Alea duduk di gedung belakang sekolah, di bawah pohon besar. Dia hanya sendiri, tapi terlihat sedang berkomat-kamit berbicara, entahlah dengan siapa, atau sedang memaki siapa.
"Harus banget yah, di dunia ini tuh ada iblis yang so tampan kaya si Beruang kutub itu?" rutuknya sambil menopang dagu.
"Bete kan gue, Arya emang paling bisa ngerusak mood gue, pagi-pagi kayak gini" makinya lagi yang terus menerus mengutuki Arya.
Ia merenung sebentar. Kemudian, seperti ada sebuah bohlam lampu yang menyala di atas kepalanya, Alea tersenyum dan kembali ke kelas. Kelas akan di mulai sekitar
sepuluh menit lagi, tapi ia kembali bukan untuk itu.
Alea masuk ke kelasnya dan mengambil tas, kemudian pergi lagi keluar. Berjalan dengan santainya ke arah gerbang.
"Pak Mamat." sahutnya sambil mengedip- ngedipkannya mata dengan manis.
Setelah mati-matian merayu Pak Mamat, satpam sekolah, akhirnya Alea bisa melewati gerbang untuk keluar, ia sudah menelpon sopirnya untuk segera datang menjemput.
Sopir Alea memang cekatan, mobil hitam itu sudah stay di pinggir jalan.
Baru Alea hendak masuk ke mobilnya, tiba-tiba saja seseorang malah menutup pintu mobil Alea.
"Isshh."
Alea langsung pasang wajah bringsut, dan melipat tangannya di dada.
"Mau kemana?"
"None of your business!"
"Loe nggak bisa bolos!"
"Kenapa nggak bisa? Gue bisa lakuin apapun yang gue mau. Emangnya loe siapa? Ada hak apa ngelarang larang gue?" semprot Alea, panjang lebar.
Tak menggubris cerocosan Alea, justru orang itu malah menyuruh sopir Alea untuk pergi. Dan anehnya, sopir Alea menurut. Seketika saja langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan Alea yang tengah menganga di tempatnya.
"ARYA! Loe emang nggak bisa ya, sehari aja nggak bikin gue kesel? Nggak bisa?!"
"Gue pusing tau nggak sih, pengen pulang!" ocehnya dengan suara melengking.
"Loe pikir ini sekolahan milik nenek moyang loe? Jadi loe bisa dateng dan pulang seenak loe aja, gitu?" Arya menyahut dengan datar.
"Iya!"
"ALEA!"
"Iya Arya, *S*ayang. Kenapa?"
Arya menghela nafasnya dengan kasar.
"Loe bisa serius sedikit nggak sih?" tanya Arya dengan lemah.
"Beruang Kutub, loe bisa nggak sih kalo nggak usah serius-serius amat? Kaku!"
"Nggak bisa!"
"Oke, jadi mau loe sekarang apa?" tanya Alea dengan sewot.
Arya tak menyahut. Dia menarik tangan Alea begitu saja dan menyeretnya menuju kelas, tanpa keduanya tau, jika Micelle melihat hal itu dari jarak jauh dan langsung menggerutu.
"Sejak kapan sih, Arya sama si Alea itu akrab? Pake pegangan tangan segala lagi!"
*
Kelas sudah dimulai. Pak Badru, Guru Bahasa Indonesia yang super killer sudah selesai menuliskan bahan pelajaran di papan tulis.
"Arya! Alea! Kalian terlambat?" tanya Pak Badru yang galak dan sedikit konyol itu.
"Iya, Bapak kan udah liat sendiri. Masa pake nanya segala!" racau Alea dengan suara kecil. Pak Badru nampak hanya menyipitkan matanya saja.
Sedangkan anak-anak yang lain sedang sibuk menyalin tulisan di papan tulis yang terlihat persis seperti sejarah Perang Baratayudha, panjang bener dah.
"Bapak mau ngeluarin saya? Oke, dengan senang hati." sahut Alea dengan anggun sambil memutar tubuhnya hendak keluar.
"Tidak Pak, kami minta maaf. Kami terlambat." Arya angkat bicara yang membuat Alea menghentikan langkahnya tanpa mau berbalik badan.
"Baik, kalian silahkan duduk!" sahut Pak Badru yang membuat Alea dengan cepat memutar tubuhnya lagi.
"Loh Pak, bukannya aturannya yang terlambat tidak boleh mengikuti pelajaran!"
"Kok, Bapak nggak konsisten gitu sih." Gerutunya.
"Mood saya sedang baik hari ini." sahutnya yang membuat Alea geleng-geleng kepala, tidak percaya.
"Pak—"
"Kamu duduk sekarang Alea, jangan mengganggu yang lain." teriak Pak Badru yang membuat Alea ngibrit menyusul Arya yang sudah duduk di kursinya.
Alea menghela nafas, kemudian menoleh pada Arya dengan geram, yang sudah memaksanya harus kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran membosankan Pak Badru.
"Awas loe!" Ancamnya pada Arya sambil melempar penanya pada pemuda itu.
Arya hanya menoleh, lalu memungut pena berwarna biru itu dan menyimpannya di saku alamamternya.
Alea melotot.
"Enak aja! Balikin!" sahutnya dengan pelan sambil menyodorkan tangannya pada Arya.
"Gue juga mau nulis!" sambungnya setelah Arya menyerahkan pena miliknya itu.
Arya tak menyahut, ia justru malah sibuk menyalin tanpa memperdulikan gerutuan Alea.
*
"Apa apaan sih ini. Ngapain coba ngasih PR segitu banyaknya?"
Alea menggerutu saat jam pelajaran berakhir, Pak Badru sudah keluar setelah ia memberikan beberapa tugas pada mereka.
Alea memiringkan duduknya menghadap pada Arya yang nampak anteng anteng saja itu.
"Arya. Ini gara gara loe ya, gue jadi menderita!" Protes Alea dengan tatapan tajamnya.
Arya yang sudah memasukan buku tulis miliknya lantas menoleh.
"Terus loe mau apa?" tanya Arya, pemuda itu selalu nampak kalem dan tenang saat berhadapan dengan seorang Alea.
"Loe harus ngerjain PR gue!"
Alea bangkit, lalu menyerahkan bukunya dengan paksa pada Arya. Kemudian pergi ke luar untuk menyusul Erin dan Luzi yang sudah keluar duluan menuju kantin.
Sedangkan Arya hanya menghela nafas, kemudian menggelengkan kepalanya, lalu menatap buku Alea yang berada ditangannya. Ia sudah terlalu sering mengerjakan PR gadis itu.
Anehnya, Arya selalu tidak bisa menolak.
*
*
Alea mengobrol dan tertawa dengan kawan kawannya di kantin, duduk ditempat yang biasa mereka tempati.
"Al, Al, loe mau kapan akurnya sih sama Arya?" tanya Erin, mengalihkan pembicaraan.
Alea yang sedang mengunyah biskuit cepat melegut jus alpukatnya.
"Enggak akan!" sahutnya kemudian dengan cepat.
"Ngaco loe Al, Arya ganteng tau. Jadiin gacoan aja sih." Luzi ikut menimbrung.
"Mata kalian rabun!"
"Mata loe tuh yang minus!"
"Enak aja!"
"Lagian, udah bagus mending pacaran sama Arya. Ini malah musuhan terus."
"Males gue pacaran sama si Arya. Guenya udah jadian sama Sehun." sahut Alea dengan kalem.
Yah, diam-diam gadis itu memang mengidolakan member EXO yang menurutnya paling tampan itu. Oh Se-hun. Evil Maknae yang membuatnya jatuh hati.
"Ngayal aja!" semprot Luzi.
"Hak gue ya, Luz, enggak usah nyela deh!"
"Terserah neng aja lah!"
"Sialan loe!" Alea melempar sepotong biskuit pada Luzi.
"Eh Al, pulang sekolah nanti kita ada rapat OSIS." sahut Erin, mengingatkan.
Alea seketika langsung lemas ditempatnya.
"Males lah gue." sahutnya dengan wajah memelas.
"Al,"
"Loe sih pake acara nyeret gue ke Organisasi begituan. Sialnya gue malah kepilih dan lulus sleksi." rutuknya.
"Artinya loe emang layak Al."
"Iya deh iya. Nanti gue minta Arya buat nungguin gue pas pulang," sahutnya dengan santai.
Kebetulan, rumah Alea dengan Arya memang berhadapan. Sial, 'kan? Saat di segala penjuru dunia, setiap waktu Alea harus berjumpa dengan Arya.
"Dasar loe ya, giliran ada butuhnya aja. Pasti langsung ke Arya!" semprot Luzi sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan Alea hanya tertawa saja.
Tapi percayalah, Arya selalu bisa di pintai tolong. Seperti apa yang sudah Arya katakan, ia tidak pernah bisa menolak keinginan Alea.
Baginya, Alea seperti tuan putri, yang segala keinginannya harus di turuti.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Waaahhh kayaknya Arya memeiliki cinta terpendam nih sama Alea..🤔🤔🤔
Alea..Alea..itu namanya JODOH 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-09-02
1
Moms Rafialhusaini 🌺
benci jadi cinta,oh Sehun🥰
2021-04-30
1
fina
Sehun itu emang visualnya Exo jadi ganteng banget🥰
2021-03-04
1