Assalamualaikum guys...
Selamat pagi, siang, sore dan selamat malam bagi pembaca setiaku.
Semoga sehat selalu dan dilancarkan segala urusan.
Senangnya hari ini aku bisa update lagi setelah sekian lama kemalasan menghantui diri ini, dan hari ini ku tekan rasa malas untuk memperlihatkan kerajinanku.
Bicara apa aku wkwkkw...
Maaf atas segala keterlambatan updatenya. Semoga para pembaca ku yang setia menunggu cerita ini dapat memaafkan nya.
Semoga suka ya dengan tulisanku ini.
Selamat Membaca ceritaku yang biasa saja ini yaaa, tolong dukungannyaaa agar aku selalu semangat untuk mengupdate tiap babnya...
Happy reading
***
"Mas pulang dulu" Kataku. Dia pun langsung masuk dan aku lalu melajukan mobilku menembus jalan yang sebentar lagi akan dijatuhi oleh air hujan. Aku tidak pulang ke apartemenku, aku menuju rumah orang tuaku untuk memberitahukan kepada orang tuaku tentang niatku yang ingin menikah.
Beberapa saat kemudian akhirnya aku pun tiba dikediaman kedua orang tuaku tercinta. Aku pun memarkirkan kendaraanku lalu membuka pintu.
"Assalamualaikum mom, anakmu pulang" Seruku dengan nada yang sangat jelas menunjukkan kegembiraan.
"Waalaikum salam" Jawab mamaku dengan gembira karena kedatangan putranya hehehe...
"Waah... waah... wahh... anak mama pulang juga setelah berabad-abad lupa untuk pulang" Kata mamaku dengan nada senang campur menyindir
"Iyaa ma, aku pulang karna ada hal penting yang akan aku diskusikan dengan mama dan papa menyangkut masa depan anakmu yang jomblo ini ma" Seruku masih dengan nada gembira.
"Apa itu sayang? Mama tidak sabar mendengar berita bahagia yang kamu maksudkan. Ayo kita masuk menemui papa. Papa ada diruang kerjanya" Kata mamaku dengan gembira dan penasaran yang sangat hahhaha maklum saja, aku yang selalu sendiri ini alias jomblo karatan ini belum pernah memberikan kabar gembira tentang masa depan berkaitan dengan wanita hehhee, tapi kali ini aku pulang tiba-tiba dan membawa kabar yang sangat penting dan menghebohkan.
"Pa, anakmu yang super sibuk ini datang katanya ingin berdiskusi tentang masa depan. Tumben sekali dia berdiskusi tentang masa depan, iya kan pa?" Kata mamaku memanasi papaku hahahha... mama.. mama.. untung sayang wkwkw...
"Wahhh, berdiskusi tentang masa depan? Biasanya juga kalau dikasih saran palingan juga dia mengabaikan saran kita dan dia melakukan keinginannya" Kata papaku.
"Iyaaa kan pa?" Jawab mamaku kembali.
"Paa??" Seruku.
"Oke.. Okee. Papa hanya bercanda, kamu duduk dulu. Memangnya apa yang ingin kamu diskusikan dengan mama dan papa? Tentang perusahaankah?" Tanya papaku penasaran.
"Bukan pa, ini bukan tentang perusahaan, bukan tentang pekerjaan tapii...." Jawabku dengan perasaan gugup yang tiba-tiba menghampiriku.
"Tapi? Tentang apa? Kenapa kamu terlihat gugup begitu? Are you nervous? Hahhaha" Canda papaku.
"Pa.. Aku serius, aku bahkan sangat nervous sekarang. Sebenarnya yang ingin ku katakan adalah sebenarnya pa, aku ingin meminta izin untuk menikah" Kataku dengan deg-deg dan malu-malu kucing hahhaha...
"Apa? Menikah? Dengan siapa?" Teriak mama dan papaku bersamaan.
"Sejak kapan kamu dekat dengan wanita? Siapa yang akan kamu nikahi? Kamu berpacaran selama ini? " Pertanyaan bertubi-tubi yang dilayangkan oleh mamaku.
"Iyaa ma.. paa, aku ingin menikahi seorang gadis yang beberapa bulan ini selalu kuperhatikan. Papa dan mama mungkin sudah mengenalnya, dia anak dari rekan bisnis papa" Jelasku.
"Rekan bisnis? Siapa nama orang tuanya?" Tanya papaku penasaran.
Dan akhirnya malam itu kuceritakan semuanya kepada kedua orang tuaku, tentang Alisya gadis yang sudah berhasil mencuri hatiku dan berhasil membuatku berani untuk memulai sebuah hubungan. Ahhh bukan..
Lebih tepatnya sebuah komitmen, yaitu komintmen tentang pernikahan. Matahari pagi yang begitu cerah, secerah mimpiku yang terus berlanjut hingga matahari terbit.
"Nak bangun, sudah pagi ini. Kalau kamu tidur terus, kita undur saja acara lamarannya ya?" Kata mamaku dengan nada kesal hehhe..
"Euuhhh iyaa ma, aku sudah bangun kok lamarannya jangan diundur yaaa" Kataku dengan nada yang masih mengantuk.
Sebab tadi malam karena asyik bercerita tentang gadisku kepada kedua orang tuaku dan kami bertiga jadinya bergadang sangking orang tuaku begitu penasaran tentangnya hahahha.
Beberapa saat kemudian...
Kami sekeluarga sudah berada dirumah Alisya dan disambut baik oleh keluarganya. Dan kamipun sudah menentukan tanggal pertunangannya, yang akan dilaksanakan 3 minggu lagi disalah satu hotel milik keluargaku.
Aku rasanya sangat bahagia dan tidak sabar untuk segera bertunangan lalu setelah itu menikah dengannya hahaha...
Tanggal pernikahan kami pun sudah ditentukan sebenarnya, 3 bulan setelah kami bertunangan, kami akan langsung menikah. Dan untuk semua persiapannya kami serahkan kepada kedua orang tua kami, sebab taukan bagaimana hebohnya para mommy kalau menyangkut pernikahan anaknya, apalagi Alisya anak perempuan satu-satunya dan yang paling disayang oleh orang tuanya.
Disaat para orang tua masih berbincang-bincang, aku pun mendekalinya sebab ingin berbicara serius dengannya tentang masa depan kami nantinya.
"Alisya" Kataku..
"Iyaa, ada apa?" Jawabnya dengan malu-malu.
"Begini, sebentar lagi kita akan bertunangan lalu menikah, jadi ada hal yang ingin mas bicarakan dengan kamu tentang bagaimana visi dan misi kamu tentang pernikahan kita nantinya, sebab kita harus punya pemikiran dan visi misi yang sama untuk membangun rumah tangga kita kedepannya" Kataku.
Dia diam beberapa saat lalu akhirnya berbicara dengan takut-takut.
"Sebenarnya mas, begiiiiniii.....
Jadii... kan mas....
Jadi...." katanya dengan nada yang begitu ragu.
"Tidak apa-apa Alisya, katakanlah yang ingin Alisya katakan, mas tidak akan marah ataupun melarang, sebab itulah fungsinya kita berkomunikasi agar meluruskan presepsi kita yang nantinya berbeda" Kataku padanya mencoba membuatnya tenang.
"Begini mas, sebenarnya Alisya juga tidak tau dan belum terpikirkan kedepannya akan bagaimana, sebab pernikahan ini begitu tiba-tiba, Alisya bahkan seperti masih dalam mimpi" Jawabnya dengan nada yang sedikit membuatku kecewa.
"Jadi begini Alisya, mas sudah memikirkannya jauh-jauh hari sebelum mas memberanikan diri untuk melamar kamu" Ucapku.
"Nantinya setelah kita menikah, kita akan tinggal di Apartemen mas untuk sementara waktu dikarenakan rumah kita masih dalam tahap renovasi, tidak apa-apa kan? Atau kamu ada pendapat lainnya?" Kataku.
"Ehmm mengenai itu sebenarnya tidak apa-apa mas, tapi ada yang Alisya belum beritahu kepada mas" Katanya seperti takut aku kecewa.
"Tentang apa?" Tanyaku.
"Jadi begini, setelah kita menikah Alisya harus ke Amerika sebab ada pertemuan yang benar-benar harus Alisya hadiri mas, dan tidak bisa diwakilkan" katanya takut-takut.
"Berapa lama?" Tanyaku.
"Mungkin sekitar 2 bulan mas, sebab sistemnya seperti tour tetapi dalam bentuk pertemuan seperti meetting biasa" Katanya.
"2 bulan? Apa tidak terlalu lama? Kita bahkan baru menikah saat itu dan kamu langsung pergi meninggalkan mas sendiri? Apakah kamu setega itu? Lalu bagaimana dengan tanggung jawab kamu sebagai seorang istri?" Kataku sedikit kesal.
Sebab siapa yang tidak kesal, satu hari setelah menikah ditinggal istri selama 2 bulan. Kalau 2 hari tidak apa-apa tapi ini 2 bulan, aku tidak bisa mengizinkannya. Dia hanya diam dan diam, mungkin dia takut melihatku kesal.
"Kalau mas tidak mengizinkan, apakah kamu akan tetap bersikeras untuk pergi?" Tanyaku.
Dan dia tiba-tiba melihatku dengan tatapan sedih dan terjadilah drama wanita, apalagi kalau bukan menangis.
"Hiks hiks hiks... apakah tidak boleh ya mas, hanya 2 bulan saja sebab ini adalah acara yang sudah lama aku tunggu-tunggu" Rayunya dengan nada yang menyedihkan.
Tapi sayangnya aku tidak terpengaruh, sebab bayangkan saja 1 hari jauh darinya saja aku sudah tidak sanggup, apalagi ini katanya 2 bulan? Apa dia ingin menyiksaku?
"Ayolah mas, boleh yaaa yaaa yaaa" Pintanya sambil memelukku dengan erat.
"Tidak tetap tidak, kalau ingin jalan-jalan, nanti setelah menikah kita honeymoon selama 2 bulan juga gak apa-apa sayang, kamu bebas minta kemana aja gak masalah, yang penting mas selalu disamping kamu" Jelasku memberi pengertian hahaha...
"Hisk hiks hiks" tangisnya didadaku.
Kukecup keningnya lalu kukatakan,
"sudah tidak usah menangis, kamu nikahnya sama mas kok, mas tetap cinta sama kamu kok asal kamu gak pergi" Ku ucapkan kata itu sambil kukecup ubun-ubun kepalanya.
Dan tanpa kami sadari, para orang tua dari tadi mengabadikan momen-momen kami berdua yang sedang berpelukan hahahah...
Dasar ibu-ibu gak bisa tenang sedikit kalau lihat anaknya sedang romantis-romantisnya hahhaha...
------------------------- bye -------------------------------
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like, komen dan follow yaaa.
Maaf terlalu lama update, Ceritanya segini dulu ya guys.
Terima kasih telah membaca guys.
I love you so much...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Rachel Giofanny
selalu semngt.....
2021-09-14
1
Yeni Eka
Semoga sukses
2021-07-22
1