Waktu pun berlalu dengan cepat, tanpa sadar di luar langit semakin gelap, turun hujan deras di sertai petir menyambar-nyambar. Salma yang masih sibuk dengan pekerjaannya tidak tau kalau ternyata Rafael sudah lama pergi dari ruangannya.
Pukul 23:30 malam
Salma masuk ke ruangan Rafael dengan membawa tumpukan berkas yang dimintanya.
Ada selembar kertas yang sengaja ditinggalkan Rafael untuknya. Bertuliskan,
Rafael
Kirimkan semuanya ke email ku malam ini. Jangan lupa, malam ini!
Salma
Hah….
Salma
Dia sepertinya sengaja mempersulitku.
Salma
Ku harap dia tidak menyesali perbuatannya padaku suatu hari nanti...
Setelah menyelesaikan tugas dan mengirimkannya melalui email sesuai perintah Rafael, barulah Salma bisa pulang dengan perasaan tenang. Sadar di luar sedang hujan lebat dan ia tidak membawa payung, dia pun hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.
Salma
Rasanya aku ingin lari dari kenyataan…
Salma
Tapi,
Salma
Jika aku pergi untuk ke dua kalinya tanpa ada alasan yang jelas, takutnya dia akan mengejarku hingga ke lubang semut sekalipun.
Salma
Aku lelah…
Sebuah suara samar-samar terdengar di balik suara hujan.
Dion
Bunda…
Dion
Bunda!
Bocah itu berlari menghampiri Salma yang berdiri tidak jauh darinya
Salma menoleh ke arah suara yang terdengar tidak asing di telinganya. Ia tersenyum melihat putranya datang memeluknya dengan erat.
Dion
Bunda telat pulang, makanya kami datang menjemput bunda.
Salma
Kami?
Dion
Iya. Dani tertidur di dalam mobil. Dion dan papa yang nungguin bunda...
Salma melihat Aldian yang berjalan mendekat sambil memegang payung tersenyum padanya.
Aldian
Apa dia mempersulitmu?
Salma
Yah begitulah…
Mengalihkan topik pembicaraan.
Salma
Apa wajah Mas masih sakit?
Aldian
Oh ini...
Sambil memegang pipinya yang membiru.
Aldian
Tidak sakit kok, tadi sudah dikompres pakai es sama Mama.
Salma
Mama datang ke rumah?
Aldian
Iya...
Aldian
Katanya rindu sama Dani dan Dion.
Salma
Jadi Mama sendirian di rumah?
Aldian
I-itu… sebenarnya Mama ikut menjemput.
Tersipu malu.
Aldian
Mama jagain Dani di dalam mobil.
Salma tersenyum lebar melihat sikap Aldian.
Salma
Aku jadi merasa bersalah ngerepotin semuanya.
Aldian
Gak merepotkan kok.
Aldian
Kitakan satu keluarga...
Tak jauh dari sana Rafael menguping pembicaraan mereka bertiga sedari awal. Ia merasa Salma dan Aldian hidup bahagia dengan keluarga kecil mereka, sementara Salwa yang sudah meninggal menderita seorang diri.
Dengan tatapan tajam, alis yang meruncing, bibir yang mengerucut, dan tangan yang mengepal kuat, rasa benci terhadap mereka berdua semakin dalam.
Niat akan balas dendam semakin besar tertumpuk di dalam hatinya.
Comments
Alfi Nita
bunuh aja suaminya biar keinginan mu terkabul
2021-07-18
0
Nila Fin
like ah
2021-07-18
0
Ila Susi
Rafael lu pulang lewat mana 😸
2021-07-14
0