"Jawab Karina. Apa kamu menyukai ku? Setelah ini aku akan pergi." Tanya Aldo lagi
"Memang apa gunanya untukmu jika aku memang menyukai mu."
"Aku juga menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu karina. Bahkan sekarang aku sangat mencintaimu."
Kulihat matanya nampak berkaca-kaca setelah mendengar pernyataan ku
"Sadarlah Aldo. Kamu itu sudah mempunyai istri, kamu tidak boleh seperti ini. Kasihan istrimu."
"Aku tidak mencintainya Karina. Aku hanya mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu. Lagi pula aku akan bercerai dengan dia."
"Apa? Bercerai katamu?. Apa kamu tidak dengar tadi Desi berbicara apa. Dia menginginkan anak. Aku tidak mau menghancurkan mimpinya." Aku menangis
"Tapi aku tidak mencintainya Karina. Aku ingin menikah denganmu, aku ingin hidup bahagia denganmu saja. Tolong mengertilah." Dia memohon
"Sudahlah aku tidak mau mendengar omong kosong mu lagi."
"Karina! Tunggu dulu. Dengarkan aku."
Aku pergi meninggalkan dia sendirian. Dia berkali kali memanggilku tapi aku tidak memperdulikan nya dan tetap berjalan keluar
Aku sudah berada di meja makan kemudian disusul Aldo. Mereka pun bertanya pada kami.
"Kalian darimana saja, kita sudah selesai makan kalian malah menghilang." Tanya Ridho
"Tadi seseorang menelpon ku, jadi aku berbicara di telpon. Maaf ya." Jawab Aldo
Aku memotong pembicaraan mereka dan berpamitan untuk pulang
"Sepertinya aku harus pulang, aku lupa bahwa masih banyak pekerjaan."
"Oh iya. Aku juga sudah kenyang nih." Jawab Ridho
"Tadinya aku akan mengajak kalian menginap disini, tapi kalau kalian sibuk tidak apa apa mungkin bisa lain kali."
Akhirnya sepasang suami istri itu mengantarku dan Ridho keluar. Akupun langsung berpamitan dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas makan malam nya.
--------
Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur. Aku mengingat betapa bodohnya aku mencintai orang yang sudah menikah.
Aku terus menyesali kenapa ini semua harus terjadi. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu diluar. Siapa yang datang malam malam begini mana diluar hujan deras. Aku bergegas menuju ruang tamu bermaksud akan membukakan pintu.
Ketika membuka pintu betapa terkejutnya aku melihat Aldo basah kuyup karna kehujanan.
"Aldoo! Kenapa kamu datang kesini. Ini sudah malam." Tanyaku
Tiba-tiba Aldo memeluk ku dan langsung mencium bibirku. Sontak akupun kaget, bagaimana mungkin dia berbuat seperti itu padaku.
"Maafkan aku Karina. Aku kepikiran kamu terus. Hatiku tidak tenang Khawatir jika kamu kenapa napa." Dia menggenggam tanganku
"Memangnya aku kenapa? Aku tidak akan bertindak bodoh cuma karna kejadian tadi." Aku melepaskan genggaman tangannya
"Aku mohon Karina. Tolong jangan bersikap seperti itu. Aku mencintaimu." Aldo memelas
"Lalu sekarang apa mau mu? Aku memang mencintaimu tapi aku kasihan pada Desi. Aku tidak mungkin mengkhianati nya."
"Aku sangat mencintaimu Karina. Kumohon."
Aldo memang keras kepala, jika tidak kuiyakan permintaan nya maka dia tidak akan berhenti. Akupun merasa kasihan padanya, apalagi dalam keadaan hujan deras pun dia masih sempat sempatnya datang menemuiku.
"Baiklah sekarang ganti dulu bajumu, baju mu basah kalau tidak diganti nanti kamu masuk angin."
"Terimakasih Karina." Dia memelukku lagi
Aku menyiapkan baju untuk Aldo berganti baju. Kebetulan meskipun aku perempuan tapi aku senang memakai baju laki-laki seperti kaos dan celana kolor.
"Nih sekarang kamu ganti baju dulu, aku akan menyiapkan teh manis hangat untuk kamu." Aku memberinya baju yang sudah kusiapkan.
Tak berselang lama dia menyusulku ke meja makan. Aku pun memberikan nya teh manis hangat yang telah kubuat tadi.
"Nih Al, pasti kamu kedinginan kan."
"Makasih Karina. Maaf aku merepotkan mu." Ucap Aldo
"Gapapa ko Al santai aja. Kamu mau menginap lagi disini?"
"Kalau boleh sih aku mau menginap, kalau tidak boleh juga aku akan tetap menginap." Aldo tersenyum
"Iya iya kamu boleh menginap disini."
Setelah selesai mengobrol dengan Aldo aku memutuskan untuk menonton film dari CD.
Aku memilih film horor yang akan diputar. Tak berselang lama Aldo pun datang menyusulku dan bertanya.
"Kamu mau menonton film apa?." Tanya Aldo
"Lihat saja sendiri, nanti kamu juga tahu." jawabku
Aldo langsung duduk disebelahku. Dia berteriak kaget saat tahu bahwa film yang sedang kuputar merupakan film horor.
"Arghhh itu apa Karina."
Saat hantu di film muncul Aldo meloncat dan memelukku. Aku yang melihat cuma bisa tertawa puas. Seorang Aldo yang terlihat gagah itu ketakutan.
"Hahaha, masa cuma gara gara film kamu sampai ketakutan begitu." Aku meledek Aldo
"Aku tuh gabisa nonton yang seperti ini." Dia memejamkan matanya
"Dasar penakut."
"Aku bukan takut, tapi aku kaget Rin." Aldo mengelak
"Jelas jelas kamu itu takut. Masih saja mengelak. Hahaha."
"Awas kamu ya."
Aldo menggelitik pinggangku, sontak saja aku berlari karna aku tidak tahan geli. Aldo langsung mengejarku dan aku terus mengejek nya.
"Hahaha, dasar penakut."
Aku terus mengejek aldo, sialnya Aldo malah menangkapku dan membuatku terjatuh disofa dengan posisi Aldo ada diatasku. Hatiku berdegup kencang begitupun dengan Aldo. Sialnya dia tidak langsung bangun dan malah memanfaatkan moment itu untuk mencium bibirku
Aku cuma bisa melotot kaget karna dia menciumku tanpa aba aba. Beberapa saat kemudian Aldo bangun dan meminta maaf. Akupun ikut bangun. Aku jadi salah tingkah karna kejadian memalukan tadi.
"Mm maaf tadi aku mendorongmu. Apa ada yang sakit?" Tanya aldo
"Emm a anu, tidak sakit kok." Aku menundukkan kepalaku malu
Setelah kejadian memalukan tadi suasana pun menjadi canggung. Kami melanjutkan film yang sempat terpotong tadi.
Tak lama film pun selesai, tak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 12 malam.
Kulihat Aldo pun sepertinya sudah mengantuk karena sepanjang film diputar dia terus terusan menguap.
"Aku tidur duluan ya Al. Aku mengantuk, lagipula ini sudah tengah malam."
"Oh iya kamu duluan aja, sebentar lagi aku menyusul." Jawab Aldo
"Hah?menyusul kemana." Tanya ku
"Ya ke kamarku lah, masa ke kamarmu." Aldo tertawa
"Oh yasudah kalau begitu."
Akupun meninggalkan Aldo sendirian di sofa dan langsung merebahkan tubuhku di kasur.
Sementara Aldo masih sibuk dengan gawainya, sepertinya banyak pekerjaan yang harus dia urus. Tak lama telepon miliknya berdering, sepertinya panggilan masuk itu dari istrinya. Tapi Aldo menolak untuk menerima panggilan dari istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dhiro Muna
mmg ya...kl dari yg kita liat pelakor it murahan....tp kita tdk tau ap yg sbnrny trjd pd mrk...mrk jg mnhan sakit krn mncntai org yg salah..
2022-03-20
0
hasan bahtiar Bunda
pelakor² ,😉😉
2022-02-23
0
Sari Susilawati
makin panas
2021-10-03
0