Bab 4

Bab 4

Merasa pasokan oksigen telah menipis mereka pun menghentikan kegiatannya.

Suasana canggung kembali hadir diantara mereka.

"Maaf Nash , aku terbawa suasana," ucap Rendy salah tingkah.

Begitu juga dengan Nashita dia jadi salah tingkah.

" Sudah malam kembalilah ke kamarmu!" Dan terima kasih untuk semuanya, " ucap Nashita agak canggung.

Rendy hanya menganggukan kepala lalu dia meninggalkan Nashita seorang diri.

Nashita bergegas menutup pintu dan menguncinya. Nashita menghempaskan tubuhnya di kasur sambil memejamkan matanya, dia masih terbayang dengan kegiatannya barusan.

Disentuhnya perlahan bibir yang masih basah itu.

"Gila! Rasa yang berbeda!" gumamnya. Tak lama kemudian pun dia terlelap.

Di sebuah kamar kos lain, tepatnya di sebelah kamar Nashita, Rendy tidak bisa tidur dia masih membayangkan ciuman panasnya dengan Nashita,

Wajah cantik Nashita, bibir ranum Nashita semua masih berputar - putar di otaknya.

Setelah lelah membayangkan Nashita akhirnya Rendy pun terlelap.

Keesokan pagi

Nashita maupun Rendy telah bersiap-siap untuk berangkat kerja pagi ini. Mereka mengenakan seragam yang sama. Bedanya Nashita mengenakan rok sepan.

Tok.. Tok.. Tok.." Nash!" panggil Rendy

"Ya, sebentar!" jawab Nashita dari dalam kamar.

Tak berapa lama pun Nashita keluar dari kamarnya, Nashita terlihat lebih segar pagi ini, tidak seperti kemarin tampak kusut matanya sembab.

"Sudah sarapan?" tanya Rendy berusaha menyingkirkan rasa canggung.

"Sudah," jawab Nashita singkat.

"Mau bareng atau bawa motor sendiri-sendiri," tanya Rendy lagi.

"Bawa motor sendiri-sendiri saja," jawab Nashita.

" Aku duluan ya" ujar Rendy seraya meninggalkan Nashita.

"He'em," balas Nashita.

Setelah mengunci pintu, Nashita pun bergegas mengendarai motor maticnya menuju restoran di mana dia bekerja.

Tak berapa lamapun Nashita telah sampai di restoran. Sedangkan Rendy telah sampai lebih dulu.

Setelah memarkirkan motor maticnya di tempat parkir khusus karyawan, Nashita pun bergegas menuju ruang karyawan.

"Nash! " panggil seseorang di belakangnya.

Nashita menoleh ke belakang, "Farhan…." gumam Nashita.

Mau, tidak mau, dia harus bertemu dengan laki-laki yang paling dihindari di dunia ini, karena mereka berada di tempat kerja yang sama.

Nashita tidak bisa lagi menghindar dari Farhan. Nashita memutar bola matanya dengan malas.

" Ada apa?" Sentak Nashita.

"Kamu kemana aja? Kenapa telponku gak diangkat? Kenapa pindah kos? " tanya Farhan.

"Kamu pasti udah tahu jawabannya," ucap Nashita dengan sinis.

"Aku kangen!" ujar Farhan seraya menarik Nashita ke dalam pelukannya.

"Lepasin !" bentak Nashita lalu didorongnya tubuh Farhan dan bergegas meninggalkan Farhan.

Farhan tidak jadi mengejar Nashita karena dihalangi Rendy.

"Sudah kubilang jauhi Nashita! Kalau tidak, akan kulaporkan pada Adela kelakuanmu ini," ancam Rendy.

Mendengar nama Adela disebut, Farhan menciut nyalinya dia takut sama Adela karena paman Adela adalah Manager di restoran ini. Jika Farhan berbuat salah pada Adel, bisa-bisa dia diamuk pamannya Adela.

Seperti biasa, Nashita bekerja dengan giat , dia selalu menampilkan wajah cerianya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal dalam hatinya dia menyimpan luka, luka yang ditorehkan oleh Farhan.

Farhan mencari-cari kesempatan agar bisa dekat dengan Nashita, dia merindukan Nashita, biasanya di saat istirahat mereka berdua selalu mencuri - curi waktu di toilet hanya untuk sekedar berpelukan dan berciuman.

Tapi Farhan mengurungkan niatnya itu karena Rendy selalu mengawasi dan tidak pernah jauh-jauh dari Nashita.

Farhan cemburu melihat Rendy dan Nashita berdekatan. Biasanya dialah yang selalu berdekatan dengan Nashita.

Dia tidak terima melihat Nashita tersenyum kepada Rendy.

Tangannya terkepal, otot rahangnya menegang lalu dia menghampiri Rendy dan -

Bugh!

Bugh!

Farhan memukuli Rendy secara membabi - buta, Rendy dibuat babak belur olehnya tanpa diberi kesempatan untuk melawan.

Sedangkan Nashita menjerit-jerit histeris.

"Farhan!" Bentak seseorang membuyarkan imajinasinya.

Farhan sontak terkejut,

"Ngapain kamu berdiri disitu? Tolong, antarkan makanan ini kepada tamu yang duduk di meja nomor 23!" perintah salah satu supervisor restoran tersebut.

"Baik pak! " seru Farhan lalu bergegas membawa makanan tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!