Anya POV 3

Pernikahan itu hanya sementara ,aku pastikan saat aku pulang nanti kamu akan kembali kepelukanku. Sayang... tolong jawab aku, aku sungguh mencintaimu. Aku sedang berjuang disini ,tolong mengerti.

Aku benar-benar sudah muak atas segala pesan yang Radit kirimkan ke aku. Dia terlalu menganggap remeh suatu hal.

Tutt... Tuttt

Ponselku berbunyi. Tertera nama Radit.

"Iya kenapa?." jawabku ketus.

"Sayang, kau bisa tidak jangan membuatku khawatir. Balas pesanku, jangan diam seperti ini."

"Tolong jangan ganggu aku lagi , sekarang aku sudah berstatus istri orang."Entah dapat jawaban darimana ,tiba-tiba aku berkata demikian.

"Hahaa, iya kamu sudah menjadi istri Kak Rey ,tapi kan cuma sementara sayang..."

"Tidak sementara! Selamanya!." Aku meninggikan suaraku dan langsung aku matikan sambungan telfonku dengan Radit.

Hatiku sakit ,saat Radit berkata aku hanya istri sementara. Dia pikir pernikahan itu ajang main-main. Aku sudah mengikat janji suci dan berjanji kepada Tuhan juga kedua orang tuaku ,untuk menjadi istri yang berbakti. Aku tidak mungkin mengecewakan kedua orang tuaku. Mereka harta yang paling berharga untukku.

**

Bau harum yang menyengat kini memenuhi indera penciumanku ,bau ini berasal dari dapur.

"Pagi Nyonya Anya , perkenalkan saya Bi Nah." pembantu yang bisa dibilang part time ini memperkenalkan diri. Umurnya sekitar 50 tahunan.

"Iya Bi Nah ,saya sudah tau dari Kak Rey. Oh ya Bibi tinggal dimana sih ,kenapa gak tinggal disini." tanyaku penasaran ,karna yang aku tau ,dimana-mana ya pembantu tinggal satu rumah dengan majikan ,tapi Kak Rey waktu itu bilang bahwa pembantunya akan ke Apartemen jam 6 pagi dan pulang menjelang sore.

"Deket kok Nyonya ,dibelakang gedung Apartemen ini. Tinggal jalan kaki muter aja gitu. Hehe."

Bi Nah ini yang aku lihat ,orangnya murah senyum dan gampang tertawa. Hmm ,rasanya aku gak bakal kesepian disini. Ada si kecil Qila ,Mbak Ratna dan Bi Nah. Tapi aku keinget Bunda di rumah ,pasti Bunda kesepian.

Disaat aku sedang membantu Bi Nah memotong sayuran ,tiba-tiba ada sepasang tangan mungil yang melingkar ditubuhku dari arah belakang.

Ah.. Qila memelukku dari belakang. Sungguh aku merasa terharu ,anak sekecil ini sudah merasakan nyamannya dengan seseorang. Aku bukan orang asing lagi untuknya. Aku sekarang adalah Ibunya ,yang ia sebut dengan Mamih.

"Mamih , masak apa sih sama Bi Nah." tanya Qila dengan suara khas anak kecil.

"Masak sayur sayang ,udah mandi kan Qila?." Aku segera mencuci tanganku dan mengajak Qila duduk dimeja makan.

"Sudah Mih ,nih kan udah wangi." Qila menciumi badannya sendiri.

Duh gemesnya..

Qila saat ini memakai dress warna pink selutut dengan motif polkadot ,ada tambahan pita diatas bajunya. Rambutnya dikuncir dua dan poni tengah.

Saat aku masih bercanda ria bersama Qila ,Kak Rey menghampiri kami dimeja makan. Bersamaan Bi Nah dan Mbak Ratna sedang menyiapkan sarapan untuk kami dimeja makan.

"Papih ,nanti aku sama Mamih mau ke Taman. Papih ikut ya.."

Memang tadi aku mengajak Qila untuk ke taman deket Apartemen ini ,aku yang masih cuti dari butik ,tak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu dengan Qila.

"Hmm ,boleh.. nanti Papih ikut ya." Kak Reyhan tersenyum.

"Asiiikkk.... akhirnya Qila bisa bermain dengan Mamih dan Papih." Terlihat kebahagiaan yang sangat terpancar dimata Qila ,aku tahu bahwa anak ini rindu akan kasih sayang orang tua yang lengkap.

**

"Mamih.. Mamih.. tangkap aku..." Qila berlari kesana kemari ,menghindari tangkapan aku. Aku sengaja berlari lambat agar terkesan aku sulit menangkapnya. Namun ,ini cukup melelahkan.

Terlihat Kak Rey yang dengan santainya duduk diatas bangku taman ,sibuk menikmati salad yang kami bawa dari Apartemen.

Kami hanya ke taman bertiga. Mbak Ratna sengaja tidak ikut karna permintaan dari Kak Rey.

"Papih ,ayo kejar Mamih ,tuh gantian... Ayo.." Qila terlihat menarik-narik baju Kak Rey ,aku yang berdiri cukup jauh tidak bisa mendengar apa percakapan mereka. Aku sedang mengatur nafasku yang tersengal-sengal. Aku heran dengan anak kecil yang memang tidak ada capeknya untuk bermain.

"Awas Mamih .. Papih mau ngejar Mamih .. Mamih lari...." terdengar teriakan Qila yang menyuruhku untuk berlari , terlihat Kak Rey berlari menuju arahku.

Aku dengan reflek lari.

"Kak Rey ,kau kenapa mengejarku." disela-sela aku berlari ,aku memarahi Kak Rey.

"Kau berhenti saja ,biar cepat aku tangkap dan selesai deh."

Aku pun menurut, aku langsung berhenti.

Dug..

Kak Rey menabrakku dari belakang. Tangannya melingkar kebadanku ,membuatku terkejut. Ini seperti orang yang sedang memeluk dari arah belakang. Jantungku tiba-tiba berdetak cepat.

Ini mungkin karna aku berhentinya secara tiba-tiba ,Kak Rey tidak bisa mengerem berlarinya.

"Eh Maaf ,Kakak gak sengaja."

Kak Rey langsung melepaskan tangannya. Aku tidak menjawab apapun ,aku langsung berlari menghampiri Qila. Aku masih terkejut atas apa yang terjadi barusan.

Aku langsung meneguk air mineral yang kami beli tadi. Tenggorokanku seakan baru hidup setelah meminum air mineral ini. Rasa kering yang teramat sangat dan juga rasa canggung yang luar biasa sampai aku tidak bisa membedakannya.

Aku melihat ke arah Kak Rey ,yang duduk disebelah kanan Qila. Dengan posisi Qila berada ditengah-tengah kami.

Dengan gaya menawan seorang pria dewasa ,Kak Rey meneguk minuman berwarna itu ,dengan menyisakan tetesan air yang terlihat ada disekitar bibirnya.

Aku menatap kesembarang arah ,saat Kak Rey memergokiku sedang memandangnya.

Memalukan.

"Sayang.. pulang yuk. Mamih udah capek ,kita makan siang dan bobo." Ajakku lembut ,berharap Qila mau menurutiku. Karna Qila dari tadi ingin bermain terus dan terus. Padahal cuaca hari ini sangatlah panas.

"Oke Mih ,tapi Qila pingin digendong."

Aduh.. anak ini benar-benar banyak maunya. Aku semakin gemas dibuatnya.

Kak Rey dengan sigap ,menggendong Qila. Saat kita memasuki Apartemen ,banyak sekali orang-orang yang melihat ke arah kami. Samar-samar aku dengar mereka membicarakan kami.

*Serasi banget ya

Iya ganteng dan cantik

Anaknya lucu*

Andai ini memang kenyataan ,aku sungguh pasti bahagia.

Ah. . ini memang kenyataan Anya. Tapi hubungan suami istri antara kau dan Kak Rey yang tidak nyata.

"Anya.. Ayo"

Kak Rey memanggil namaku. Tidak terasa ,bahwa aku tertinggal jauh dibelakang mereka yang saat ini sudah mau memasuki lift.

"Mamih... buruan." Gadis kecil itupun memanggilku juga. Aku segera berlari menghampiri mereka.

Setelah makan siang bersama ,aku pun masuk ke dalam kamar. Sedangkan Qila bersama Mbak Ratna.

Aku termenung ,mencerna kata-kata Radit ,bahwa pernikahan ini hanya sementara dan aku juga istri sementara. Kak Rey akan kembali kepelukan pacarnya saat sudah pulang dari Prancis.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

mulai suka bacanya ..bagus

2021-11-23

0

Windy Veriyanti

Windy Veriyanti

lanjuuuttt 🙋😆

2021-11-21

0

Endahbm

Endahbm

Nyimak
Nyimak
Nyimak...
Bikin candu kayanya inih...
Lanjut thor...

2021-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!