Part 5

Semalaman aku tak bisa tidur, kata-kata Mas Arga terus terngiang-ngiang di telingaku.

".... *Aku butuh istri yang bisa menjadi teman saat aku bahagia dan sahabat saat aku terluka..."

"...Apa bedanya kamu dengan asisten rumah tangga*?..."

Ya Allah apakah benar selama ini aku hanya di anggap asisten rumah tangga? Aku mencintai Mas Arga, benarkah masih tak ada cinta bagiku dihatinya.

Selama delapan tahun menikah pertengkaran semalam bisa dibilang paling menakutkan, Mas Arga tidak pernah berkata kasar dengan tinggi apalagi sampai mengangkat tangannya untuk memukulku, wanita itu benar-benar telah merubah suamiku menjadi orang lain.

Aku mengenal Mas Arga jauh sebelum aku menikah, Mas Arga adalah orang yang berwatak halus dia orang yang taat selalu sholat tepat waktu di masjid. Kecuali, ada sesuatu yang tidak memungkinkan untuk dia pergi ke masjid baru dia akan sholat di rumah. Dia orang yang patuh dengan orang tuanya saat ayahnya menjodohkannya denganku dia diam saja walaupun hatinya sangat berontak. Dia meminta tolong kepada ibu dan saudara-saudaranya untuk membatalkan perjodohan itu. Tapi, ayah mertuaku orang yang sangat keras kepala sehingga tetap melanjutkan perjodohan itu. Apalagi saat aku meminta segera dinikahnya dia langsung mengiyakan, Mas Arga sejak muda tidak pernah neko-neko apalagi jelalatan. Tidak, dia bukan seperti itu. Makanya saat aku tau dia memiliki wanita idaman lain aku yakin wanita itu yang menggoda Mas Arga duluan.

Pagi ini aku melakukan aksi mogok tidak melakukan pekerjaan rumah seperti biasa. tidak masak, cuci baju, beres-beres rumah dan tidak menyiapkan keperluan Mas Arga untuk pergi ke kantor. Agar ia tau bedanya istri dengan asisten rumah tangga, aku tersenyum sinis saat ia mencari kaos kakinya, aku biarkan ia mengacak-acak lemari untuk mencari sapu tangan. Ia bergerutu saat tak menemukan apapun di meja makan, hahaha puas aku melihat ekspresinya.

Sejak pagi sebenarnya aku tidak berdiam diri, aku menyusun strategi untuk melabrak perempuan sialan itu. Aku sudah menyiapkan keperluan Alya nanti mulai dari baju ganti, popok, bubur, susu, sampai kereta dorong. Menyadari itu nampaknya Mas Arga agak penasaran.

"Mau di bawa kemana Alya?" Tanyanya sinis.

"Ke rumah Sarah, sumpek dirumah" Sarah adalah sahabatku sejak masih sekolah. Rencananya aku akan mengajak Sarah untuk melabrak perempuan yabg bernama... Ah menyebut namanya saja aku tak sudi.

"Aku antar" Ucapnya ketus.

"Tak perlu" Ucapku tak kalau sinis.

"Alya aku antar, kalau kamu terserah" Dia langsung memasukan perlengkapan Alya ke bagasi mobil. Mengambil Alya dari gendonganku dengan kasar, Alya menangis. Mau tidak mau aku masuk kedalam mobil. Setelah sampai di rumah Sarah ia menurunkan semua barang Alya dan langsung melanjutkan perjalanannya setelah mencium kening Alya tanpa berpamitan kepadaku.

Rumah Sarah tampak sepi, mungkin suaminya sudah berangkat bekerja, dan aku pun memencet bel tidak lama kemudian pintu terbuka dan asisten rumah tangga nya Sarah mempersilahkan aku masuk.

"Hi Ra gimana kabarmu? Ko tumben datang ga telpon dulu?" Dia menyapaku sangat ramah tak lupa dengan pelukan hangat jika kami lama tak berjumpa, tak lupa ia juga menyapa Alya.

"Adudududu sayang cantiknyaa, mana ka Yaya? Gak ikut ya?" Dia tampak sumringah atas kehadiran kami, dan langsug menggendong Alya yang sedang berbaring di kereta dorong.

Aku menghela nafas panjang tak langsung ku jawab pertanyaanya tetapi Sarah mwngetahui raut wajahku.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Sedikit" jawabku singkat.

"Kamu ada kegiatan ga hari ini?"

"Gak ada deh kayanya, ada apa?" Tanya ia penasaran.

"Temenin aku ya Sar.." Rengekku.

"Kemana?"

"Ke kantornya Mas Arga Sar"

"Eh mau ngapain? kan tadi dia antar kamu kesini"

"Aku mau labrak selingkuhannya Mas Arga" Ucapku tegas tanpa ada rasa ragu sedikit pun.

"Apa? Hahaha ... Mas Arga selingkuh? Yang bener aja kamu Ratih? Ga mungkin deh.." Sarah terbahak-bahak menertawaiku.

Tidak hanya Sarah mungkin jika orang lain yang mendengarnya pun tidak akan percaya akan hal itu, jika kenyataan nya Mas Arga selingkuh.

"Sarah aku serius!"

Dengan raut wajahku yang serius seketika Sarah berhenti tertawa.

"Masa sih? Arga orang yang alim seperti itu bisa selingkuh?" Sarah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Coba cerita dari awal gimana caranya kamu bisa berasumsi kalau dia selingkuh Rat?" Lanjut nya sambil mengambil posisi duduk dekatku.

Aku ceritakan semua kejadiannya, mulai dari handphone barunya, kebiasaanya menyendiri hingga pertengkaran kami malam itu. Sarah mendengarkan ceritaku dengan antusias tanpa menyela, hanya sesekali dia mangut mangut terkadang kebingungan dengan mengernyitkan dahi lalu tersenyum dengan menggelengkan kepala.

"Begitulah Sar aku bingung harus gimana? Disisi lain aku gak tahan dengan semua ulah Mas Arga akhir-akhir ini, disisi lain jika aku pisah bagaimana nasib anak-anaku nanti, bagaimana omongan dan pandangan orang lain terhadapku jika aku menjadi seorang janda, aku tidak mau itu." tak terasa begitu cerita selesai air mengalir di pipiku, aku menghela nafas berat tak tahan rasanya menahan semua ini.

"Aku turut prihatin atas apa yang sedang menimpa keluargamu Ratih, sabar terus berdoa ya"

"Terus aku harus gimana? Apa yang harus aku lakukan Sar..?" Tanyaku pada Sarah sambil melepaskan pelukannya, dan dia menyodorkan beberapa lembar tisu padaku untuk menghapus air mataku. Dia menghela nafas sekali lagi.

"Kau tau siapa perempuan itu?"

"Namanya Lily, Dia teman sekantornya Mas Arga" jawabku.

"Kamu tau dia seperti apa orangnya?" tanya nya penasaran akan hal perempuan itu.

Aku menggeleng "maka dari itu aku ingin menemuinya aku ingin melabraknya, akan kupermalukan ia di kantornya, perempuan penggoda macam dia harus di kasi pelajaran" tuturku membabi buta. Dan Sarah hanya tertawa.

"Apa? Akan melabraknya?"

"Iyalah dia suamiku, ayah dari anak-anaku, memangnya tidak boleh ya aku memberi dia pelajaran yang sudah membuat rumahku seperti neraka?"

"Udah jangan, ga perlu kamu lakuin itu"

Aku terperangah mendengar jawaban itu.

"Eh ko gitu? Kenapa jangan ?" Aku kaget melihat reaksi Sarah yang seperti itu, aku kira sarah akan mendukungku karna ia sahabat terbaikku yang mengerti aku.

"Jangan lah maen kayak gitu labrak-labrakan ... Iya kalau bener mereka ada hubungan kalau ngga ada gimana?"

"Kenapa sih kamu malah membela perempuan itu, aneh deh?"

"Aku ga membela dia cuman cara yang kamu lakukan terlihat norak dan kampungan" aku kaget saat mendengar jawaban Sarah tentang pendapatnya, kata norak dan kampungan akan hal yang akan kulakukan. Mungkin dia tidak mengerti karna dia tidak pernah ada di posisiku, rasanya di khianati atau jangan jangan Sarah mengetahui kalau Mas Arga sudah mempunyai wanita idaman lain, atau bahkan Sarah kenal dengan wanita itu?.

Terpopuler

Comments

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

salah sendiri knp jdi cwe kegatelan pingin nikah m cwo yg g cinta skrg nikmatin dh

2022-08-09

0

Sulati Cus

Sulati Cus

ak mlh curiga sama sarah??? ada apa dg sarah??

2022-03-18

0

Sulati Cus

Sulati Cus

kerja lah / jualan online seorang wanita mampu jd ibu sekaligus ayah buat anak2nya demi anak jgn jd lembek

2022-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!