Terjebak Berdua 2

Rintik rintik hujan itu mulai turun Raka masih saja menerus kan perjalanan mengantar Aluna pulang.

"Raka gak neduh dulu, nanti kamu sakit kalau kehujanan" Aluna berteriak agar suaranya terdengar oleh Raka.

"Nih cewek bener-bener, harus nya dia khawatirkan dirinya sendiri bukan malah ngekhawatirin gue" bisik Raka dalam hati.

"Raka denger gak sih.. hujan nya mulai rapet" Aluna masih berusaha membujuk raka untuk berteduh.

"Kita berteduh di depan sana.. disana ada warung yang udah gak ke pake" Aluna menganggukkan kepalanya meskipun hal itu sia-sia karena Raka tak melihat anggukan kepalanya.

Motor Raka berhenti didepan warung kecil, yang terlihat debu nya sudah menebal menandakan sudah lama di tinggal pemilik nya.

"Ini warung bekas jualan makanan dari bentukan nya" kata Aluna berbicara sendiri.

"Ia ini dulu bekas warung makan pecel lele.. orang nya pindah ke tempat yang lebih bagus mangkanya ini kosong" Aluna tak menyangka Raka menyahuti perkataan nya.

Senyum Aluna bertambah mengembang seakan-akan ini adalah hari yang cerah baginya.

"Kamu suka makan disini ya... kayak nya hapal banget sama warung nya" Aluna masih mencoba membangun komunikasi dengan Raka,.. kapan lagi bisa berbincang seperti ini dengan Raka. Ini memang hari keberuntungan bagi Aluna ia akan mencatat hari ini sebagai hari bersejarah dalam hidup nya.

"Hmmm.. makanan disinu enak gue suka" ucap Raka sambil menatap rintik-rintik hujan didepannya.

"Memang nya makanan yang kamu suka apa" Aluna bertanya dengan tatapan mata yang berbinar.

Raka mengalihkan pandangan nya menatap Aluna dengan intens "kalau kamu kayak gini, kamu keliatan cantik banget na" Tentu saja kata-kata itu hanya ada dalam hati Raka.

"Astaufirullah inget ka Aluna beda sama kamu kita beda" sedetik kemudian Raka tersadar dari kekaguman nya terhadap Aluna ia membuang wajah nya, masih enggan menjawab pertanyaan Aluna.

"Ka makanan kesukaan kamu apa" Aluna kembali bertanya pada Raka.

"Kepo banget lo jadi orang" Aluna cemberut baru saja iya senang Raka tampak biasa mengobrol dengan nya sekarang ia telah kembali seperti semula ketus saat bicara padanya.

Aluna menengadahkan tangan nya merasakan rintik-rintik hujan di telapak tangan nya, dulu Aluna benci dengan hujan, tapi sekarang Aluna suka hujan, karena mampu menahan Raka lebih lama bersama dengan nya.

Sentuhan tangan Raka yang menyingkirkan tangan nya dari kegiatan nya menampung rintik-rintik air hujan membuat Aluna kembali menatap Raka.

"Jangan kayak anak kecil.. sakit baru tau rasa" ucap Raka dengan ketus.

Lama mereka saling terdiam memandangi hujan yang belum juga mau berhenti.

"Ka.." ucap Aluna memecah kan keheningan diantara mereka berdua.

"Hmmm."

"Apa yang gak kamu suka dari aku" tanya Aluna sambil menatap Raka dengan serius.

Raka hanya diam belum juga memberikan jawaban atas pertanyaan Aluna.

"Aku bisa berubah buat kamu ka, kamu pengen Aku jadi kayak apa,.. aku pasti bisa berubah buat kamu" kali ini Aluna berbicara sambil memegang tangan Raka.

"Aluna lepas" ucap Raka dingin.

Perlahan Aluna melepaskan genggaman tangan nya dan kembali menatap dengan tatapan kosong.

"Lo gak bisa paksa gue buat suka sama lo.. cinta itu gak bisa dipaksa" ucapan Raka menyadarkan Aluna dari lamunan nya.

"Apa udah ada wanita lain yang kamu suka" tanya Aluna dengan menggigit bibir bagian dalam nya.

Aluna takut jawaban dari Raka akan menghancur kan hati nya dan membuat ia melakukan diluar kendali nya.

"Hmm" hanya itu jawaban yang Raka berikan.

"Hmm.. itu apa Ka iya atau enggk" tanya Aluna dengan ucapan Raka yang ambigu.

"Ya gue punya.. jadi jangan berharap lagi pada ku" Kata-kata Raka membuat hati Aluna tergores tapi Aluna tak boleh menangis di hadapan Raka, ia akan menahan semampu nya untuk tak menangis, ia tak boleh menunjukkan sisi lainnya pada orang lain termasuk dengan Raka.

"Siapa" ucap Aluna dengan Suara yang mulai gemetar.

"Lo gak kenal dengan dia" sahut Raka dengan cuek.

"Kenapa kamu takut dia aku bully" cibir Aluna.

Raka hanya menatap Aluna dan berkata dalam hatinya "Kamu gak akan bisa bully dia na.. karena aku pun gak tau dia ada di mana."

"Na jangan jadi monster karena gue" kali ini Raka berkata dengan tulus, ia tahu Aluna adalah gadis yang baik selama ini ia tak pernah membully orang lain kecuali gadis yang mencoba memdekati Raka.

"Gue udah bilang ka.. aku bisa jadi apa pun untuk bisa bersama kamu" jawab Aluna dengan tegas.

"Terserah kalau begitu.. tapi yang pasti gue gak akan bisa suka sama lo."

"Kita gak tau masa depan ka.. bisa jadi nanti lo yang ngejer-ngejer gue hahaha" Aluna tertawa membayang kan jika suatu saat nanti bukan dia yang mengejar Raka tapi Raka yang mengejar nya.

"Mimpi" melihat Aluna tertawa lepas membuat Raka tersenyum tipis yang tak di sadari oleh Aluna.

"Pakai jaket nya disini dingin,.. nanti kalau mau jalan baru diikat lagi."

Tanpa membantah Aluna mengikuti perintah dari Raka.

Hujan sudah mulai berhenti, Aluna masih berdiri mematung enggan meninggal kan tempat ini, ia masih betah berduaan dengan Raka disini.

"Buruan naik.. nanti keburu maghrib" Raka harus sampai rumah sebelum maghrib, Bunda nya pasti sedang cemas menunggu kedatangan nya, Raka tak sempat mengabari Bunda nya karena batrai ponsel nya habis.

"Emm kita gak makan dulu gitu.. Aku laper soalnya" Aluna berusaha mengulur waktu.

"Udah sore lun, Bunda gue pasti nungguin gue dirumah.. lo makan dirumah lo aja."

"Sekali aja emang gak bisa apa" Aluna masih berusaha membujuk Raka dengan memasang wajah memelas nya.

"Gak lun.. lo gak naik gue tinggal" ancam Raka.

"Ihh Raka itu mulu ancaman nya" protes Aluna.

Dengan mengerucut kan bibir nya Aluna manaiki motor Raka.

Aluna merasa perjalanan pulang ke rumah nya berjalan begitu cepat, dengan terpaksa ia turun dari motor Raka.

"Gak mau mampir dulu ka" tawar Aluna.

"Gak.. gue pulang."

"Mulai deh kumat irit nya" cibir Aluna pelan yang terdengar seperti gerutuan ditelinga Raka.

"Apa.." tanya Raka, karena ia tak mendengar cibiran Aluna.

"Oh.. itu.. Aku ngucapin terimakasih" bohong Aluna.

"Sama-sama" setelah itu motor Raka benar-benar pergi dan tak terlihat lagi di pandangan Aluna.

Aluna memasuki rumah nya dengan senyum bahagia, berkali-kali ia mengucapkan kata terimakasih pada hujan, yang menimbulkan tanda tanya bik surti yang melihat kelakuan majikan nya.

"Selamat sore bik surti" sapa Aluna dengan mengecup pipi bik surti lalu melenggang pergi ke atas menuju kamar nya.

"Semoga non luna tetap tersenyum seperti itu Tuhan" Do'a bik surti dengan tulus.

Terpopuler

Comments

KIA Qirana

KIA Qirana

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2021-08-09

0

LiDyra

LiDyra

Janji Palsu Tuan Muda udah mampir nih kak.

2021-08-09

0

Irma Kirana

Irma Kirana

favorit, 5 like, dan rate 5 dari stuck in love CEO 🤗

semangat

2021-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!