Tiba-tiba ada pesan masuk di ponselnya.
"Kamu sudah makan malam? "pesan dari Aran. Sebenarnya Diona malas menjawabnya. Sudah mau menikahi Mhina kenapa masih perhatian padaku. Tapi dasar hatinya masih cinta, di balasnya pesan itu.
"Sebentar lagi." balas Diona singkat. Tidak ada pesan lagi dari Aran. Diona malas keluar, dia akan masak mie instan saja untuk makan malam. Diona pun mengirim pesan pada tantenya jika dia akan mengirimkan barang-barangnya ke rumah. Tantenya menghubungi Diona.
"Halo Tante, ada apa?" tanya Diona menjawab panggilan.
"Sayang kamu kirim barang-barang memangnya mau pulang?" tanya Wilma tantenya.
"Iya tan, barang-barang dulu ya. Nanti aku nyusul." jelas Diona.
"Ok deh sayang, Tante senang kamu mau pulang. Tante tunggu ya di rumah." Wilma gembira keponakannya akan pulang.
"Iya tan, nanti di telpon lagi kasih kabar." hubungan pun terputus. Diona mencoba untuk tidur. Tapi kemudian di dengarnya ada yang mengetuk pintu kamarnya. Karena ingin tau Diona bangkit dan membuka pintu kamarnya. Tampak Aran yang berdiri tersenyum sambil membawa sekotak pizza.
"Kamu mau makan di sini atau kita makan ke luar?" tanya Aran dengan manis. Diona terpaku.
"Makan di sini saja. Kamu sudah beli pizza kan." Diona tidak dapat menolak. Diona pun mengambil dua botol air mineral, lalu keluar menuju teras samping bersama Aran. Di tempat kosnya ada teras di samping rumah dengan meja makan yang besar untuk penghuni kos bersantai atau menerima tamu. Kebetulan tempat itu kosong. Mereka pun duduk, Aran segera membuka kotak pizza-nya. Tercium wangi pizza tersebut. Ini salah satu makanan yang Diona sukai. Selama bersahabat dengan Diona Aran sudah tau makanan apa saja yang gadis itu suka. Termasuk makanan apa saja yang gadis itu tidak suka.
"Untuk apa kamu ke sini?" Diona berpikir pasti Aran sibuk dengan Mhina, karena sebentar lagi mereka akan menikah.
"Aku tau kamu pasti malas makan malam. Paling kamu bikin mie instan kan?" Arun menyodorkan pizza yang tidak di tolak Diona. Ternyata dia lapar. Tebakan Aran memang tepat. Sikap Aran yang manis seperti ini yang membuat Diona sulit melupakan cintanya. Aran begitu menjaganya. Dulu Diona penasaran bertanya pada Aran, mengapa begitu baik padanya. Bahkan jauh lebih baik di banding pada Mhina. Aran menjawab karena Diona sahabatnya dan tinggal seorang diri di Jakarta. Mhina tinggal bersama keluarganya dan pasti ada yang menjaganya selain Aran.
"Makan yang banyak, aku khusus beli buat kamu." kata Aran lembut. Diona tersipu.
"Kamu juga makan, temani aku. Aneh rasanya makan sendirian." Diona mengambilkan satu untuk Aran, pria itu pun tidak menolak. Aran begitu sayang pada sahabatnya. Dia yang selalu menjaga Diona ketika sakit, khawatir atau sedih.
"Di kamu benar mau pulang ke Surabaya?" tanya Aran serius. Dia masih berat melepas Diona pergi.
"Iya, kuliahku kan sudah selesai. Aku harus pulang." kalau saja Aran tidak menikahi Mhina, mungkin Diona mau bertahan. Tapi sampai kapan?
"Kamu ga mau Di, kerja di perusahaan papaku?" Aran tetap bisa bersama Diona jika begitu. Lalu aku harus melihat kemesraan kalian? cih tidak mau, pikir Diona.
"Aku malah harus kerja di kantor pamanku " Diona menolak. Aran tau Diona di biayai pamannya. Tentu saja Diona harus membalas budi pada pamannya. Walau kecewa Aran menghibur hatinya, dia masih bisa menengok Diona ke Surabaya. Di sana juga ada cabang perusahaan ayahnya.
"Habiskan pizza-nya, kamu kurusan sekarang." Aran bicara sambil menatap Diona lekat. Diona jadi malu, tapi dia menuruti perkataan Aran. Memang belakangan ini dia susah makan. Setelah tau tentang pernikahan Aran dan Mhina.
"Di kamu tidak mau ikut kami bulan madu? Hitung-hitung liburan." Aran tidak tega meninggalkan Diona sendirian. Apa lagi gadis itu akan segera pulang ke Surabaya.
"Kamu mabok ya? Ngapain ikut kalian bulan madu?" Diona marah pada Aran. Luka hatinya akan semakin besar. Dia merasa jadi gadis yang mengemis cinta jika setuju. Lagi pula belum tentu Mhina setuju. Itu hanya ide gila Aran. Pria itu tertawa tidak merasa bersalah. Tapi memang selama ini Diona tidak pernah melihat Aran bersikap mesra pada Mhina. Mungkin Aran menjaga perasaannya. Walaupun Aran perhatian pada Mhina dan kadang cemas pada gadis itu, tapi tidak pernah mesra. Apa memang begitulah Aran. Tidak suka mengumbar rasa cintanya. Tapi Aran pasti serius pada Mhina. Buktinya mereka akan menikah. Memikirkan itu Diona jadi murung, dan itu tidak lepas dari mata Aran.
"Kamu sakit Di? Belakangan ini kamu lebih diam." tanya Aran cemas. Iya aku sakit hati, sangat sakit hati. Jawab Diona dalam hati.
"Mungkin aku sedikit lelah dan sedih karena akan pulang." dalih Diona.
"Makanya kamu jangan pulang. Nanti aku deh yang ngomong sama om Danu." Aran bersemangat. Usaha yang sia-sia. Karena sudah di pastikan Diona sudah tidak mau lagi merasakan sakit dan terbelenggu pada cintanya.
"Aku tetap harus pulang Ar, ini bukan tentang om Danu, tapi memang aku yang ingin pulang." Untuk menyelamatkan hatiku, Diona menyambung dalam hati. Ada kekecewaan dalam mata Aran. Tapi dia tidak berkata apa-apa. Diona kadang keras kepala. Gadis itu sangat patuh pada pamannya. Aran tau Diona sudah tidak punya orangtua. Bukan karena Diona yang bercerita, tapi Aran yang mencari tau. Dia melihat paman gadis itu yang selalu menghubungi Diona. Tidak pernah orangtuanya mencari atau menghubungi Diona. Maka Aran mengutus seseorang untuk mencari tau. Setelah tau apa yang Diona alami, Aran semakin menjaga Diona. Aran menghela napas kesal. Toh Diona kembali pada keluarganya. Dia tidak perlu khawatir. Diona betul-betul lapar dan menghabiskan pizza-nya. Apa lagi Aran yang membelikannya. Aran melihat itu dengan perasaan senang. Apakah ini makan malamnya yang terakhir bersama Aran? pikir Diona.
"Kamu istirahat ya, aku pulang dulu. Kalau ada apa-apa hubungi aku saja. Atau kamu mau aku antar pulang ke Surabaya?" tanya Aran sangat manis.
"Om Danu yang jemput aku." jawab Diona berbohong. Walaupun pamannya pasti mau menjemputnya tapi Diona tidak mau merepotkan. Aran pun menaiki mobilnya dan beranjak pergi. Diona menatap kepergiannya dengan sendu. Aku tuh mau melupakan cinta aku sama kamu Ar. Kamu mau lihat aku nangis, mengantar aku pulang ke Surabaya. Diona pun kembali ke kamarnya.
Pesta pernikahan pun berlangsung. Ternyata malam itu malam terakhir Diona dan Arlan makan malam berdua. Karena setelah hari ini Aran dan Mhina akan pergi untuk bulan madu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
LAVENDER🙄🙄
prthatikan namanya di awal fiona di pake diona di awal aran terkadabg arun
2021-08-22
4