Alea dengan wajah berseri-serinya menghampiri Arya yang sedang bermain basket sendirian di lapangan.
Ia berdiri dengan tangan yang menutupi mata dari silaunya terik sang surya.
Arya yang melihat Alea seperti menunggunya lantas berjalan ke arah gadis itu sambil mendrible bola basketnya.
"Pasti cape yah, aduh kasihan."
"Ayo sini duduk." sahutnya dengan sangat manis, mengajak Arya untuk duduk di tribun dan mengerjap-ngerjapkan matanya dengan so imut sambil menatap Arya yang sedang melegut air mineralnya.
"Ada apa?" Tmtanya Arya, ia sudah yakin jika ada sesuatu hal dibalik sikap manis Alea, Arya sudah hafal dengan tingkah anak badung itu.
"Hah?"
"Ya loe, so, imut gitu, ngapain?"
"Loe baik gini sama gue karena ada maunya 'kan?" sahut Arya dengan cuek tanpa mau menatap Alea yang berada di sampingnya.
"Cerdas!" decak Alea sambil menjentikan jarinya dihadapan Arya.
"Gue ada rapat OSIS. Loe harus nungguin gue balik!"
"Kalau gue bilang nggak?"
Alea mendengus.
"Loe harus nunggu gue, pokoknya titik!"
"Loe yang udah nyuruh sopir gue buat balik! Jadi, loe harus tanggung jawab!" sahut Alea dengan berapi-api.
Arya menutup botol minumannya.
"Gue ada latihan di lapangan kompleks,"
"Gue gak mau tau, pokoknya loe harus nunggu gue." paksa Alea tanpa bisa dibantah.
"Al, gue_"
Belum selesai Arya berbicara, Alea sudah berlalu pergi dari hadapannya dengan langkah cepat.
Arya hanya membuang nafasnya dengan kasar, kemudian bangkit dan berlalu menuju kelas.
Pelajaran terakhir di mulai, dan selama itu pula Alea sama sekali tidak menoleh pada Arya yang sejujurnya ingin bernegosiasi dengan Alea tentang pulang bareng mereka.
Jika rapat akan berlangsung lama, maka Arya akan pulang duluan dan menjemput Alea nanti, tapi sepertinya Alea tidak bisa di ajak berbicara.
*
*
Arya yang sedang nongkrong diatas motornya sudah beberapa kali melihat arloji di pergelangan tangannya, sudah dua jam lebih ia menunggu Alea.
"Alea rapat apa, sih, ini!" decaknya.
Tak lama setelah itu, Alea muncul bersama dengan Erin dan beberapa anggota OSIS yang juga mau pulang.
Dengan tersenyum manis, Alea berjalan begitu saja melewati Arya yang menggelengkan kepalanya karena heran.
Arya meletakan helmnya di atas jok motor, kemudian menghampiri Alea.
"Alea,"
"Hmm."
"Loe mau kemana?"
"Balik lah, emangnya mau nginep?" Alea menyahut kalem sambil membuka pintu mobil Erin dibagian kemudi.
"Loe apa apaan sih?!"
"Gue udah nunggu loe berjam-jam, dan loe malah mau pulang bareng temen loe?" sahut Arya dengan jengkel.
"Masalahnya dimana coba?"
Arya diam, ia geram sendiri meladeni Alea yang terlalu kekanak-kanakan ini.
"Udah. Mending sekarang loe pulang, terus latihan basket di lapangan kompleks. Oke, bye Beruang kutub." sahut Alea sambil menepuk sebelah dada Arya, kemudian masuk ke mobil Erin dan mulai menghidupkan mesin mobil.
Arya hanya berdiri sambil memandang mobil Erin yang perlahan melaju meninggalkan parkiran Tunas Bangsa, itu dengan resah.
"Alea!" Geramnya.
Kemudian ia cepat berbalik dan kembali ke motornya.
*
*
"Gila! Loe sadis tau nggak sih Al" decak Erin sambil sesekali menengok ke belakang, melihat motor Arya yang mengikuti mereka dari belakang, dan tak lama trail tinggi itu melaju dengan kecepatan tinggi, menyalip mobil Erin yang dikemudikan Alea.
"Ngambek kayaknya dia Al,"
"Terserahlah, lagian suruh siapa dia lebih mentingin latihan basket di kompleks daripada nungguin gue balik."
"Mikir dong Baby, emang loe siapanya dia sampe dia harus prioritasin loe coba?"
Alea diam, sambil mengetuk ngetukan jarinya di gagang stir.
"Loe marah karena di nggak prioritasin loe?" tanya Erin sambil mencolek bahu Alea.
"Gak!"
"Ngaku deh Al!"
"Diem deh, gua turunin loe nanti! " ancam Alea
"Eitt, mobil siapa coba?"
"Yang nyetir siapa coba?" Alea tidak mau kalah.
Erin terdiam pasrah, kemudia mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Iya iya, ampun." sahutnya.
"Sadis bener loe!"
"Ini belum seberapa sama dia yang udah ngehantuin kehidupan gue selama ini." sungutnya dengan mata sinis menatap ke jalanan.
Erin mengernyit, ia tidak tau apa maksud Alea
"Al, gue udah nggak bahas masalah Arya loh." Sahutnya dengan suara yang amat hati-hati.
"Eh,"
*
*
Arya segera memarkirkan motor kesayangannya, kemudian melepas jaket bombernya dan berjalan ke arah lapangan.
"Loe telat satu setengah jam Ar, habis darimana sih?" tanya Miko, kapten basket kompleks perumahan Arya.
Dia dua tahun lebih dewasa dari Arya, dia orang mampu, tapi karena nakal ia tidak meluluskan Sekolah Menengah Atasnya. Orang tuanya sudah kewalahan meladeninya, tapi Arya akui, jika bakatnya dalam cabang olahraga Basket memang patut di acungi jempol.
"Habis pacaran dulu sama si Alea," sambar Reno
Nah, kalau dia ini anak sekolah swasta, orang tuanya bukanlah orang berada seperti orang tua Arya dan Miko. Sehingga Reno sering kali membolos sekolah demi untuk bekerja serabutan terkadang, sayangnya meski seringkali ditawari bantuan oleh Arya dan Miko, Reno selalu menolak dengan berkata.
"Kalian enggak usah bantuin gue, gue masih mampu nyari duit buat makan. Ntar gue malah keenakan kalo kalian bantuin terus." begitu katanya.
Ayahnya yang sakit keras mengharuskan ia banting tulang, syukur-syukur ia masih bisa bersekolah. Jika lelah, kadang ia menghisap sebatang rokok untuk menenangkan fikirannya, meski sejujurnya ia juga merasa barang tersebut merusak kesehatan. Tapi sepertinya ia sudah terlanjur tidak bisa lepas dari barang yang mengandung nikotin tersebut.
Yang membuat Arya salut, Reno adalah orang paling jujur yang pernah ia temui.
"Mana si Alea nya?" sambarnya lagi.
"Gue nggak sama Alea!"
sahut Arya dengan datar, mengingat jika dirinya di kerjai oleh gadis itu, Arya merasa geram sendiri.
Reno hanya mengangkat alisnya pada Miko dengan tatapan meledek Arya, dan kemudian tertawa dengan Miko.
Keduanya memang tau kedekatan antara Arya dengan Alea yang sudah berlangsung lama itu. Meski sejujurnya mereka menyebut status keduanya adalah sebagai 'Musuh'.
"Pada maen nggak nih?" tanya yang lain, yang nampaknya sudah pada pegal menunggu Arya dengan Miko dan Reno.
"Main dong!" Miko menyahut cepat.
"Bentar ya, gue ganti baju dulu." sahut Arya sambil berlalu.
Begitulah Arya, meski ia cenderung datar dan kaku. Faktanya pergaulan pemuda itu begitu luas, ia bukanlah orang yang pemilih dalam berkawan. Ia berteman dengan siapa saja dari berbagai kalangan.
Baginya, yang paling penting adalah ia tidak ikut terjerumus dalam hal negatif.
Dan Alea tidak tau, jika pemuda yang selalu ia beri julukan Beruang kutub itu, faktanya masih ada beberapa hal darinya yang tidak diketahui oleh Alea.
*
*
Alea berjalan dengan lesu menuruni anak tangga.
"Ehh, Al baru aja Mama mau bangunin kamu," Sahut Gita yang kemudian ngeloyor pergi ke arah dapur, sedangkan Alea hanya mengernyitkan dahi. Tidak mengerti maksud sang mama.
Lantas Alea yang hanya memakai hotpans dan tantop serta rambut yang disanggul acak itu berjalan ke arah di spenser. Melegut segelas air putih dengan lesu, tapi kemudian tiba-tiba saja matanya membulat sempurna saat melihat seseorang tengah duduk di ruang tamu.
Seketika saja Alea menyemburkan air yang tengah diminumnya, kemudian mengucek matanya untuk memastikan sesuatu.
"Plis-plis bukan hantu." desisnya pada diri sendiri.
Sedangkan Arya hanya mengernyit saja menatap Alea yang berkomat-kamit.
"Al, kok malah bengong sih. Itu ada Arya mau ngajakin belajar, katanya kalian ada PR," sahut Gita yang membuat Alea jengkel setengah mati.
PR? Damn!
"Iya Ma," sahutnya dengan nada patuh.
"Kalian belajar, yah. Mama mau istirahat!"
"Alea, kamu jangan bikin Arya kesel yah,"
Alea hanya mengangguk patuh, Gita mengusap rambut putrinya itu dan kemudian tersenyum pada Arya sebelum berlalu ke kamarnya.
Setelah Gita pergi, perlahan Alea menatap Arya dengan tajam. Kemudian meletakan gelas yang tadi dipegangnya itu dihadapan Arya dan duduk di sofa.
"Loe enggak marah sama gue?" tanya Alea dengan hati-hati.
Arya hanya menghela nafas, tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Alea barusan.
"Loe ambil buku materi sama pensil, kita belajar!" perintah Arya, mengalihkan pembicaraan, malas jika harus membahas kejadian tadi siang.
"Kalau gue enggak mau?"
Arya nampak lagi-lagi menghela nafas, kemudian Alea tersenyum.
"Iya, iya, gue ngambil buku sekalian ganti baju."
Mendengar kata 'ganti' Arya yang semula membuka buka buku materi mengangkat wajahnya dan menatap Alea.
Alea mengernyit.
"Mata loe nggak usah nakal kali Ar, loe bukan cuma sekali ngeliat gue kayak gini!" sindir Alea yang membuat Arya kelabakan dan langsung mengalihkan pandangannya.
Alea berbalik badan dan kemudian pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, dengan senyuman. Meninggalkan Arya di ruang tamu sendirian.
*
*
Alea kembali dengan beberapa buku materi ditangannya, ia juga sudah berganti baju dengan kaos oblongnya dan kemudian duduk lesehan berhadapan dengan Arya.
Baru Arya mau menjelaskan, gadis itu sudah lebih dulu lemas karena malas. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Arya datang ke rumah Alea untuk belajar bersama.
Hanya saja Alea tidak pernah kehabisan cara untuk menggagalkan usaha Arya, seperti sengaja mengajak pemuda itu untuk jalan- jalan malam keliling kompleks demi menghindari belajar. Meski tidak setiap cara juga ia selalu berhasil, Arya terlalu cerdas untuk dikadalin, diakan buaya.
"Loe niat belajar enggak sih?" tanya Arya saat melihat Alea yang justru malah menopang kepalanya dengan tangan dan memejamkan mata.
"Gue gak pernah ada niat belajar Arya, loe nya aja yang so baik selalu ngajakin gue belajar."
"Loe ribet!" sambungnya.
Arya membereskan buku bukunya.
"Eh,"
"Loe ngambek?" tanyanya sambil menahan tangan Arya.
Arya menggeleng.
"Udah malem, gue mau balik." Katanya sambil berdiri. Alea mengikuti dan mengantar Arya sampai ke teras.
"Gue balik," pamit Arya dengan cuek.
Alea yang menempelkan wajahnya pada pintu dengan ekspresi mengantuk hanya mengangguk kecil saja.
"Bye Arya," sahutnya sambil melambaikan tangan pada pemuda dengan suiter putih itu.
Tidak perlu heran, mereka memang seperti itu. Jika ada waktu untuk akur, mereka juga akan akur sendiri. Tidak harus ribut setiap hari.
Lucu memang, tapi sekiranya begitulah yang terjadi.
*
Semoga suka:")
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Kasian deh Arya nunggu berjam jam lama,eh malah pulangnya sama temen...tega banget Alea...🤦🤦
2022-09-02
1
k2
bagus thor
2020-09-26
1
Farah Zaky
jadi inget temen 1 kelas ku..
selalu gitu, akur & berantem..😄
klo gak berantem gak enak..
tiap hari selalu bareng truzz
2020-08-12
2