. Terlihat seorang gadis yang berlari menuruni tangga dengan memeluk beberapa buku di tangannya,
"Aku berangkat!" Teriaknya, sambil tetap berlari keluar rumah melewati pintu utama yang terbuka lebar. Diluar masih terparkir mobil ayah di depan rumah. Tanda bahwa ayah belum berangkat kekantor.
"Pagi non!" Sapa mang Ujang dengan sopan, terlihat ditangannya masih memegang kanebo. "Pagi juga mang Ujang." Jawab Arisa semangat dengan tersenyum lebar. Arisa masuk ke mobil yang terparkir di sebelah mobil Tio.
"Non hati-hati ya nyetirnya. Jangan melamun, jangan ngebut, jangan..."
"Mang Ujang.... Aris sudah mendengar nasehat mamang setiap hari. Tenang saja, Aris hati-hati bawa mobilnya" ucap Arisa tersenyum. "aku berangkat ya mang!"
"Iya non hati-hati" jawab mang Ujang menatap kepergian Arisa.
. Arisa melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Setiap pagi, mungkin yang Arisa rasakan hanya mang Ujang yang menghawatirkannya.
. Arisa Fandiya Putri, anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak yang pertama adalah Tio, lengkapnya Tio Riyandi Putra. Usianya berbeda 7 tahun.
Dan kakak yang kedua, dia Raisa Daviana Putri. Dia lebih tua 8 menit darinya.
. Sampai di kampus XXX, Arisa lalu berjalan santai menyusuri koridor kelas lain
. Temannya di kampus hanya satu, dia Wina. Tidak ada yang tahan dengan sikap dingin Arisa jika tidak benar-benar mengenalnya.
. Arisa yang selalu meyendiri, membaca novel dibangku taman, di bawah pohon bunga kertas, menurutnya itu adalah tempat efektif untuk membaca novel dengan tenang.
Tapi ketenangan itu hanya berakhir hari ini, pagi ini, semua terasa kacau setelah seorang mahasiswa pindahan menabraknya di koridor kelas, yang membuat buku-buku dipelukannya jatuh berantakan. Arisa yang mungkin terkejut langsung merapikan buku-buku miliknya.
"Apa kau tidak melihatku? Dan sengaja menabrakan diri padaku, lalu menjatuhkan barang-barangmu agar aku menolongmu? Hmph Perempuan memang banyak tingkah untuk menarik perhatianku. Ternyata disini sama saja." Ucapnya angkuh yang masih berdiri di depan Arisa.
Arisa berdiri setelah memungut satu-persatu buku-buku yang jatuh.
"Maaf tuan, jika anda tidak berniat untuk menolong saya, saya tidak keberatan. Buktinya saya bisa sendiri merapikan barang-barang saya. Tapi maaf jika anda berfikir bahwa saya hanya menarik perhatian anda, lebih baik simpan kata-kata anda. Karena saya tidak tertarik untuk dilirik oleh pria angkuh seperti anda." Ucap Arisa santai sambil tersenyum.
Pria itu menatap Arisa dalam dan tersenyum sinis.
"Bahkan kau tidak tahu malu mengikutiku sampai ikut pindah kampus. Hahah kau mengelak seakan kau tidak mengenalku Raisa." Rayyan terus tertawa mengejek.
'Deg' Terasa sesak saat mendengar nama Raisa dilontarkan dari mulutnya.
"Apa kau sudah puas tertawa tuan?" Tanya Arisa datar. "Kau bahkan salah menyebutkan namaku, kau berbicara seolah kau mengenalku" lanjut Arisa.
Rayyan kembali menatap Arisa, Kedua tatapan dingin yg saling menatap. Rayyan terdiam merasa dipermalukan. "Ayolah Raisa, permainan apa ini? Kau berpura-pura tidak mengenalku? Dan, apa ini? bahkan kau merubah penampilanmu. Bukankah itu jelas kau sedang bersandiwara untuk mendekatiku sebagai orang lain Raisa?"
. Arisa yang menahan amarahnya menghela nafas panjang dan pergi berlalu tanpa melihat kembali wajah Rayyan. Arisa merasa ini adalah hari terburuk untuknya.
. Arisa memasuki kelasnya dan duduk di bangkunya, barisan kedua di pinggir jendela, lebih cocok untuknya yg suka sendirian.
. Singkat cerita kelas sudah dimulai, hari ini jadwal Kak Seno. Dia teman Kak Tio dari SMP. Kak Seno memilih menjadi dosen daripada menjadi ahli waris perusahaan mendiang ayahnya.
. "Baiklah, sebelum saya memulai pelajaran, saya akan memperkenalkan mahasiswa baru, dia pindah dari kampus YYY. Mungkin kalian tak asing dengannya. Rayyan!" Panggil kak Seno pada Rayyan. Rayyan masuk, dan pandangannya langsung mengarah kepada Arisa yang tak menoleh sedikitpun padanya. Arisa menoleh keluar jendela seakan pemandangan diluar lebih indah daripada pelajaran kak Seno.
Yang paling mengejutkan, kak Seno menyuruh Rayyan duduk dibelakang Arisa. Punggungnya mungkin terasa panas karena Rayyan terus menatap Arisa.
*kampus Yyy
. Desas-desus Rayyan yang pindah kampus membuat heboh seisi kampus Yyy. Pasalnya Rayyan menjadi primadona gadis-gadis kampus Yyy. Siapa yang tidak kenal Rayyan Andryan Pratama. Putra sulung keluarga Pratama, dan ahli waris perusahaan Pratama.
. "Hei Raisa, bukankah kampus Xxx itu tempat kuliah adikmu?" Tanya Sofia.
"Iya benar" jawab Raisa.
"Apa kau tidak khawatir jika adikmu akan mencuri perhatian Rayyan?" Timpal Deby
"Arisa bukan perempuan seperti itu, dia tidak banyak memikirkan laki-laki." Jawab Raisa santai.
"Huuhhhh aku heran, apa adikmu itu tidak normal?" Cetus Sofia.
"Apa maksudmu?" Raisa menatap tajam Sofia.
"Dia tidak tertarik pada laki-laki, apa menurutmu itu wajar?" Sofia memalingkan pandangan.
"Maaf Sofia. Tapi Arisa tidak seperti apa yg kalian pikirkan. Tidak seorangpun yang tahu kebenarannya selain keluargaku." Tegas Raisa.
"Maaf Raisa aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu." Ucap Sofia memeluk lengan Raisa.
"Aku tidak suka ada orang yang berfikiran buruk tentang adikku. Sekalipun itu temanku sendiri." Ucap Raisa datar.
"Baiklah maafkan aku!" Sofia membujuk Raisa.
Raisa tidak menjawab. Mulutnya enggan berbicara. Tatapannya dingin. Persis seperti Arisa.
"Kau terlihat seperti saudara kembarmu Raisaaa" ucap Deby ngeri.
*kampus Xxx
-Istirahat
. Rayyan menarik tangan Arisa di tengah banyaknya mahasiswa lain.
"Hei Raisa, putri dari pemilik perusahaan Artaris dan adik dari Tio Riyandi Putra. Seorang gadis yang di idam-idamkan para pria." Ucap Rayyan datar, tidak mempedulikan sekitar.
"Aku terkesan karena kau mengenal kakak dan ayahku. Tapi maaf aku bukan orang yang kau maksud" Arisa dingin menarik tangannya mencoba melepaskan dari genggaman Rayyan. Namun genggamannya semakin kuat membuat Arisa merintih kesakitan.
Terdengar mahasiswa lain berbisik pelan tapi masih terdengar oleh Rayyan dan Arisa.
"Dia Raisa? Bukankah Raisa kuliah di kampus Yyy?"
"Iya benar. Yang ku tahu seperti itu?"
"Apa mahasiswa baru ini tidak tahu siapa yang ada di depannya?"
Dari jauh terlihat seorang dosen menghampiri Arisa dan Rayyan.
"Hentikan Rayyan.! Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak sadar disini bayak mahasiswa lain yang melihat mu." Ucap kak Seno tenang. "Lebih baik kalian berdua ikut ke ruanganku" lanjut kak Seno.
Arisa dan Rayyan mengikuti dari belakang. Rayyan melirik lalu menatap Arisa, Rayyan merasa bahwa dia bukanlah Raisa yang Rayyan kenal. Rayyan penasaran, jika bukan Raisa, lalu siapa sebenarnya dia? Seseorang yang memiliki wajah yang sama dengan Raisa.
. Tiba di ruangan Kak Seno, kak Seno langsung mengintrogasi Rayyan.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan Rayyan?" Tanya Seno.
"Tidak ada" jawab Rayyan.
"Dan kau, apa kau punya masalah dengan Rayyan?" Tanya Seno pada Arisa.
"Tidak." Jawab Arisa. Rayyan langsung menoleh heran ke arah Arisa.
"Apa kau mengenalnya?" Tanya Seno pada Arisa
"Tidak." Jawab Arisa lagi. Rayyan semakin heran.
"Apa kau benar-benar tidak tahu siapa dia?" Tanya Seno pada Arisa dengan menunjuk Rayyan.
"Tidak." Lagi
"Fyuuhhhh baiklah biar aku jelaskan siapa dia. Dia adalah Rayyan Andryan Pratama. Dia putra dari pemilik perusahaan Pratama." Jelas Seno.
"Lalu?" Tanya Arisa datar.
"Haihh.... seharusnya kau tau Arisaaaaa." Ucap seno geram.
"Arisa?" Rayyan terkejut.
"Dan kau Rayyan, dia bukanlah Raisa, tapi Arisa. A.R.I.S.A. kau mengerti?" "Dan satu lagi,jika kau penasaran siapa Arisa ini, dia adalah..."
"Apa kau akan memberitaunya siapa aku?" potong Arisa sebelum Seno melanjutkan bicara nya
"Baiklah. Aku berhenti bicara." Ucap Seno mengangkat tangannya.
"Apa aku boleh pergi sekarang?" Tanya Arisa.
"Tentu saja." Jawab Seno tersenyum.
. Arisa langsung beranjak pergi tanpa menoleh ke belakang.
Rayyan yang penasaran pada Arisa ini, masih terduduk didepan Seno. Sikapnya benar-benar berbeda dengan Raisa.
"Apa yang kau lakukan Rayyan?" Tanya Seno heran. "Harusnya kau langsung tahu siapa dia." Lanjut Seno. "Ku kira kau orang yang tau banyak hal Rayyan, tapi pada Arisa saja kau tidak tahu." Ejek Seno.
"Apa maksudmu? Kau berbicara seakan aku bodoh dan tak tahu apa-apa." Rayyan mendecih.
"Lalu? Jika kau tidak bodoh, kau bisa membedakan Raisa dan Arisa. Mereka berbeda."
"Pantas" ucap Rayyan
"Apa yang pantas?" Tanya Seno.
"Ah.. tidak. Lupakan" ucap Rayyan tersenyum. "Kalau begitu aku permisi." Rayyan pamit. Diikuti senyuman Seno yang seperti mengatakan 'silahkan'.
Rayyan berlalu pergi, Seno masih terdiam di kursinya. Sementara fikiran nya berkecamuk memikirkan Arisa.
"Apa aku harus memberitahu Tio soal kejadian ini? Hmmmm sebaiknya jangan. Tapi jika tidak, Tio akan lebih marah kepadaku. Ahhhh sial kau Tio." Gumam Seno
. "Hasyiiiii." Tio bersin di tengah meeting. "Maaf aku tidak sengaja." Dalam hati Tio berkata "sepertinya ada yang sedang membicarakanku".
. Waktu begitu cepat, saat kelas selesai, Arisa berjalan menyusuri koridor dengan sedikit terburu-buru. Saat hendak belok ke arah parkiran, Rayyan menghalangi jalannya.
"Aku ingin bicara" ucap Rayyan lalu menarik tangan Arisa. Kali ini tidak keras, Arisa merasa heran pada perubahan sikap Rayyan.
"Kau mau bawa aku kemana tuan? Aku harus pulang sekarang" Ucap Arisa yang masih ditarik oleh Rayyan.
Arisa berhenti dan melepas lembut tangannya setelah tahu dia dibawa ke taman belakang. "Maaf tuan, jika tuan ingin bicara, bicaralah! . Saya tidak punya banyak waktu." Lanjut Arisa dengan wajah datar.
'Dia memang berbeda. Sangat dingin. Bahkan lebih dingin dari kakaknya Tio' gumam Rayyan dalam hati.
"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan dengan saya, sampai anda membawa saya menjauh dari keramaian." Tanya Arisa penasaran namun tertutup dengan wajah datarnya seakan tidak peduli apapun yang akan Rayyan bicarakan.
"Sebelumnya aku minta maaf karena sudah bersikap tidak baik terhadapmu, mengira bahwa kau Raisa. Maaf." Ucap Rayyan sedikit menunduk.
"Ternyata anda tahu kata maaf." Arisa berjalan melewati Rayyan.
"Jika tidak ada yang penting, lebih baik saya pergi" lanjut Arisa yang terus melangkah menjauhi Rayyan.
Rayyan menoleh, menatap rambut panjang Arisa yang terikat. "Kau berbeda." Lirihnya.
Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Mariana Frutty
✔️
2022-11-09
1