Mobil Ariell memasuki pekarangan rumah ia pun segera memarkirkannya dengan sempurna di garasi samping rumahnya, lalu bergegas turun tidak lupa mengunci mobilnya.
Ia berjalan memasuki rumah lewat pintu samping, dengan sisi tangan kanannya membawa tas belanjaan yang ia beli tadi sebelum pulang dan satu sisi tangan kirinya menenteng tas kesayangannya.
Ia memanggil mbak assisten rumah tangganya untuk membantunya membereskan barang belanjaanya itu, yang langsung segera di terima oleh mba Arti sang assisten.
Waktu menunjukkan pukul lima lebih saat ini, terlalu sore ternyata ia pulang hari ini. terlihat sang Ibu yang tengah memasak di dapur, ia pun menghampiri lalu memeluk Ibunya dari belakang.
"Ibu sedang masak apa, hemm enak kayaknya?" Tanya Ariell indra penciumannya langsung menangkap harum masakan enak.
"Udang saos merah kesukaan kamu, udah sana mandi dulu, Aduuch bau acem tuh.!" Goda Ibu Ayu pada putrinya.
"Hemmm..enak aja masih wangi gini kok, jadi laper, okay kalau begitu Ariell mandi dulu yaa Bu." Pamit Ariell seraya mencium pipi Ayu sebelum melangkah pergi.
Tak berapa lama Ariell sudah kelihatan lebih fresh dan turun ke ruang makan yang sudah ada sang nenek yang menunggunya.
"Waahh, banyak sekali menunya, apa malam ini kita kedatangan tamu Bu, Nek.?" Tanyanya sedikit bingung saat melihat ada ada beberapa menu masakan enak yang terisi hampir memenuhi meja makan yang tidak terlalu besar itu.
"Iyaa,, Ada teman nenek yang mau berkunjung kemari sayang." Jawab sang Nenek seraya tersenyum manis menatap cucu perempuannya.
"Baiklah, kita lihat siapa tamu kita malam ini." Seru Ariell sambil memainkan ponsel miliknya.
Ting Tong
Tak lama terdengar bunyi bel rumah berbunyi, mbak Arti mempersilahkan tamunya itu masuk dan mengantarkan tamu nya untuk langsung menuju ruang meja makan, sesuai perintah sang tuan rumah tadi.
"Malam Nek," Sapa seorang pria muda dangan seorang wanita yang sudah berumur senja yaa seusia nenek Dhisa, dan yang pasti itu adalah temen beliau yang tadi di bicarakan.
Eeh tunggu.
Kok sepertinya aku kenal dengan pria ini, tapi dimana ya?. pikir Ariell sambil terus mengingat ingat kembali memorinya yang hampir penuh.
"Hai Riell, masih ingat denganku,?" Tanpa di duga si pria langsung menyapa Ariell yang di jawab dengan gelengan kepala oleh gadid itu, Yaa Ampun pikirannya mungkin sudah di penuhi oleh seseorang yang entah jauh di sana.
"Aku Dion, masa kamu lupa, teman kecilmu bermain dulu di pantai, buat rumah-rumahan." Dan tak lama setelah lama mengingat akhirnya Dion mendapat anggukan langsung dari Ariell. Dion pun mendudukkan dirinya di sebelah Ariell.
"Udah inget sekarang,? Tambah tinggi juga kamu ya, kirain masih aja pendek kayak kurcaci kawan nya si cinderela itu, hahaha" Celetuk Dion yang langsung mendapatkan tatapan horor dari Ariell kawan kecilnya dulu.
"Kamu juga tambah tinggi tambah berisi Dion, gak kayak dulu tubuh krempyeng kayak lidi, hahaha" Balas Ariell yang ternyata ingat juga masa kecilnya dulu, yang sempat berkunjung untuk mengunjungi sang nenek di sini walau sebentar lalu tak lama kembali lagi ke Jogja.
"Ayo langsung makan saja Firda dan Dion," Ucap nenek Ariell pada kawannya dan juga teman cucunya.
Mereka pun menikmati makan malam itu dengan di selingi pertanyaan konyol dari Ariell san Dion yang membuat suasana rumah jadi ramai.
"Jadi selama ini kamu tinggal di London Dion, pantesan pas baru aku pindah ke sini aku tak melihatmu beberapa tahun kemarin." Seru Ariell yang kini tengah duduk bersama Dion di kursi ayunan dekat kolam renang yang terletak di halaman belakang rumahnya.
"Ya begitu lah, Papa Mama yang menyuruhku ke sana untuk mengurus perusahaan Papa, sebelum akhirnya aku pulang kemarin karena Oma merengek suruh anterin pulang ke sini, alasannya sudah kangen kampung halamannya." Jawab Dion tersenyum saat mengingat rengekan Oma kesayangannya itu.
"Ya namanya juga nenek nenek pasti kangen lah sama kampungnya tempat beliau berasal, aku pun juga kangen kampung halamanku, tapi tidak ada alasan untuk aku kembali lagi ke sana lagi." Ucap Ariell yang berubah sendu dengan menahan air matanya supaya tak jatuh.
"Aku turut berduka ya atas meniggalnya om Syarief yang sabar, aku benar-benar nggak tahu lho berita itu, Oma juga baru ngomong akhir-akhir ini." Lirih Dion berusaha menguatkan hati kawannya ini.
Berharap kawannya itu tidak sedih lagi, mereka pun melanjutkan mengobrol panjang lebar, sesekali saling menggoda, membuat suasana yang dulu yang pernah ada tercipta kembali.
Setelah Dion dan Omanya berpamitan pulang, kini Ariell, Ibu Ayu dan Oma tengah berada di ruang keluarga. tak lama sang nenek mulai berkata serius.
"Ariell tadi Oma Firda ada cerita ke Nenek kalau kapan hari Papa dan Mamanya Dion itu sempat melihat seorang pria yang sangat mirip dengan Syarief Ayahmu." Seru Nenek pada serius menatap keduanya.
"Kalian tahu sendiri kalau Leo itu dan Ayahnya seperti pohon pinang di belah dua, besar kemungkinan orang itu benar Leo Ayu, nenek begitu yakin," Tambah nenek lagi dengan sedikit berbinar, sementara Ariell dan Ibunya masih sedikit terkejut mendengar berita perihal Abangnya.
"Ya belum tentu juga nek, siapa tahu itu hanya orang yang mirip dengan abang kan, di dunia ini kita mempunyai tujuh kembaran bener kan, jadi jangan terlalu di pikirkan oke, nanti biar Ariell yang cari buktinya." Seru Ariell yang mencoba mengelak agar sang Ibu dan nenek tidak kepikiran.
"Baiklah Ariell istirahat dulu yaa Nek, Bu. Good night" Lanjut Ariell sambil melangkah untuk masuk ke dalam kamarnya.
Sejenak ia memandangi langit langit kamar sebelum ia memejamkan kedua matanya. rasa kantuk pun datang perlahan.
...----------------...
"Halo Son apa yang sedang kau kerjakan?" Tanya Seorang pria dewasa yang tidak lain adalah Bryan si Hot Daddy.
Ia baru saja pulang dan mendapati putranya itu sedang berada di ruang keluarga dengan di temani bibi Sum assisten yang biasa membersihkan Apartemennya.
"Hallo Dad, lihat Ken gambar apa, apakah kelak Ken kalau sudah dewasa bisa membuat robot seperti ini Dad,?" Tanya Kenzie sambil memperlihatkan beberapa gambar robot pada sang Daddy.
"Tentu saja boy, putra Daddy pasti bisa, pokoknya harus rajin belajar, baiklah lanjutkan lagi, Daddy akan mandi sebentar setelah itu kita makan malam tunggu Dad oke," Seru Bryan pada putra semata wayangnya itu, dan mendapat anggukkan kepala dati Ken kecil sebagai jawabannya.
Semenjak kepergian Istrinya beberapa tahun silam, Bryan merawat dan mengasuh sendiri putranya itu walaupun masih di bantu oleh mbak atau Mamanya juga.
Bryan sangat menikmati itu, walau tidak di pungkiri rasa kesepian oleh sosok seorang wanita di sampingnya juga sangat mempengaruhi sisi lain dari seorang Ayah.
Tapi ia tidak begitu terlalu mencari sosok wanita yang bisa menggantikan mantan istrinya, Mama dari putranya itu. Toh hatinya sudah terikat oleh seseorang berharap masih bisa bertemu kembali.
Setelah acara makan malam selesai mereka masuk ke dalam kamar, gosok gigi terlebih dahulu lalu bercengkrama sebentar sebelum tidur.
Ken tidak bisa jauh dari Daddynya, jadi putranya itu akan ia ajak serta kemana pun ia pergi kalau di rasa tempatnya yang akan dituju itu aman, dan tidak akan mengajaknya kalau sangat berbahaya.
*Ini visual Putra ganteng dari Hot Daddy kita Bryan
namanya Arjuna McKenzie Djandra usia tiga tahun lebih.
Uuhh ganteng sekali..Daddy sama Son nya ini, bener-bener the Real Hot Daddy.
.tbc
Jangan lupa minta like dan komentar dari kalian yaa...biar tambah semangat lagi Author nulisnya...Terima Kasih.
Mohon dukungan dari semuanya yaa,, juga hadiah🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Tati Aulia
wah ini sih cerita nya jdi ke yataan
2022-09-27
1
Nurul Aeni
visual nya di dunia nya jg real, jd suami istri dan ini anak nya jg anak yg si hot daddy nya 😁
bisa ajh ni author nya nyari visual yg bnr" real
2021-11-05
1
Heny Ekawati
dulu putusx karena ap ya
2021-11-03
1