Diona akan pulang dalam beberapa hari ini. Diona merasa luka hatinya bertambah parah melihat orang yang di cintainya bersanding dengan gadis lain. Walau itu sahabatnya sendiri. Diona bukan wanita yang kuat dan rela dengan keadaan itu. Maka dia memutuskan untuk pergi karena tidak sanggup menahan hatinya yang terluka. Untung pesta pernikahan itu di lakukan di sebuah taman. Diona pun menjauh untuk melabuhkan hatinya. Langkahnya yang menjauh di iringi tatapan mata Aran. Dia senang hari ini Diona mengenakan Bros yang dia hadiahkan. Tapi wajah gadis itu tidak bahagia. Entah kenapa. Melihat seorang pria yang mengikuti langkah Diona Aran menjadi lebih tenang. Dia pun sibuk kembali dengan acara pernikahannya. Diona duduk di sebuah bangku taman yang jauh dari pesta. Airmatanya hampir turun. Tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya, Diona pun menoleh. Tampak seorang pria tampan dan gagah menatapnya lembut. Bayu Langit. Dia sahabat Diona, tempat curhatan hatinya. Walaupun sama tampan dan berkharisma seperti Aran tapi tetap saja bagi Diona Aran lebih unggul. Karena Diona cintanya sama Aran. Kalau sama Bayu, pasti Bayu lebih tampan di matanya.
"Jadi kamu mau melupakan atau tetap mencintainya Di?" tanya Bayu lembut. Dia sudah bisa melihat reaksi Diona sejak awal pesta. Karena dia datang bersama Diona.
"Melupakan. Aku sudah tidak sanggup lagi memiliki cinta ini ." jawab Diona sedih. Sungguh Bayu tidak bisa melihat Diona terluka seperti ini. Apa pun akan dia lakukan demi gadis yang di sayanginya, termasuk menikahi Diona jika gadis itu akan bahagia bersamanya. Tapi pasti Diona menolak.
"Apa rencanamu sekarang?" Bayu benar-benar sibuk belakangan ini sehingga lepas perhatian akan Diona.
"Aku akan pulang ke Surabaya, jauh dari mereka berdua." Diona menjawab lesu. Bayu tau itu adalah pilihan terakhir Diona. Dia pergi untuk mengobati luka hatinya. Bayu jadi ingin melakukan sesuatu tapi entah apa untuk Diona.
"Ayo kita pergi dari sini. Atau kamu mau foto dulu bersama mereka?" Bayu bangkit berdiri di ikuti Diona.
"Aku tidak setegar itu." Diona menolak. Sudah cukup sakitnya hari ini. Bayu pun menggandeng tangan Diona meninggalkan pesta. Hari itu Bayu mengajak Diona ke tempat yang di sukai gadis itu untuk menghiburnya. Walaupun sia-sia. Airmata Diona tetap mengalir turun. Akhirnya karena Diona lelah Bayu pun mengantarnya pulang.
"Persiapkan dirimu, aku yang akan mengantarmu pulang ke Surabaya. Tidurlah, jangan pikirkan yang macam-macam." Bayu tersenyum lembut ketika menurunkan Diona di rumah kosnya. Diona hanya mengangguk lalu melangkah masuk. Dia memang butuh tidur. Sedangkan Bayu tidak membuang waktu sore itu juga dia berangkat ke Surabaya. Tujuannya adalah bertemu Danu Wirya. Paman Diona. Bayu menemui Danu di kantornya.
"Maaf om kedatangan saya mendadak." kata Bayu pada Danu sopan.
"Tidak apa Bayu, saya senang kamu mau datang mengunjungi saya. Bagaimana keadaan Diona? Bukankah dia akan pulang?" tanya Danu . Dia sudah tau dari istrinya jika Diona akan pulang.
"Sebenarnya om tau tidak mengapa Diona sangat ingin pulang?" Bayu ingin tau apakah Danu mengetahui apa yang Diona alami. Mungkin saja Diona bercerita pada tantenya.
"Dia sudah selesai kuliah kan, ya sudah waktunya pulang dong " jawab Danu apa adanya. Dari jawaban Danu Bayu tau ternyata Diona tidak mengatakan apa pun. Kamu ternyata menyimpannya sendiri Di, kata Bayu dalam hati.
"Diona patah hati om. Terakhir bertemu saya tadi siang dia menangis." Bayu berterus terang. Danu terkejut.
"Patah hati, terus terang saya tidak tau jika Diona punya hubungan atau mencintai seseorang. Saya pikir dia dekat dan mungkin punya hubungan dengan kamu." kata Danu heran. Bayu pun menceritakan apa yang Diona alami.
"Saya memang pernah dengar Diona menyebut sahabatnya Arandra Caisar. Tapi saya tidak menyangka Diona mencintainya. Memang sudah baik jika Diona pulang." Danu ingin Diona kembali ke Surabaya.
"Om tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghibur hatinya?" Bayu mulai melancarkan aksinya.
"Maksud kamu apa? Om tidak mengerti " Danu menatap Bayu, menuntut jawaban.
"Begini om, memangnya om tidak tau jika Diona ingin belajar melukis? Apa om tidak ingin memberi kesempatan untuk Diona untuk belajar melukis, satu tahun saja om. Agar dia bisa melupakan rasa sakit hatinya " Danu terpaku mendengar perkataan Bayu. Dia tau Diona sangat ingin bisa melukis seperti mamanya. Tapi sejak dulu Danu selalu melarang Diona untuk belajar melukis. Dia tidak mau Diona menjadi seniman. Dia tidak percaya Diona akan sukses menjadi seorang seniman.
"Bayu asal kamu tau Diona mewarisi harta kekayaan papanya. Termasuk perusahaan yang saya kelola sekarang. Saya ingin Diona mengendalikannya suatu saat nanti. Itu sebabnya mengapa saya berkeras Diona harus belajar bisnis, karena nantinya dia harus bisa mandiri. Saya tidak bisa terus mendampinginya." kata Danu jujur.
"Jadi perusahaan ini milik Diona?" tanya Bayu tidak percaya.
"Benar, selama ini saya merahasiakannya karena saya tidak mau Diona menjadi anak yang manja dan menghamburkan uang. Mungkin cara saya kejam. Tapi semua ini untuk kebaikan Diona." Danu tidak ingin Bayu salah paham.
"Tidak om, apa yang om lakukan sudah benar. Om bisa lihat Diona bukan anak manja dan malas." Bayu bisa mengerti jalan pikiran Danu.
"Itu sebabnya saya tidak ijinkan Diona belajar melukis. Tapi kalau saya ijinkan sekarang apa itu tidak akan mengubah jalan hidup Diona. Ingat, satu saat Diona harus menjalankan bisnis ini. Saya kira sekarang waktunya bagi Diona untuk mempersiapkan dirinya." Danu berkeras pada keinginannya.
"Om saya sebagai sahabatnya ingin menghadiahkan Diona sesuatu yang bisa membuat hatinya senang dan melupakan rasa sakit hatinya. Biarkan saya melakukannya tanpa kita membuka rahasia tentang peninggalan papanya. Saya ingin melakukan apa saja untuk Diona, seandainya saya bisa menggantikan Aran di hati Diona pasti akan saya lakukan." Bayu bersubgguh-sungguh dengan keinginannya. Danu jadi tersentuh.
"Apa kamu mencintai Diona?" tanya Danu ingin tau. Sikap pengorbanan Bayu membuat Danu penasaran.
"Saya sayang pada Diona, walau saya tidak mencintainya." jawab Bayu terus terang. Danu kecewa. Harusnya Diona mendapat pria yang seperti ini.
"Baiklah saya akan beri kesempatan pada Diona untuk belajar melukis agar luka hatinya sembuh. Dia keponakan saya satu-satunya. Sudah kehilangan orangtuanya. Tapi saya tidak mau Diona tau jika saya yang membiayai dia belajar melukis. Saya khawatir Diona akan berpikir saya mengijinkan dia menjadi seniman seperti mamanya. Kamu bisa atur itu?" tanya Danu tegas.
"Bisa om, saya akan mengatasnamakan perusahaan papa. Karena tadinya saya yang ingin melakukan hal itu." Bayu senang dengan keputusan Danu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments