Tasya bangun pukul lima pagi, sengaja ia tidak langsung bangun karena hati dan pikirannya masih sedih dengan keadaannya. Ia duduk di depan cendela kamarnya, menikmati indahnya langit yang akan berubah menjadi jingga di ufuk timur serta hembusan angin yang sungguh sangat segar.
Di saat pikirannya sedang memikirkan apa yang selanjutnya akan ia lukakan tiba-tiba, anak sulungnya menangis di depan pintu kamarnya.
Owa... owa... owa....
Mendengar suara tangisan Alexa, Tasya langsung meloncat dari tempat duduknya. Ia berlari ke arah pintu, tak mau anaknya menunggu lama.
"Sayang kamu kenapa?." Tasya menggendong dan menidurkan anaknya di ranjangnya.
"Tidur di sini Ma."
"Tidur di kamar Mama?."
Lexa menganggukkan kepalanya penuh arti, Tasya segera memukul pelan paha Lexa dan berhasil akhirnya balita itu kembali tidur dengan nyenyaknya.
Tasya melangkah ke dapur untuk memasak, tak lupa membuatkan susu untuk kedua buah hatinya. Hari ini dia akan kembali mendaftar kuliah di Universitas di Jogja, berharap hari ini ia akan mendapatkan pekerjaan. Karena semalam ia sudah mengirimkan beberapa surat lamaran kerja ke beberapa hotel maupun kantor, terbesar di daerah Jogja juga.
Saat semua sarapan sudah tertata rapi di meja makan, gawai Tasya berdering. Ia langsung menyambarnya cepat, berharap ada secercah harapan yang indah baginya.
"Hallo, selamat pagi. Dengan Nona Natasya Permatasari?."
"Pagi, iya Kak saya sendiri. Ada keperluan apa ya?."
"Begini Nona, kami dari Hotel Surya Agung sudah membaca surat lamaran kerja Anda tadi pagi. Saya di minta kepala HRD untuk menghubungi Anda, keperluannya untuk wawancara. Apa Anda bisa pagi ini ke Hotel kami?."
"Jam berapa ya Kak, karna saya sedang ada kepentingan di kampus."
"Apa Anda masih berkuliah Nona?."
"Bukan Kak, saya ingin mendaftar kembali karna sempat tertunda beberapa tahun yang lalu."
"Oh begitu, saya harap Anda datang ke Hotel jam delapan tepat. Masalah kuliah nanti bisa di bicarakan dengan HRD kami, dan kami menyarankan Anda supaya ambil jalur karyawan saja Nona. Supaya pagi Anda bisa bekerja dan malam atau sore Anda bisa menuntut ilmu, bagaimana?."
"Wah bagus sekali idenya, baiklah sebentar lagi Saya akan berangkat ke Hotel."
"Baiklah kami tunggu."
Sambungan telponpun terputus, mama yang mendengar pembicaraan Tasya mengucap syukur.
"Tas, kamu ada wawancara nak?."
"Iya Ma, do'akan Tasya ya. Semoga wawancara kerjanya lancar, tapi bagaimana dengan si kembar apa Mama nanti tidak kerepotan?."
"Sudah gak papa, kamu fokus dulu sama wawancaranya semoga kamu berhasil ya nak."
Dengan penuh semangat Tasya mulai mempersiapkan dirinya, ia berdandan sangat cantik dan memakai baju atasan putih dan rok span selutut berwarna hitam serta sepatu vantovel hitam yang menjadi alas kakinya.
Sambil menaiki ojek on line, ia berangkat ke Hotel Surya Agung. Hotel bintang lima di sebuah pusat kota, beberapa do'an ia panjatkan sampai sang driver mulai menggodanya.
"Arep nglamar kerjo ta Mbak?"
(Mau melamar kerja ya Mbak?)
"Enggih Pak."
(Iya Pak.)
"Arep ngalamar nang Hotel seng gedhi kae to Mbak, tak dungakne klebu yo. Rejekine okeh kanggo kluarga, Aamiin."
(Mau melamar kerja di Hotel yang besar itu ya Mbak?, Saya do'akan masuk ya. Rejekinya banyak untuk kluarga, Aamiin.)
"Matur nuwun Pak."
(Trimakasih Pak.)
Tak lama ojek on line yang di tumpanginya berhenti tepat di depan loby Hotel, ia segera di sambut oleh satpam yang berjaga di sana.
"Selamat pagi Nona, kalo boleh tau ada keperluan apa Anda ke Hotel kami. Mau menginap atau menemui seseorang?."
"Saya di minta pihak HRD datang pagi ini."
"Oh, Anda sedang di tunggu Nona. Mari ikut dengan saya." Satpam itu membawa Tasya untuk menghadap pihak HRD.
Satpam itu membawanya masuk ke sebuah kantor di lantai dasar, mereka berjalan di lorong sebuah ruangan yang Tasya tak tahu itu ruangan apa saja.
"Ini ruangan HRD Nona, mohon tunggu di sini saya akan kembali lagi sebentar.
Tasya hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di depan ruangan HRD. Sepuluh menit kemudian satpam itu keluar ruangan ia meminta agar Tasya langsung saja masuk ke dalam ruangan.
"Selamat pagi Bu, saya Natasya Permatasari yang tadi pagi di minta datang untuk wawancara."
"Selamat pagi juga, jadi anda Nona Natasya?. Baiklah menurut Riwayat hidup anda, apa anda sudah menikah?."
"Saya baru bercerai dengan suami saya beberapa hari yang lalu Bu."
Wanti kembali membaca email Natasya kembali, nampak ia sedang serius mempertimbangkan sesuatu. Tiba-tiba Direktur utama masuk ke dalam ruangan HRD dengan langkah terburu-buru.
"Bagaimana Bu Wanti, apa Ibu sudah menemukan calon sekretaris untukku?." Tanya Mario, tanpa melihat Natasya di sebelahnya.
"Ini calonnya,tapi..." Wanti tidak melanjutkan perkataannya.
"Kenapa, ada apa?." Mario mengarahkan pandangannya ke arah Natasya sejenak, lalu kembali fokus ke arah layar komputer di depannya.
"Nona Natasya belum menyelesaikan pendidikannya, bukannya itu tidak masuk dalam kriteria kita Pak?." Wanti berbicara terus tanpa ingin mempertimbangkan kembali keputusannya.
Mario melanjutkan membaca Riwayat hidup dan pendisikan terakhir Tasya, lalu menscrol layar ke atas. Ia begitu terkejut saat foto yang ia lihat adalah teman kampusnya dahulu. Ia memperhatikan foto itu lalu membandingkannya dengan sosok yang berada di hadapannya.
"Tasya, kau benar Tasya kan?." Tanya Mario masih tidak percaya.
"Iya Pak saya Tasya, Natasya lebih tepatnya." Jawabnya sambil mengingat-ingat tentang sesuatu.
"Kalau kamu Tasya, kenapa emm.. maaf kamu jadi gendut seperti ini?." Mario memperhatikan penampilan Tasya mulai dari atas lalu berpindah ke bawah.
"Apa anda Mario, Mario teman kampus saya dulu?. Saya memang gendut setelah melahirkan Pak." Jawabnya sambil menundukkan kepala, ia begitu canggung saat di tatap penuh oleh Mario.
"Ya saya teman kamu Mario, jadi kamu sudah menikah?." Tanyanya sedikit lemas.
Ya Mario dulu sangat mengidolakan Tasya waktu masih kuliah bersama, tubuhnya yang ramping, bulu mata yang indah, hidung mancung serta terdapat lesung pipi di kedua pipinya. Membuat siapa saja yang melihatnya sungguh terpesona, tapi siapa sangka wanita yang di idolakannya saat ini kini telah berubah. Tasya yang gendut, berwajah kusam, dan kulit yang sedikit gelap berbeda sekali dengan yang dulu.
"Jadi kamu dah nikah?."
"Iya, tapi baru beberapa hari yang lalu kami bercerai." Jawabnya dengan air mata yang hampir keluar.
"Bu Wanti biarkan dia menjadi sekretarisku yang baru, dia temanku sewaktu kuliah. Aku tau betul seberapa potensinya."
"Baik Pak."
"Kamu mulai bekerja besok pagi." Ujar Mario, ia pergi dari ruangan HRD setelah memberi selamat kepada Tasya.
Mario kini sedang menata hatinya kembali, sejak perginya Tasya yang secara tiba-tiba itu membuat Mario patah hati. Ia begitu kecewa waktu itu, lama sekali menjomblo, bahkan sampai kedua orang tuanya meninggalpun ia masih belum menwmukan wanita yang cocok. Karena ia masih belum bisa move on dari Tasya.
Tasya memang mahasiswa tercantik di kampusnya, tapi karna kecantikannya itu tidak membuat dia sombong atau memilih teman. Dia baik kepada semua orang, sifatnya yang mudah bergaul membuat para pria tergila-gila padanya. Dan itu termasuk Mario, sampai pada pertemuan keduanya ini ia masih berharap bisa dekat kembali kepada Tasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Wakwakwak, disini lucu bgt saat Mario dgn tanpa ragu bilang "Tasya gemuk".
2021-12-04
0
lintang berseri
jangan ada Kevin diantara kalian ya ... ga rela akunya
2021-10-31
0
Besse Winda
banyak koq orang gendut tp tetap cantik thorr, hikhik. gendut hooot
2021-10-28
0