudah sangat mengantuk dan ingin segera pulang ke rumah dan tidur. Ia keluar dari mobil Raffi setelah selesai bicara. Seno menyetop taksi dan Raffi menelpon sopirnya agar menjemputnya. Raffi melamun sementara menunggu sopirnya datang.

"Ingin rasanya aku berlari ke arah Lian, memeluknya dan mengatakan, aku sangat mencintainya. Jujur saja, aku juga sangat tersiksa. Namun semuanya tidak semudah yang terlihat. Banyak faktor yang membuatku ingin Lian pergi dan berhenti mengejarku. Aku takut, jika Lian terus mengejarku, aku takut hatiku akan melemah dan tidak bisa merelakan dia. Biarlah perasaan cinta ini cukup aku dan Tuhan yang tahu. Semoga kamu tidak melakukan hal nekat," lirih Raffi.

***

Jam pelajaran pertama kelas 12G kosong. Karena guru mata pelajaran mereka sedang berhalangan hadir. Lian dan Vira mengisi waktu pelajaran yang kosong dengan mengerjakan soal latihan. Bagi yang memiliki otak pas-pasan seperti Lian, ia harus belajar lebih keras agar memperoleh hasil yang memuaskan saat ujian nanti.

Di kelas mereka, Asha adalah murid paling pintar, tetapi kalah cantik dengan Lian. Itulah sebabnya, Asha sangat membenci Lian. Karena banyak sekali siswa siswi yang mendekatinya. Para siswa mendekati Lian tentu saja tujuannya ingin mendapatkan hatinya. Sedangkan para siswi mendekati Lian karena ingin tahu, bagaimana caranya tampil cantik dan natural seperti Lian.

Lian gadis yang mudah bergaul, tentu saja ia memiliki banyak teman, tidak seperti Asha yang hanya sendirian saja. Tidak ada yang ingin berteman dengan Asha karena Asha terlalu sombong dengan otak pintarnya. Ia yang duduk di barisan kedua dari depan pun menghampiri Lian dan Vira.

"Kalau sudah bodoh, ya bodoh saja. Sekeras apapun kalian berusaha. Kalian tidak akan bisa mengalahkan aku," ucap Asha dengan sinis.

Vira bangun hendak membalas, tetapi Lian menahan tangan Vira. Lian menggeleng untuk memenangkan Vira. Vira sebenarnya sudah sangat muak dengan gadis sombong itu, tetapi sedari dulu Lian selalu berbaik hati padanya, dan Asha tidak pernah berubah. Itu yang membuat Vira menjadi geram.

Prok! Prok!

"Perhatian, anak-anak! Hari ini kelas kita akan bertanding basket dengan SMA Bhineka 1. Kalian tidak lupa, kan?" kata JoJo, guru olahraga.

"Tidak, Pak!" jawab siswa siswi kelas 12G serempak.

"Karena itu, Bapak ingin mengingatkan kembali, jam 2 setelah kalian pulang sekolah, kalian harus kembali hadir di sekolah, bagi yang masuk tim basket, sekian pemberitahuan dari Bapak." Jojo meninggalkan kelas setelah mengingatkan murid kelas 12G. Lian masuk di tim basket wanita, dan ia harus bertanding hari ini. Entah kenapa, Vira merasa khawatir. Karena mentalnya sedang down akibat penolakan Raffi kemarin.

_________________________________

hy buat para reader

author minta maaf bru bisa up🙏

semoga kalian memaklumi ☺

salam sayang dari author😘😘

Tinggalkan jejak kalian ya reader.

Terima kasih buat yg sudah like n vote 

Mampir jg disini yuk!

-Pengasuh Cantik Sang Putri CEO 

-Cinta Ada Karena Terbiasa (season 3)

-Cinta Ada Karena Terbiasa 

-Status Gantung Miss CEO 

-Kupilih Hatimu 

-Putri Yang Tergadai 

-Aunty Opposite Door I Love You 

Jangan lupa tinggalkan pesan n kesan kalian di novel2 itu ya😘

Like, Vote, Favorit n bintangi juga ya Kakak2 readers tersayang.

Simak terus kisah selanjutnya ya! Terima kasih🙏

Terpopuler

Comments

Reanza

Reanza

baca sampai sini dulu ya

2020-08-07

1

Erik Hera

Erik Hera

sejauh ini aku suka Thor

2020-07-07

1

Sadarun Nissa

Sadarun Nissa

up dong thor ...ini masih ada kelanjutannya atau nggak thor

2020-04-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!