Reyhan POV 2

Aku yang menyadari sikap dingin Anya ,berniat untuk mencoba akrab dengannya. Ini semua demi Qila ,putriku yang sangat aku sayangi. Walaupun bukan anak kandungku ,tapi aku sangat menyayanginya. Qila harus selalu mendapatkan perhatian Anya. Gadis kecil itu selalu bercerita kepadaku tentang Anya yang baik dan sabar. Namun ,akhir-akhir ini waktu Anya kurang untuk Qila.

"Papih...." Qila tiba-tiba menghampiriku yang saat ini berada di kolam renang.

"Eh sayang ,udah bangun. Kenapa bangun sepagi ini?"

"Qila mau nemenin Papih berenang." ucap Qila dengan polosnya.

"Apa Qila sudah bisa berenang?"

Aku menyudahi renangku dan naik keatas ,sambil mengeringkan tubuhku dengan handuk ,aku mengajak Qila untuk duduk dikursi pinggir kolam.

"Yah... Qila belum bisa berenang Pih ,Papih gak pernah ngajarin Qila." ucap Qila dengan cemberut.

"Hmm... nanti Papih ajarin ya."

"Qila sayang...."

Anya memanggil Qila dari kejauhan ,dia terlihat berjalan mendekat.

"Mamih..." Qila langsung berdiri.

"Tadi Mamih ke kamar Qila ,kok gak ada ,jadi Mamih cari Qila sampai kesini. Sayang ,kok pagi banget sih kamu bangunnya."

Anya terlihat sangat menyayangi Qila ,terlihat matanya yang berbinar-binar saat berbicara dengan Qila.

"Qila sengaja bangun pagi Mih ,Qila mau ikut Mamih ke Butik. Tadi Qila juga ke kamar, terus Mamih lagi mandi. Jadi Qila kesini dulu , nemenin Papih berenang."

"Qila ,kenapa mau ikut Mamih ke Butik ,jangan mengganggu pekerjaan Mamih." Aku mencoba memberi pengertian kepada Qila ,tidak seharusnya Qila ikut Anya ke Butik. Aku takut Qila akan menyusahkan dia disana.

"Tidak apa-apa ,Kak. Aku malah senang kalau Qila mau nemenin aku di Butik."

"Asiikkk... tuh kan ,boleh Pih. Papih juga mau ikut?." ajak Qila dengan suara gemasnya.

"Tidak sayang ,Papih kan juga harus ke kantor."

**

Pekerjaanku hari ini di kantor tidak terlalu banyak. Aku memutuskan untuk mengajak Qila dan Anya makan siang diluar. Aku harus memberanikan diri menelfon Anya.

"Hallo Kak Rey ,ada apa?"

Tak lama panggilan telfonku dijawab oleh Anya.

"Kakak mau mengajak Qila makan siang diluar ,nanti Kakak jemput, dan sama kamu juga ,oh ya sama Mbak Ratna juga ,tunggu sebentar."

Aku langsung mematikan sambungan telfonku begitu saja ,tanpa mendengar jawaban Anya. Aku masih canggung sebenarnya ,wanita itu susah ditebak ,kadang ceria ,kadang cuek ,kadang diem.

Dasar wanita.

Saat aku sampai didepan Butik ,ternyata mereka bertiga sudah menungguku.

"Papih ,kita mau makan siang dimana sih." tanya Qila dengan penasaran.

"Bagaimana kalau kita makan siang di restoran favorit kita." ajaku dengan melihat ke arah Qila.

"Oke Pih ,Mamih harus nyobain menu makanan disana, enak-enak lhoo.."

Lucunya anak itu ,dia pandai berbicara. Gadis kecil yang berumur 4 tahun itu ,kini menjelma menjadi Gadis yang pintar. Aku mengadopsinya saat ia masih berumur 1 tahun. Sudah 3 tahun kami bersama.

"Ummhh ,Mamih jadi penasaran ,seenak apa sih makanannya. Awas ya kalau gak enak."

"Dijamin enak." jawab Qila dengan mengacungkan jempolnya. Aku pun tertawa bersama Anya.

Wanita itu sangat keibuan sekali ,buktinya dia bisa cepat akrab dengan Qila padahal baru beberapa hari bersama. Beda dengan Calista ,saat Calista tau aku mengadopsi anak ,ia tak setuju. Namun aku mencoba memberi pengertian kepadanya. Dan saat aku mengenalkan Qila dengan Calista ,entah kenapa Qila menangis terus. Mungkin karna saat itu Qila masih berumur 1 tahun ,masih agak cengeng.

Dan sejak saat itu aku tak pernah lagi membawa Qila saat bersama Calista. Calista juga tak pernah menanyakan tentang Qila.

Hmm ..ya sudahlah.

Mungkin Calista butuh waktu. Saat Calista pulang nanti ,aku pastikan dia juga akan bisa akrab dengan Qila.

Sesampainya di restoran ,kami memesan banyak makanan. Tak ada percakapan diantara kami ,kami hanya sibuk menyantap makanan dan Anya sibuk menyuapi Qila.

Jam istirahat sebentar lagi habis ,aku segera ke kantor dan tak lupa mengantar Anya ,Qila dan Mbak Ratna ke Butik terlebih dahulu.

Ditengah jalan ,ponselku berbunyi tertera nama Mama.

"Halo Ma ,ada apa?"tanyaku pelan ,saat aku sudah menepikan mobilku.

"Rey ,Mama lagi di Apartemenmu ,kok sepi gak ada Qila ,cucu Mama kemana?"

"Oh Qila ikut Anya ke Butik Ma ,tadi pagi dia merengek minta ikut."

"Oh begitu ,Rey ,Mama mau ijin bawa Qila besok ke Bandung ya cuma 2 hari kok."

"Iya Ma ,nanti aku coba telfon Anya ,Qilanya maunya gak ,soalnya sekarang dia lengket banget sama Anya ,Ma."

"Iya Rey ,kalau Qila gak mau gak apa-apa. Mama senang Qila bisa akrab dengan Anya."

"Iya Ma."

Mama sudah terbiasa membawa Qila keluar kota. Saat Mama ikut Papa ada perjalanan bisnis. Sekalian Mama bisa refreshing katanya.

**

Aku mengajak Anya untuk pulang kerja lebih awal ,karna ada Mama yang menunggu di Apartemen.

"Oma..." Qila berlari menghampiri Mama.

"Cucu Oma yang cantik ,muah muah." Mama menciumi Qila dengan brutalnya. Haha

"Kita mau jalan-jalan ya Oma?"

"Iya cantik ,Oma mau ngajak kamu ke Bandung nanti kita senang-senang disana bareng Opa."

"Asiikkk..."

"Mbak Ratna , tolong siapin kebutuhan Qila untuk di Bandung selama 2 hari." perintahku kepada Baby Sitter Qila.

"Baik, Tuan."

Mbak Ratna sudah mengurus Qila dari dia berumur 1 tahun ,1 minggu setelah aku mengadopsi Qila ,aku mencari Baby Sitter untuk membantuku mengurus Qila. Awalnya Mama yang mengurus saat aku bekerja ,tapi terkadang Mama juga sibuk dengan urusannya sendiri.

Setelah Mama ,Qila dan Mbak Ratna pergi ,aku pun langsung masuk ke dalam kamar. Saat ini hanya ada kami berdua di Apartemen. Padahal aku belum makan malam ,namun rasanya perutku tidak lapar.

Aku lihat Anya berjalan menuju dapur ,mungkin dia akan makan malam. Sendiri.

Aku mencoba memejamkan mataku ,berharap akan segera tertidur namun tidak bisa juga.Berbagai macam posisi tidur sudah aku coba semua ,namun tetap sulit. Aku kepikiran. Ya ,wanita itu , Anya. Aku tidak tega melihatnya makan malam sendiri. Hmm ,padahal hanya perihal makan malam saja.

"Sendirian aja?." tanyaku setelah aku memutuskan untuk menemani Anya.

"Kak Rey ,aku kira kamu sudah tidur."

Terlihat wanita itu dengan lahapnya menyantap masakan Bi Nah.

"Tidak bisa tidur."

"Oh.."

Hah. Apa? kenapa hanya Oh doang yang dia jawab.

"Anya ,bagaimana hubunganmu dengan Radit? Apa baik-baik saja?"

Seketika Anya menghentikan makannya ,ia meletakkan sendok dan garpu di piringnya dengan posisi kedua tangannya diatas meja. Dia menatapku ,seperti tidak suka.

"Apa hal itu perlu Kakak tanyakan?"

Maksudnya apa? Ah ,mungkin maksudnya ya hubungan mereka baik-baik saja. Radit juga pasti sudah bilang tentang pernikahan sementara ini. Mereka kan saling mencintai.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sry rahayu

sry rahayu

lanjut kak..

2021-10-25

0

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

hubungan yg rumit...bermain main dg pernikahan melibatkan tuhan demi kepentingan ego masing2, manusia2 kufur nikmat, tak menghargai sang pemberi hidup. tidak taukah mereka jika menikah itu ibadah yg paling indah, tidak ada yg sulit di dalamnya. naik haji kita perlu uang dan kuota, jika belum dapat jatah belum bisa berangkat. sholat kita harus suci, khusyuk. puasa harus menahan haus dan lapar, sementara menikah.....senyum dg suami pahala, mencari nafkah pahala, semua perbuatan baik yg menyenangkan pasangan kita dicatat dan diberi ganjaran pahala, sementara jika pernikahannya settingan...bisakah mendapatkan pahala. bermain main dg Tuhan...emang mereka pikir mereka lebih pintar dari zat yg menciptakan mereka, menyedihkan, tiap detik memetik dosa.....

2021-10-06

0

Fery Lestari

Fery Lestari

sama2 salah paham dah ni

2021-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!