Bukan sweet Home

..."Kata orang Rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang...

...Tidak bagiku rumah adalah tempat yang menyimpan kesakitan terdalam yang menggores hatiku..."...

*Aluna pov*

Aku mendengar kan musik dengan volume keras dan memejamkan mataku mencoba tak perduli dengan pertengkaran kedua orang tua diluar, entah untuk apa mereka pulang kalau hanya ingin bertengkar apakah mereka pikir rumah ini ring tinju.

Lebih baik mereka tidak usah pulang kerumah aku sudah cukup nyaman hanya tinggal dengan bi surti, bagiku sekarang bik surti sudah seperti ibuku kehadirannya disini sudah cukup bagiku, dari pada kedua orang yang sedang berargumen didepan.

Pikiran mereka hanya kerja kerja dan kerja mereka pikir aku hanya butuh uang mereka saja, aku juga butuh kehadiran mereka, mereka ada tapi seperti sudah tiada.

Tak tahan dengan pertengkaran mereka yang semakin menjadi, kulangkah kan kakiku keluar, dari tanggaku lihat papah yang membanting bas bunga dan mama ku tetap tak merasa takut ia tetap marah-marah pada papah, kini aku tau dari mana asal sifatku yang tempramen ini.

"Wah wah wah drama nya panjang banget ya dari tadi gak kelar-kelar ganggu orang tidur tau gak" aku berucap sambil bertepuk tangan seperti sedang menonton pentas seni.

"Aluna jangan kurang ajar kamu sama orang tua" lihatlah apa papa sekarang sedang mencoba mengkritik dirinya sendiri.

"Gimana ya aku gak pernah dididik sih, jadi gak tau cara hormat sama orang tua"jawabku sambil melipat tangan ku diatas dada.

"Aluna jangan ikut campur urusan orang tua sana masuk ke dalam kamar" mamah ku memberikan titah dan tentu saja aku harus membantah hahahha.

"Gimana kalau dibalik aja kalian yang pergi kemana kek, aku mau tidur kalian berisik kalau dirumah."

"Aluna" kulihat wajah papa semakin memerah.

"Apa pah, mau apa mau bentak aku atau mau pukul aku Ayo sini Aku udah siap tapi abis itu kalian berhenti bertengkar atau kalian gak usah pulang kerumah ini" kataku dan berbalik pergi menuju kamarku.

*author*

Kedua orang dewasa itu tetap berdebat saling menyalahkan satu sama lain.

"Liat Kelakuan anak kamu coba kalau kamu gak kerja ngurusin Aluna yang bener pasti dia gak kurang ajar kayak sekarang" Agung papah aluna menunjuk-nunjuk istrinya.

"Gak salah mas nyalahin aku mas pikir kenapa aku kerja, gara-gara mas aku kesepian dirumah mas jarang pulang sekali nya mas pulang mas ajakin aku ribut" dengan nafas tak beraturan ayunda ibu Aluna membantah perkataan suaminya yang selalu menyalahkan diriku.

"Alah dasar kamu nya aja gak bersyukur jadi perempuan, kurang apa aku semua yang pengen kamu beli aku kasih."

"Mas pikir cuman dengan uang aku betah dirumah gak mas aku capek aku mau tidur" Ibu Aluna pergi meninggal kan suami nya di ruang tamu sudah dipastikan suaminya tak akan tidur dikamar mereka ia lebih memilih tidur diruang tamu dari pada tidur dengan istrinya untuk menyelesaikan masalah mereka.

Didalam kamar Air mata Aluna perlahan turun, ya dia juga bisa menangis saat rasa sakit itu tak dapat lagi dia tahan, tapi dia wanita yang menutupi topeng lemah nya dengan sikapnya yang pemarah, agar tak ada satu orang pun yang melihat nya dengan tatapan kasihan ia tak suka itu.

"Hiks hiks Aku kangen mama sama papah yang dulu" Aluna punya masa kecil yang menyenangkan saat dia kecil ayah dan ibu nya tak pernah memperlihatkan pertengkaran didepannya.

Ia masih ingat papah nya menggendong dirinya di punggung nya, ia juga masih ingat saat papah nya mengajarinya bermain sepeda, dan mama nya yang menemani nya belajar mengantarkan nya ke sekolah setiap harinya.

Setiap sabtu atau minggu mereka akan pergi berwisata atau hanya makan siang diluar.

entah mulai dari kapan keadaan rumah nya seperti dineraka.

Isak tangis itu mulai terdengar makin kencang tertutup dengan suara musik yang Aluna stel volume nya dengan sangat keras untuk menutupi suara isak tangisnya

Perlahan mata itu tertidur membawa kesedihan dalam tidurnya sesekali isak itu masih terdengar dari bibirnya.

Terpopuler

Comments

Bintun Arief

Bintun Arief

udah tau deh kenapa dia seperti itu ternyata masalah nya berawal dari rumah. Kasian sih kalau kasusnya sperti ini. Uang nggak jamin hidup itu bahagia kawan!

2021-08-15

0

Vay Roze

Vay Roze

di(spasi) keterangan tempat > di rumah, di dalam, di luar, dlsb.

di(no spasi) kata kerja/kata sifat > dimiliki, ditinggal, dlsb.

jangan bosan buat belajar dan terus belajar.semangat berkarya.

2021-08-12

0

Lizaz

Lizaz

Aku mampir thor
mari singgah juga di novel aku

2021-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!