Dan benar saja, sehari tak bertemu dengan suaminya membuatnya sedikit ketakutan. Tasya terlihat mondar-mandir di depan pintu, nampak sebuah mobil sedan hitam masuk ke dalam pekarangan rumahnya.
'Mobil siapa ya, kenapa masuk ke pekarangan rumahku?.' gumamnya dalam hati.
Tasya segera membuka pintunya karena penasaran siapa yang datang, hampir larut malam. Tasya begitu terkejut saat yang baru turun dari mobil sedan mewah itu ternyata suaminya.
"Loh Abang rupanya, mobil siapa ini Bang?." Tanya Tasya sambil menghampiri suaminya.
"Jangan dekat-dekat mobil ini, mobil ini mahal nanti kegores dengan kulit tanganmu yang kasar itu." Kevin beralih ke pintu sebelah untuk membukakan pintu untuk Monica.
Tasya memperhatikan gerak-gerik suaminya, sambil menahan tangisnya.
Monica turun dengan terus menggandeng tangan Kevin, dan berjalan dengan begitu angkuhnya.
"Jadi ini rumah kamu Mas?." Tanya Monic sambil terus memandangi keadaan rumah Kevin yang sangat sederhana.
"Iya, ini juga warisan dari keluarga si Tasya kok Mon." Kevin mengajak Monica masuk ke dalam rumahnya sambil terus menggandeng tangannya, ia sama sekali tidak memperhatikan keadaan istrinya yang begitu terluka.
"Owh ini ternyata istri kamu?, pantesan Kevin ninggalin kamu ternyata kamu terlalu sederhana ya. Gak level dan gak pantes dengan Kevin yang seorang Manager di tempat kami bekerja."
"Siapa wanita ini Bang?."
"Ini adalah Monica calon istriku, sebaiknya cepat tanda tangani surat cerai ini. Karena malam ini juga aku akan pergi dari rumah ini." Kevin menyodorkan sebuah amplop coklat lengkap dengan sebuah pulpennya.
Tangis Tasya sudah tak terbendung lagi, ia sudah mengantisipasi tentang kejadian ini. Ia harus ikhlas dan tabah, ia memang tidak memperjuangkan pernikahannya karna ia tau Kevin bukanlah lelaki yang baik baginya dan anak-anaknya.
Kemarin lusa Yuda teman kantor Kevin sengaja datang ke rumah Tasya, ia menceritakan tentang kejelekan Kevin selama di kantor. Ia juga menceritakan Kevin yang suka menjelek-jelekkan dirinya serta suka membandingkan dirinya dengan wanita yang bernama Monica.
Tasya segera menandatangani surat itu tanpa berkomentar apa pun, tentu saja itu membuat Kevin dan Monica bahagia.
"Ternyata permintaan cerai kamu cepat sekali di setujui istrimu Mas?."
"Bagus dong, jadi aku gak capek-capek memaksa dia untuk menandatangani surat ini."
"Berbahagialah Bang, suatu saat kamu akan menyesali perbuatanmu yang sudah menceraikanku saat ini."
"Oiya Mas, aku gak mau ya kalau aku harus merawat anak kamu." ujar Monica dengan angkuhnya.
"Tenang saja Mbak, saya juga tidak sudi kalau anak-anak saya harus di asuh orang yang tidak punya moral seperti kalian." Tasya yang sudah cukup muak dengan Kevin dan Monic akhirnya mengusir mereka berdua, ia tidak mau lagi berurusan dengan lelaki yang suka selingkuh dan tega meninggalkan istrinya demi wanita lain yang jauh lebih cantik darinya.
Monica yang tersinggung dengan ucapan Tasya berusaha untuk menamparnya, tapi hal itu masih bisa di tangkis oleh Tasya.
"Jauhkan tangan anda, dari tubuh saya. Tubuh ini najis di sentuh oleh kalian berdua, cepat pergi dari sini, saya sudah tidak membutuhkan kalian di sini." Tasya mendorong kedua tubuh mereka, dan segera mengunci rapat pintu rumahnya.
Tangis Tasya pecah, ia masih tidak percaya suaminya benar-benar menceraikannya di pernikahan yang baru seumur jagung.
Sambil menangis ia mengingat sesuatu yang ia simpan bertahun-tahun, ia mencari barang tersebut dan berharap barang itu tidak di ketemukan oleh suaminya.
Dan benar saja barang itu masih ada di tempat yang sangat rahasia, beruntung sekali ia adalah perempuan yang sangat sederhana. Bahkan dari hasil jualan online yang tidak di ketahui suaminya itu ia sisihkan untuk di tabung.
Di bukanya tas itu lalu merogoh barang yang ada di dalamnya, ia mengeluarkan beberapa uang ratusan dan lima puluhan. Lalu ada beberapa perhiasan sebagian adalah perhiasannya dulu sewaktu masih muda.
Iya menyimpan semua perhiasan itu ke dalam kantong kecil untuk di jualnya esok hari, ia mencoba tegar demi kedua anaknya dan mulai mengemas semua baju dan barang berharga miliknya. Ia ingin pergi ke luar kota untuk menata hidupnya bersama orang yang ia sayangi, siapa lagi kalau bukan mamanya.
...🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱...
Pagi menjelang ketika hari masih agak gelap, bahkan di luar sana masih turun embun yang begitu tebal. Maklum ia hidup di sebuah kampung, dan suaminya hanya Meneger di sebuah kantor swasta yang besar di daerah sana.
Keinginannya untuk meninggalkan kota sudah bulat, sesudah bersiap ia memesan taxi on line untuk pergi ke rumah mamanya. Dengan gerak cepat ia sudah menjual semua perhiasannya saat di perjalan ke rumah mama.
Sesampainya di rumah, ia meminta mamanya untuk segera mengemas pakaiannya dan ikut serta dengannya pergi ke luar kota. Bahkan asisten rumah tangganya saja tidak di beri tahu mereka akan pergi ke mana.
Mamanya hanya bisa mengikuti kemauan anaknya, agar ia bisa pergi jauh meninggalkan mantan suaminya dan agar tidak di ganggu lagi oleh mereka.
Setelah siap dengan persiapannya mereka berangkat ke Jogja, di sana Tasya menyewa sebuah rumah kecil untuk tempat tinggal sementara. Perjalanan yang cukup melelahkan membuat kedua anaknya sedikit rewel.
Bertepatan dengan sampainya Tasya di Jogja, saat itu juga Kevin datang ke rumahnya. Ia berniat untuk mengambil anaknya untuk di asuhnya bersama Monica. Tapi sayang orang yang di carinya sudah tidak ada di rumah, bahkan ada seseorang tetangga yang menyampaikan kalau rumah itu sedang dalam pantauan bank dan akan segera di sita karena sebuah hutang.
Tentu saja itu membuat Kevin bingung, ia merasa bahwa istrinya dalam keadaan biasa-biasa saja. Bahkan masalah uang sekalipun, ia tidak pernah meminta kepada suaminya. Lalu untuk apa uang itu?
"Bagaimana Mas, apakah Tasya ada di dalam?." Tanya Monic saat baru turun dari mobilnya.
"Tasya gak ada di rumah, kata tetangga Tasya mempunyai banyak hutang dan pergi entah kemana."
"Mungkin dia pergi ke rumah orang tuanya Mas." Ujar Monic kembali.
"Ya mungkin saja, bagaimana kalau kita sekarang ke sana." Kevin menggandeng tangan Monica dan bersiap pergi dari rumah Tasya.
"Maaf Mas Kevin, wanita ini siapa ya. Kok saya gak pernah liat?." tanya wanita tersebut.
"Saya calon istri barunya!." Jawabnya dengan sinis.
"Wah Mas, kamu tega sekali ya. Pantesan Mbak Tasya pergi dari rumah, dasar lelaki mata kranjang gak kasian apa sama anak istri. Padahal Mbak Tasya itu orangnya baik, walaupun punya dua anak kecil tapi dia pintar cari uang."
"Maksut kamu apa, Tasya kerja?." Tanya Kevin penasaran.
"Bahkan suaminya saja gak tau, Mbak Tasya itu jualan on line kue dan masakan. Semua masakannya enak-enak lo Mas."
Mendengar itu Kevin merasa dirinya bodoh, kenapa menikah selama lima tahun ini ia tidak tau kalau istrinya suka jualan on line. Sesibuk itukah dirinya sampai tidak tau keadaan istri dan anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Trisna Tris
lanjut Thor..... semangat tasya
2022-01-25
0
lintang berseri
cepet banget ceritanya ini
2021-10-31
0
Sawarnie
biarlah penyesalan yg d dapatkan
2021-10-12
0