Berita tentang Hugo dan Kimy menjadi trending topick terhangat dalam minggu itu. Pagi, siang dan malam selalu membicarakan mereka. Tim menajemennya menjadi sibuk memberikan penjelasan pada mereka yang memburu berita.
"Tiga hari lagi ada jadwal bos buat manggung bersama Silva mantannya bos" Vino tiba-tiba muncul dengan langkah gemulainya. Pria itu memang hobi sekali datang tiba-tiba dan pergi tanpa begitu saja.
"Batalkan saja om"
"Sudah di tandatangi say mana bisa di batalkan"
Hugo menyugar rambutnya kasar, pasti mamanya yang sudah tanda tangan. Mamanya berambisi sekali ingin menyaingi stars entertainment dan menggunakan banyak cara kotor untuk itu. Tapi dirinyalah yang selalu jadi korban.
"Bos harus latihan, mulai dari sekarang"
"Aku capek om"
"No, no...mana bisa begitu, yey bisa kena skak om Farid, meski yey maunya om Farid itu grepe-grepe yey pasti rasanya cicok" mata Vino mengedip-ngedip engan lidah membasahi bibir. Awal bertemu dengan Vino Hugo sangat jijay melihatnya tapi karena sudah terbiasa sekarang tidak jadi masalah.
"Aku pengen pulang"
"Owh jadi bos melamun karena kangen mama ya?"
"Mey"
Vino melongo dengan mata membeliak "nyai? bos sudah di peringatkan mamam gak boleh kesana, nanti orang-orang pada tau kalau bos ada istri"
"Bagus dong kalau gitu"
"Tapi mama bos tidak mengakui pernikahan bos dengan nyai, waktu akan di beritahukan pada publik hampir saja nyai kena serang oleh fansnya bos"
Hugo menyambar jaketnya dan menutup wajahnya dengan masker hitam serta helm berwarna senada.
'Bos gak boleh pergi" Vino membentangkan tangannya di depan Hugo.
Hugo menepis tangan Vino dan berlari cepat ke pintu. Ia mengabaikan teriakan Vino memanggilnya untuk kembali. Rasa rindunya tidak terbendung lagi. Ia pergi lewat bagian belakang apartement disana ada motor ninja warna hitam yang selalu di bawanya kemana-mana saat dirinya jenuh.
Jarak dari apartement dengan rumah kecil tempat tinggal Mey setengah jam perjalanan. Sepanjang perjalanan Hugo di liputi rasa bersalah pada Mey. Ia telah menghancurkan hidup Mey, merebut kebahagiaannya. Begitu juga dengan Alfi yang tidak mendapatkan pengakuan dari mamanya.
Setiba di rumah Mey menyambutnya dengan wajah luyu seperti kurang tidur. Alfi yang berada dalam gendongannya tidur dengan tenang.
"Mey sudah dari kemaren ingin pergi, tapi kata ibu teh gak baik pergi tanpa seizin suami"
"Mey mau kemana?"
"Mey ingin keluar dari tembok ini tanpa merasa berdosa"
"Mas baru datang kita bicara di dalam ya" Hugo membujuk lembut. Ia mengikuti langkah Mey masuk namun alangkah kagetnya Hugo saat melihat barang-barang Mey teronggok dalam tas di sudut rumah.
'Mey, apa semua ini?"
"Mey sudah bilang bebaskan langkah Mey"
"Aku gak ngikat kamu"
"Mey tau mas ini sangat berat bagi mas mengakui Mey sebagai istri mas, Mey gak mau lagi terkurung di sini mas, bebaskan Mey dan Alfi biarkan kami melihat dunia ini"
"Mas tidak akan mengurung kamu lagi Mey, kamu bisa pergi kemanapun suka asal kamu berjanji tidak akan menyebut status kita di depan umum atau kalau perlu pada siapa saja" karena itu menyangkut keselamatan kamu dan Alfi Mey, nitizen tidak akan mudah menerima kebohongan kita begitu saja bisik Hugo dalam hati.
Mey makin sedih mendengar kata Hugo ia beranggapan Hugo malu beristrikan dirinya "Mey berjanji mas, Mey tidak akan menyebut kita pada siapapun, percayalah pada Mey" air mata Mey hampir tumpah 'Mas sebentar lagi akan menikah dengan Kimy, aku dan Alfi gak mau menjadi bayangan bagi mas untuk itu ceraikan saja Mey, Mey tau ucapan itu di benci agama, ibu dan ayah tapi itulah yang terbaik bagi kita"
Hugo meraih bahu Mey kasar, dan dengan kasar pula ia memulat bibir perempuan itu. Sesaat Mey membiarkan hal itu terjadi hingga ia pasokan oksigennya menipis dan Alfi yang ada dalam gendongannya terbangun. Hugo melepaskan Mey dan berbisik " akan aku pikirkan dulu"
Tangis Mey pecah "kamu gak pernah cinta pada Mey"
"Apa kamu cinta padaku?" tanya Hugo penuh harap. Ia berharap kata cinta meluncur di mulut Mey untuknya namun harapannya sia-sia. Mey hanya diam.
Apakah sesulit itu bagi Mey mencintainya? Hugo meringis dalam hati.
"Mas sudah makan?" Mey mengalihkan topik.
"Aku gak lapar" ujar Hugo jutek karena masih kecewa dengan Mey.
"Mey tau masakan Mey gak seenak masakan restorant, mas bisa sakit perut nanti"
Ingin Hugo teriak bahwa saat ini ia sakit hati.
"Mulai besok kurang merica saat masak"
" Mey gak pernah masak pake merica"
"Mulut kamu makin lama makin pedas"
"Memangnya mas sering makan kelinci? udah kayak play boy" omel Mey sambil menukar celana Alfi yang sudah basah oleh kencing. Perempuan itu gak ada menariknya. Dasternya udah melorot bagian bahu menampakkan tali b* nya. Perempuan desa itu tetap pada fitrahnya sebagai perempuan kampung. Tidak ada yang berubah darinya meski ia bersuamikan artis ternama.
Sebagai artis kadang Hugo ilfiil juga dengan penampilan istrinya. Ia sudah sering mengajak Mey kesalon tapi perempuan itu selalu menolak. Jika tidak mau ia harus apa?.
Jika pria lain di luar sana mempunyai istri simpanan pada keren dan cantik sedangkan dirinya berbanding terbalik dengan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Litaalzhaazzila Azzila
ni gara2 ke egoisan bapaknya hugo ternyata...memilih menubggalkan keluarga demi cinta pertama...dasar
2022-02-12
0
Uthie
lucu ngebayangin nya 🤭
2021-09-18
0
Marlein Sulistyo Maukar
lanjuuut thor
2021-08-12
0