Reyhan POV 1

Aku tidak menyangka bahwa hari ini aku sudah menjadi seorang suami. Suami dari pacar adikku sendiri. Anya ,wanita yang aku akui lumayan cantik dan manis harus mau tidak mau bersedia aku nikahi.

Radit ,dia tidak punya pendirian. Aku sungguh malu dengan kelakuan adikku sendiri. Dia tidak memikirkan dampak dari apa yang dia putuskan sendiri. Jika aku jadi dirinya ,aku tidak mungkin menyerahkan calon istriku untuk menikah dengan orang lain.

Kak Rey ,aku akan berangkat ke Singapore sekarang. Aku mendapatkan tawaran bisnis yang sangat menguntungkan ,aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kak , selama ini aku tidak pernah meminta apapun kan sama kamu ? Untuk kali ini saja ,aku minta tolong kak. Nikahi Anya untuk sementara ,aku akan segera kembali. Jaga dia baik-baik , aku tidak mungkin membatalkan pernikahan ini karna pasti keluarga Anya dan kita yang akan menanggung malu. Kak tolong ,kali ini saja bantu aku. Aku sangat menyayangimu Kak. Tapi tolong jangan kasih tau Papa dan Mama tentang perjanjian kita.

Setelah membaca pesan dari Radit aku langsung menelfonnya ,aku tidak bisa melakukan permintaannya. Ini sangat beresiko. Apalagi Calista ,dia pasti tidak akan terima ini semua.

Hey. Angkat telfonku.

Sialan.

Karna telfonku tidak diangkat juga ,aku pun mengirimkan pesan.

Hey ,dasar adik yang bodoh. Kau kira pernikahan itu bisa untuk main-main? Kakak tidak mau membantumu ,kau suruh orang lain saja untuk menikahi Anya. Kalau kau belum siap untuk menikah ,janganlah merencanakan pernikahan ! Dasar gila.

Belum hilang rasa amarahku tiba-tiba Papa mengirimkan pesan untuk aku segera ke rumah.

Arrgghh.. Apa lagi ini.

**

"Tidak Pah ,Reyhan tidak mau."

"Rey, Papa dan Mama sudah sangat menyayangi Anya, kami ingin menjadikan Anya sebagai menantu di keluarga kita. Lagipula kau kan anak sulung kami ,harusnya kau yang menikah terlebih dahulu."

"Aku ingin menunggu Calista ,Pah."

"Sampai kapan Rey ,dia sudah sibuk dengan karirnya. Umur kamu sekarang sudah berapa Rey ,berhenti berharap yang tidak pasti !"

Aku tiba-tiba teringat akan pesan yang dikirimkan Radit. Pernikahan sementara.

"Baiklah ,aku mau menikahi Anya."dengan suara yang lirih ,aku pun mengiyakan permintaan Papa dan Mama.

"Tapi Rey ingat ,ini pernikahan yang sangat sakral ,kau tidak boleh main-main dengan pernikahan ini. Mama harap kau bisa jadi suami yang baik. Jangan menyakiti Anya."

Astaga. Yang dikatakan Mama benar juga ,ini pernikahan. Aku tidak boleh main-main dengan ini. Tapi aku tidak mencintai Anya.

Sejak keputusan yang aku ucapkan sendiri itu ,aku merasa berdosa telah menerima permintaan untuk menikahi Anya.

Tidak ada waktu lagi untuk aku menolak pernikahan ini ,sudah tidak mungkin lagi. Aku saat ini sudah memakai jas putih lengkap dengan segala atribut pernikahan. Aku hari ini harus mengucapkan janji suci pernikahan di depan orang tua Anya dan para saksi.

Qila ,anak angkatku yang sangat aku sayangi. Ku lihat bibirnya melengkungkan senyuman yang tak ada hentinya. Aku tau ,gadis kecil itu bahagia karna sebentar lagi dia memiliki seorang Ibu. Sebenarnya aku senang ,karna Qila nantinya akan mendapatkan sosok Ibu.

Anya ,wanita itu kini mengenakan kebaya putih dengan hiasan dikepala yang sangat cantik. Iya , riasannya sangat cantik dan anggun. Aku dan Anya hanya terpaut usia 5 tahun. Sedangkan aku dan Calista terpaut usia 2 tahun ,dengan Calista yang lebih tua dariku. Aku sudah berkali-kali mengajak Calista untuk menikah ,tetapi selalu nanti yang ia ucapkan.

**

Hari-hari aku lalui bersama Anya di Apartemen ,tidak banyak bicara ,tidak banyak bertanya malah terkesan acuh satu sama lain. Aku sibuk dengan kerjaanku di kantor dan ia juga sibuk dengan butiknya.

Hari ini jam menunjukkan pukul 8 malam , aku yang sudah pulang dari 1 jam yang lalu kini menjadi sedikit cemas karna tidak biasanya Anya belum pulang dari butik.

Qila yang dari tadi merengek minta ditemenin tidur dengan Anya ,saat ini sudah tertidur pulas dengan Mbak Ratna. Aku memberi sedikit penjelasan bahwa Mamihnya sedang sibuk.

Aku terpikirkan untuk menelfonnya namun serasa canggung. Namun entah mengapa hatiku tidak tenang. Saat aku masih berpikir untuk menelfonnya atau tidak ,terdengar pintu Apartemen terbuka.

Anya pulang. Dia berjalan melewatiku begitu saja, entah ia tidak melihatku berada diruang tamu atau memang sengaja.

Aku pun merasa lega , Anya sudah pulang. Aku segera masuk ke dalam kamar.

Hari pun berganti. Aku seperti biasa bangun jam 6 pagi untuk berenang terlebih dahulu. Saat aku berjalan melewati dapur ,aku merasa ada yang berjalan melewatiku dari belakang.

Baunya harum , seperti parfum wanita. Aku langsung menengok ke arah belakang.

"Eh Tuan ,aduh untuk tidak nabrak saya." Bi Nah tiba-tiba berada dibelakangku.

"Aduh Bi ,bikin kaget saja."

"Tuan yang tiba-tiba sedang jalan kok berhenti, Bibi juga kaget." Bi Nah mengelus dadanya.

"Tadi seperti ada wanita dibelakang saya ,bau parfumnnya menyengat."

"Lah Tuan ini bagaimana ,tadi kan Nyonya Anya barusan keluar."

"Kemana dia?."

"Masa Tuan tidak tahu ,ya ke Butik."

"Pagi-pagi sekali ,tumben."

"Tadi bilang ke Bi Nah ,katanya banyak kerjaan yang numpuk."

"Oh..."

Sudah beberapa hari ini ,aku jarang bertemu dengannya. Saat aku bangun tidur , dia sudah berangkat ke Butik. Saat aku pulang ,dia belum pulang. Dia sangat sibuk ,apa ada waktu istirahat untuknya? Ah.. kenapa aku sampai memikirkannya. Dia sudah besar ,pasti tahu akan kondisi badannya sendiri.

Dan seperti malam-malam sebelumnya ,aku yang sudah di Apartemen dari 1 jam yang lalu belum juga melihat tanda-tanda Anya pulang.

"Pih.. Qila mau tidur sama Mamih." Qila sedari tadi merengek ,dia merindukan sosok Anya.

"Mamih belum pulang sayang ,banyak kerjaan yang harus Mamih urus. Nanti kalau Mamih libur ,pasti Qila bisa tidur sama Mamih."

"Qila mau nungguin Mamih pulang aja." Matanya sudah sayu ,aku mengerti Qila sudah mengantuk tapi dipaksakan untuk menunggu Anya pulang. Dan akhirnya Qila tertidur dipangkuanku ,aku dengan hati-hati menggendongnya.

Setelah membaringkan Qila ,aku segera menghampiri Anya yang kala itu sedang mengambil minum di dapur.

"Anya ,kenapa malam sekali kau baru pulang. Qila dari tadi menunggumu sampai tertidur."

Aku sedikit kesal dengan Anya ,dia seperti gila bekerja. Padahal ada Qila yang harus dia urus , walaupun pernikahan ini terpaksa ,tapi dia tetap harus mengurus Qila ,apalagi Qila sudah sangat nyaman dengannya.

"Aku capek Kak ,aku mau langsung istirahat. Permisi."

Wanita itu. Kenapa dengannya ,kenapa dia sangat dingin kepadaku.

Dasar menyebalkan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sry rahayu

sry rahayu

lanjut kk... saya suka cerita nya👍

2021-10-25

1

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

buat para lelaki, jangan pertanyakan sikap wanita yg dingin padamu, jika kau juga tidak pernah bersikap hangat padanya, jangan juga pertanyakan sikap cuek wanita jika kau memperlakukannya acuh tak acuh. sikap seorang istri adalah gambaran nyata sikap suami padanya, ibarat kau berdiri di depan sebuah cermin. jadi pertanyaan reyhan justru menyiratkan lambanya otaknya bekerja.

2021-10-06

2

Fery Lestari

Fery Lestari

mgkin dengan anya merasa tidak perlu menjadi istri reyhan jika hanya sementara mengendalikan hati lebih susah klo setiap hari bersama

2021-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!