🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Hari ini semua mayra berangkat di antar oleh ayahnya mengunakan mobil, dia menunggu kedua temannya di kelas sambil memeriksa beberapa tugas sekolahnya.
Jeni dan nana sudah datang kemudian menghampiri mayra yang sedang fokus.
"Dorr.." kompak keduanya mengejutkan mayra.
"Kalian ini mau aku jantungan." kesal mayra.
"Lebay banget sih may, gitu aja jantungan, lebih jantungan mana hari ini sama kemaren pas di hukum pak adi?" tanya jeni menggoda.
"Sama aja gak ada bedanya." sungut mayra kesal.
"Kerajin tugas nya si guru resek itu, atau kalian mau kenak hukum juga? mana ntar jam terahir." keluh mayra.
"Siap..." kompak keduanya.
➖➖➖➖➖
Tibalah di jam pelajaran terahir, guru itu masuk dengan membawa beberapa buku tebal.
Dia mengajar dengan serius, sesekali menerbitkan senyumnya agar pelajarannya tidak terlalu menegangkan.
Pandangan adi tak luput dari wajah mayra, yang fokus dengan pelajarannya, namun masih enggan menatap ke arah adi jika tidak terdesak seperti kemarin. Hal itu membuat adi semakin menggebu untuk membuat mayra semakin mendekat sendirinya.
"Aku pastikan mayra kau tak akan pernah lepas dari pandanganku, saat kau mulai memandangku kau tak akan pernah berpaling dari diriku." batin adi.
Jam 10 bel pulang sekolah berbunyi membuat mayra merasa lega.
"Ahirnya aku bisa bebas dari guru menyebalkan itu."batinnya.
Saat hendak keluar bersama jeni dan nana mayra di cegah oleh adi dengan alasan memerlukan mayra membawakan bukunya.
"Mayra ...bawakan buku saya, setelah ini kamu harus bantu saya mengoreksi semua tugas murid kelas 12." tegas adi berjalan ke ruangannya.
"Loh pak, kok saya sih yang di suruh bantuin, lagipula ini sudah jam pulang sekolah, sekolah sepi masak saya di sini sendiri?" kesal mayra.
"Siapa bilang kamu sendiri, di sini ada saya yang bersama kamu, lagi pula kita akan mengoreksi semua ini di rumah saya." tegasnya tak peduli mayra yang kesal.
"Kalau orang tua saya nyari gimana pak." keluhnya.
"Kamu telfon mereka, bilang kalau kamu di mintai tolong oleh gurumu." ucapnya acuh.
"Ishh bapak." kesal nya.
Setelah menelfon ibu dan ayahnya mayra ikut ke rumah adi, meski terpaksa dia harus ikut, karna bagaimanapun mayra tetap merasa sungkan pada guru itu meski dia tak suka.
"Kalau saja bukan guru sendiri, aku ogah mampir ke rumah guru menyebalkan ini, apalagi harus membantunya segala." batin mayra menggerutu.
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di rumah adi, mayra tertegun melihat rumah adi, rumah yang luas dan mewah, tiba-tiba saja ada seorang wanita paruh baya yang menghampiri keduanya.
"Siang den, kok tumben udah pulang jam segini." tanyanya.
"Iya bik, hari ini memang jam pulang lebih awal, kenalkan bik ini mayra murid saya, tolong buatkan dia minuman ya bik, dan ini bik jum mayra." jelas adi, namun mayra tak perduli.
"Iya pak." jawab mayra tak perduli.
"Saya ke kamar dulu, kau mulailah koreksi semuanya, tunggu di sini." ucap adi meninggalkan mayra.
"Dasar guru nyebelin, kalau aja bukan guru sendiri udah aku tinggalin dia." gerutu mayra, kemudian mulai mengoreksi semua soal ujian.
Bik jum datang memberi minuman pada mayra, dia tersenyum penuh arti, entah apa yang ada di benaknya mayra tak tau.
"Makasih bik jum." ucap mayra sopan.
"Iya non sama-sama."
"Jangan panggil saya non bik, mayra aja." balas sabrina tersenyum.
Bik jum pergi meninggalkan mayra, di dapur dia merasa senang karna tuannya yang dulu mulai kembali, melihat sosok mayra pertama kali membuatnya yakin kalau dia yang membawa perubahan pada diri sang majikan.
"Dia gadis pertama yang den Adi bawa setelah nyonya pergi, aku yakin mayra orang yang baik dan tepat untuk den adi." batinnya senang.
Dengan fokus mayra mengerjakan semua, ia ingin segera selesai dan pulang, dia tak ingin berlama-lama di rumah itu, sampai-sampai dia tak sadar kedatangan adi yang sudah ada di belakangnya.
"Ya tuhan bantu aku, ini aku yang gurunya atau dia, kenapa harus aku yang melakukan semuanya, katanya cuma membantu saja." gerutu mayra berbisik tapi adi masih mendengar jelas.
"Kheemm...apa sudah selesai mayra?" tanya adi.
"Belum pak, ini masih banyak." ucapnya menahan emosi.
"Kau lanjutkan nanti saya periksa." ucap adi duduk di sofa samping mayra.
☘☘☘☘☘
Mayra sedikit menggeser duduknya tak kala adi duduk di sampingnya, rasa kesal membuatnya semakin jengkel.
Adi yang menyadari mayra sedang kesal ingin sekali membuatnya semakin kesal.
"Kau tidak boleh pulang sebelum semua ini selesai." tegas adi.
Mayra menoleh ke arah adi dengan wajahnya yang di paksa tersenyum.
"Pak..kalau saya harus melakukan ini semua, bisa-bisa saya harus menginap di sini, kan ini tugas bapak kenapa saya yang harus melakukan semuanya, lagi pula saya kan cuma bapak suruh membantu." ucap mayra menahan emosi.
"Kau semakin menggemaskan mayra saat sedang kesal, aku jadi ingin memakanmu." batin adi.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Dengan sengaja adi menggeser duduknya dan menarik mayra kedalam pelukannya, dengan satu kali hentakan membuat mayra berada di dada bidangnya.
"Kalau itu harus kenapa tidak? lagipula aku tidak keberatan mayra, kau hanya boleh pulang sesuai perintah ku." bisik adi dengan seringai liciknya.
"Bapak sadar?" tanya mayra menengadahkan wajahnya ke atas menatap adi yang memeluknya.
"Sangat sadar mayra." tegas adi.
💋 Cup..satu kecupan menadarat di bibir mayra.
Mayra mendapat serangan mendadak hanya bisa mematung membulatkan matanya, jantungnya berpacu lebih cepat, membuat bibirnya kelu.
"Oh tuhan kenapa bibirku tak bisa bicara, apa yang dia lakukan tadi, benarkah dia sudah mencium ku." batin mayra bergelut dengan pikirannya.
"Kau sangat berisik mayra, jadi aku harus menghukummu, apa kau suka?" ucap adi tersenyum, masih memeluk mayra bahkan tangganya membelai lembut wajahnya.
"Bapak..." Kesal mayra melepas pelukan adi.
"Kenapa mayra?" tanyanya pura-pura bodoh.
"Bapak mesum, se enaknya saja bapak mencium saya, tanpa permisi." sungut mayra kesal.
"Itu salahmu, kerjakan atau aku benar-benar akan membuatmu menginap di sini." ancam adi kemudian meninggalkan mayra.
"Ya tuhan guru menyebalkan itu, membuatku kesal saja, sudah aku bantu tapi malah begini, itukan ciuman pertamaku." gerutu mayra yang masih di dengar adi karna jaraknya masih tak jauh dari mayra.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Sedangkan adi tersenyum puas karna sudah menang dan membuat mayra kesal, dia pergi kekamarnya untuk mengambil kunci mobilnya.
"Jadi itu ciuman pertamamu mayra, aku akan memulai itu untuk melanjutkannya." batin adi senang.
Adi sengaja meninggalkan mayra selama setengah jam dan menunggu di kamar, kemudian kembali untuk mengantar mayra pulang karna sudah jam 2 siang.
"Apa sudah selesai mayra?" tanya adi yang kini sudah berdiri di hadapan mayra.
"Sudah pak." bohong mayra tanpa menatap adi.
Mayra belum menyelesaikan semuanya, dia menyelipkan beberapa yang belum selesai di antara kertas yang sudah dia koreksi, sebenarnya adi tau karna tadi dia sempat melihat itu saat hendak turun menuju tangga.
"Kau berani berbohong mayra, tapi tak masalah, hari ini kau aku lepaskan, tapi besok jangan harap." batinnya.
"Ya sudah pak, saya mau pulang dulu."ucap mayra berdiri.
"Baiklah, aku akan mengantarmu." ucap adi.
"Tak perlu pak, saya bisa pulang sendiri naik taksi." cegahnya.
"Kau mau pulang atau menginap di sini." ancam adi melangkah maju mendekati mayra.
"Baiklah pak." gugup mayra mundur namun terhenti karna ada sofa di belakangnya.
"Kau tau mayra, sekali aku maju maka kau tak akan bisa mundur atau pergi dariku, jangan berharap dan mencoba hal itu terjadi, jika tidak aku bisa melakukan hal yang tak pernah kamu bayangkan." jelas adi berbisik di telinga mayra.
"Maksut bapak apa?" tanyanya bingung.
"Maksutku, semakin kau menjauh makan akan semakin kau dekat denganku." tegas nya lagi menarik pinggang mayra hingga menempel dengannya.
"Lepas pak, jangan sampai ada yang melihat kita, jika tidak ini akan menjadi masalah, kita guru dan murid jangan sampai istri bapak melihat ini." gugup mayra mencoba melepas tangan adi di pinggangnya yang semakin erat.
"Hahaha...kau pikir bisa lepas dariku, mayra sadarlah, jadi ini alasanmu menjauhiku." ucap adi mengerti mayra yang menjauh darinya.
"Tapi ...ini tidak pantas pak." ucap mayra masih memberontak.
"Diam atau aku benar-benar akan menngurungmu di sini." ancam adi kembali berbisik.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Mayra yang takut kini diam mematung, tubuhnya masih menempel dengan adi, aroma manis mayra menyeruak di indra penciuman adi, di hirupnya aroma itu dalam-dalam oleh adi, membuat adi merasa tenang.
"Aku suka wangimu mayra, sangat suka." batin adi.
Menunggu beberapa saat hingga adi puas menghirup aroma tubuh mayra dan melepasnya.
"Huff ..."helaan nafas panjang terdengar saat adi melepasnya.
"Ayo kita pulang." ucap adi pergi lebih dulu.
Mayra melangkah lemas, jantungnya serasa habis berolah raga, dia sudah pasrah dan tak ingin berdebat lagi, berharap bisa pulang dan pergi dari guru menyebalkan itu.
Di sepanjang perjalanan mayra terdiam, dia tak berani bertanya ataupun menjawab ucapan adi, entah kenapa hari ini begitu menyebalkan menurut mayra, adi yang tau mayra kesal berpura-pura bodoh dengan sikap nya yang berubah dingin.
🙏🙏🙏🙏🙏
Trimakasih para readers, mommy mau lanjutin novel ini sambil nunggu novel mommy yang lagi macet, judulnya "Sugar baby CEO" karna up sebanyak 5 episode tapi selalu gagal.
Semoga suka dan sabar menunggu up selanjutnya.
Like, favorite dan komentar sebanyaknya.
Trimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Maya Zivana
semangat Thor
2022-11-17
0
Qaisaa Nazarudin
Whhaattt ini pak guru kenapa sih? Mayra juga kenapa gak berontak saak tiba tiba di peluk?? Emang nya masa lalu meeka itu gimana sih thor??kok aku penasaran,🤔🤔🤔
2022-11-02
0