Sebuah bangunan di tengah-tengah danau yang tampak hancur dimakan waktu, terdapat sebuah altar besar yang masih berdiri dengan kokoh, altar tersebut adalah tempat peristirahatan sang dewa naga Ozario yang sangat kejam, di atas altar tersebut terdapat sebuah batu lempeng berukuran besar berbentuk bulat dengan ukiran menyerupai gambar naga, di atasnya terbaring sesosok gadis muda yang tubuhnya ditutupi kain putih dengan bercak darah yang sangat banyak.
Luka-luka di tubuhnya tampak sangat parah menyebabkan banyak sekali darah yang mengalir keluar, sepertinya ia telah menerima siksaan yang sangat kejam dari seseorang.
Sang dewa naga berdiri di sebelah gadis yang terbaring seakan sudah tidak bernyawa itu, wajahnya tidak menunjukkan perasaan yang jelas sehingga membuatnya tampak tidak berekspresi.
Perlahan dari balik telapak tangan sang dewa naga muncul gumpalan darah yang sangat banyak dan gumpalan itu kemudian membentuk sebuah pedang berwarna merah, sang dewa naga pun mengambil pedang tersebut menggunakan tangan miliknya, dan setelah pedang itu berada di genggamannya, sang dewa naga kembali menatap kearah gadis itu.
"Wahai gadis yang malang!"
"Gadis kecil yang mengemban takdir kejam!"
"Aku akan membebaskanmu dari belenggu penderitaan yang engkau alami!!"
Sang dewa naga mengangkat pedang merah yang ada di tangannya, kemudian ia mengarahkan ujung mata pedangnya tepat di jantung milik gadis itu, dan dengan cepat sang dewa pun menusukkan pedangnya hingga menembus dada gadis itu, darah pun mengalir dari tubuhnya dengan sangat deras hingga memenuhi ukiran-ukiran di batu tersebut.
"Kematian bukanlah akhir dari segalanya!!"
"Karena aku telah memberimu kehidupan yang kedua!!"
"Kau akan terlahir kembali sebagai makhluk yang sempurna, tidak seperti manusia yang fana!!"
"Bangunlah wahai gadis kecil!!"
Cahaya merah bersinar dari bilah pedang yang tertancap di tubuh gadis itu, darah yang menggenang di batu perlahan mulai menyelimuti seluruh tubuh gadis itu membuatnya tampak seperti kepompong, pedang merah itu pun mulai meleleh menjadi cairan yang menyatu dengan kepompong tersebut.
Kemudian sang dewa naga pun berbalik dan mulai berjalan menuju singgahsana miliknya, ia meninggalkan sang gadis yang dibungkus oleh kepompong di belakangnya, sang dewa naga pun duduk bersandar, meletakkan pipinya di punggung tangan kiri sembari menunggu ritual kebangkitan selesai.
Setelah beberapa waktu lamanya kepompong itu mengeras dan perlahan mulai retak, seiring berjalannya waktu retakan tersebut terus menyebar hingga akhirnya pecah menjadi kepingan-kepingan kecil, dari balik kepompong itu perlahan tampak wujud seorang gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna merah.
Gadis itu tertidur dengan wajah yang berseri, seluruh luka-luka yang ada di tubuhnya telah hilang sepenuhnya sehingga kulitnya tampak bersih bersinar, gaun merah yang ia kenakan berasal dari kepompong yang membungkusnya, dadanya yang besar tampak sangat menonjol dari balik gaun itu, cahaya bulan yang terang menyinari tubuh gadis tersebut, ia bagaikan seorang putri tidur yang sedang menunggu sang pangeran datang membangunkannya.
Malam terus berlalu, kesunyian tampak begitu mencekam di area sekitar danau, sang dewa naga masih duduk di atas singgahsana miliknya sembari menatap kerah gadis yang terbaring di atas batu dengan bermandikan cahaya bulan, tatapan matanya tidak pernah teralihkan sedikitpun darinya, bahkan sampai cahaya fajar mewarnai langit, sang dewa naga masih terus mengawasinya.
Lima hari telah berlalu namun gadis itu belum bangun dari tidurnya, sang dewa naga tetap menunggunya dan tidak sekalipun mencoba membangunkannya, Hydra pun muncul ke permukaan di waktu sore hari untuk melihat keadaan sang gadis itu, ia sesekali mengelilingi gadis itu dengan kesembilan kepalanya dan mencoba mengendusnya, namun sang putri tidur tidak kunjung membuka matanya.
"Gelap..."
"Saya tidak bisa melihat apapun...."
"Dimana diriku berada?"
"Tubuhku mati rasa!!"
"Apakah saya sudah mati?"
"Wahai gadis yang malang!"
"Hmm?"
"Suara itu...."
"Rasanya diriku pernah mendengarnya..."
"Suara siapa itu?"
"Aku akan membebaskanmu dari belenggu penderitaan yang engkau alami!!"
"Ah, hangat...."
"Kehangatan apa ini?"
"Apa yang terjadi pada diriku?"
"Bangunlah wahai gadis kecil!!"
"Eh?"
"Ummmm....."
"Dimana ini?"
Tempat yang sepi, itulah hal pertama yang kulihat saat diriku membuka mata, tempat yang sangat tua dan rapuh, beberapa bangunan sudah hancur menyisakan beberapa reruntuhan yang tidak beraturan, tiba-tiba saya terbangun di sebuah tempat yang sangat asing, saya tidak mengerti mengapa saya berada di sini, namun satu hal yang saya ingat adalah suara itu, saya seakan terpanggil oleh suara seseorang, suara yang pernah kudengar sebelumnya namun entah mengapa saya tidak bisa mengingatnya.
"Apa engkau bermimpi indah wahai gadis kecil?"
"Eh?"
Tiba-tiba diriku mendengar suara itu lagi, kali ini dengan sangat jelas, dengan segera saya pun menoleh kearah sumber suara itu, dan saat saya mengetahuinya hal itu membuatku terkejut.
"Etoo...."
"Anda adalah....."
Seorang pria sedang duduk bersandar di atas singgahsana, rambutnya berwarna putih dan kulitnya pucat, ia mengenakan pakaian merah yang sangat indah, pria itu menatap kearahku dengan wajah yang datar, tidak ada orang lain di sini, mungkinkan dia adalah orang itu?
"Aku adalah Ozario Ryuza, senang bertemu denganmu!"
"Ah, sa-saya juga senang bertemu dengan anda..."
Siapa sebenarnya dia? Penampilannya sangat gagah dan berwibawa, nada bicaranya pun tegas, apakah beliau seorang raja?
"Anu...."
"Hmmm?"
"Bolehkah saya bertanya sesuatu?"
"Tidak masalah!"
Saya memberanikan diri untuk bertanya jepada beliau, kupikir reaksi beliau akan menyeramkan namun itu sangat berbeda dengan yang saya bayangkan, beliau dengan tenang menjawab perkataanku.
"Dimana ini?"
"Ini adalah kuil dewa naga!"
"Kuil dewa naga?"
"Benar."
Kuil dewa naga, saya rasa hal itu tidak asing bagiku, tapi mengapa sangat sulit untuk mengingatnya.
"Mengapa saya berada di sini?"
Saya masih tidak mengerti bagaimana saya bisa ada di sini, mungkinkah belau yang membawaku kemari, tapi untuk apa?
"Apa engkau mengingat siapa dirimu tuan putri?
"Eh?"
Seketika pertanyaan itu terukir di kepalaku, mengapa beliau menanyakan itu kepadaku, siapa? siapa diriku?
"Saya adalah..."
Mengapa saya tidak mengingatnya? Saya yakin seharusnya diriku memiliki sebuah nama, tapi siapa itu?
"E-e......."
Tiba-tiba bibirku bergetar mencoba mengatakan sebuah nama, tapi kata itu tidak pernah keluar, lidahku terasa sangat kaku untuk mengucapkannya, nama, siapa nama saya?
"Namamu adalah Elena Evylocera!"
"Elena..."
Pria itu tiba-tiba berdiri dari singgahsananya, beliau perlahan berjalan menuju kearahku dan beliau pun seketika memberitahu namaku, saya pun terkejut mendengar hal itu, Elena, benarkah itu namaku?
"Engkau adalah seorang gadis suci yang sangat mulia!"
Gadis suci, apa itu? Saya tidak mengerti dengan apa yang beliau katakan, karena saya tidak pernah mendengar itu sebelumnya, namun entah mengapa diriku merasa tidak ragu sedikitpun dengan kata-katanya.
"Anuu....."
"Jika engkau ingin menanyakan sesuatu maka katakanlah!"
"Ah-baik....."
Saya merasa sungkan untuk berbicara dengan beliau, wibawa yang beliau miliki membuatku merasa terintimidasi karenanya, namun pria itu menyadari perasaanku dan beliau pun menyuruhku untuk berterus terang.
"A-apakah anda adalah seorang raja?"
"Tidak, orang-orang memanggilku dewa naga yang kejam!"
Dewa? Mendengar jawaban dari pria itu seketika membuat seluruh tubuhku gemetar, hawa dingin mencekam menyelimuti diriku dalam sekejap, bahkan diriku pun langsung mengerti arti dari ucapannya itu.
"Ma-maaf atas kelancangan hamba...."
"Sa-saya tidak mengetahui identitas anda....."
"Angkatlah kepalamu, hal itu tidak pantas dilakukan oleh seorang tuan putri!"
"Tapi...."
Saya menundukkan kepala dihadapan beliau, saya sadar bahwa aura yang beliau pancarkan bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh manusia biasa, sungguh aura yang sangat mengerikan, saya pikir saya telah membuatnya marah, namun ternyata beliau tidak menganggapnya serius.
"Tidak masalah."
"Apakah engkau takut kepadaku, wahai gadis suci?"
Sang dewa naga melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku, dan hal itu membuatku tidak bisa berkata apapun, tapi seketika saya merasa aneh, setelah beliau berkata seperti itu, rasanya ketakutan di dalam hatiku perlahan mulai hilang.
"Maafkan saya, saya tidak tahu harus menjawab apa....."
"Itu adalah hal yang wajar bagimu!"
Sang dewa naga terus berjalan mendekat kearahku, cara beliau berjalan membuatnya tampak sangat berwibawa, jubah merah miliknya berkilau dan sangat indah, kedua mataku tidak bisa berhenti menatapnya, sungguh diriku terpesona olehnya.
"Mulai sekarang engkau akan menjadi muridku!"
"Murid?"
"Benar, aku akan mengajarimu cara bertahan hidup!"
Beliau mengulurkan tangannya kearahku, dan tanpa saya sadari tanganku pun bergerak mencoba meraihnya, namun sebelum kulit kami bersentuhan, tiba-tiba diriku merasa ragu sehingga membuat tanganku berhenti.
"Etoo...."
"Mengapa anda memilih saya?"
"Karena engkau adalah makhluk yang istimewa!"
"Jiwamu sangat suci dan tidak ternodai sedikitpun!"
"Tapi saya tidak bisa mengingat diri saya sendiri...."
Saya ragu dengan diri saya sendiri, saya rasa saya bukanlah seorang gadis suci seperti yang beliau katakan, saya hanyalah manusia biasa seperti orang lain.
"Engkau adalah seorang putri kerajaan!"
"Benarkah itu?"
"Ya, akulah yang membawamu kemari!"
Diriku adalah seorang putri kerajaan? Apakah yang beliau katakan itu benar? Mengapa saya tidak bisa mengingat apapun?
"Engkau terluka parah sebelumnya, dan akulah yang menyembuhkan luka itu!"
"Mungkin engkau tidak mengingat apapun saat ini, tapi suatu saat ingatan itu akan pulih kembali!"
Saya pun menatap kembali kearah kedua telapak tanganku dengan keraguan yang besar, tidak ada satupun bekas luka yang tertinggal di tubuhku, saya bahkan tidak merasakan sakit sedikitpun, benarkah beliau telah menyembuhkanku?
"Janganlah engkau merasa ragu!!"
"Yakinlah dengan kata hatimu."
Kata hati, saya memejamkan mata untuk membayangkan kata hatiku, yang tampak di dalam pikiranku hanyalah sebuah tempat yang gelap dan sunyi, tidak ada satupun bayangan yang dapat diriku lihat, dan suara yang dapat saya dengar, apa yang diriku rasakan sekarang? Apa keinginanku saat ini?
"Gadis yang baik!"
Saat saya membuka mata, tanpa sadar telapak tanganku telah berada di genggaman sang dewa naga, beliau pun memuji diriku, wajahnya tampak sangat tampan meskipun beliau tidak tersenyum sama sekali, sungguh saya merasa malu saat menatapnya.
Beliau perlahan menarikku keatas sehingga tubuhku terangkat, dan akhirnya saya pun berdiri di hadapannya, kedua kakiku terasa gemetar karena tenaga yang kimiliki tidak cukup kuat untuk menopang berat tubuhku, sang dewa naga pun mencoba membantuku berdiri dengan lembut.
Kini tubuhku bersandar di pelukannya, saya bisa merasakan detak jantungku yang berdebar-debar, saya pun mencoba menoleh ke atas, tampak dua buah mata berwarna merah yang tampak sangat indah dan wajah yang sangat tampan, seketika pandanganku tidak dapat teralihkan sedikitpun darinya.
"Apakah engkau baik-baik saja?"
"Aah, sa-saya baik-baik saja...."
"Maaf telah merepotkan anda...."
"Tidak masalah."
Saya pun segera menjauh darinya, jantungku masih berdetak sangat kencang membuatku merasa sedikit aneh, saya pun mencoba untuk berdiri namun kedua kakiku masih belum cukup kuat untuk menopang tubuhku, dengan ekspresi biasa sang dewa naga pun terus membantuku sampai akhirnya diriku bisa berdiri sendiri.
Boom.....
"Eh?"
Tiba-tiba sebuah goncangan yang sangat besar muncul dari arah belakangku, hal itu membuatku sangat terkejut, dan saat diriku menoleh ke belakang seketika tampak sebuah gelombag besar yang menjulang tinggi, di saat yang bersamaan tiba-tiba muncul seekor kepala makhluk raksasa yang mirip seperti ular, perlahan kepala-kepala yang lain bermunculan menembus ombak yang dahsyat itu.
Makhluk itu kini menatapku dengan sangat tajam, seketika seluruh tubuhku membeku tidak bisa bergerak sedikitpun, detak jantungku berubah semakin cepat, rasa merinding menyelimuti seluruh tubuhku, aura kematian bisa saya rasakan dengan sangat jelas.
"Jangan takut!"
"Itu adalah makhluk ilahi yang bernama Hydra!"
Sang dewa naga mencoba menenangkanku dari situasi mencekam ini, beliau menyuruhku untuk tidak takut dengan makhluk itu, namun tetap saja tubuhku mati rasa disebabkan ketakutan yang amat besar tersebut.
"Umm...."
Perlahan salah satu kepala makhluk itu mendekat kearahku, saya bisa merasakan hembusan napasnya yang begitu kuat hingga menyebabkan sebagian rambutku berkibar di udara, aura mengerikan juga menyelimutinya, namun tidak ada sedikitpun aura membunuh yang bisa saya rasakan darinya.
"Ulurkanlah kedua tanganmu!"
"Etoo...."
Saya pun mencoba mengulurkan kedua tanganku kearahnya, meskipun gemetar saya tetap melakukannya, perlahan ujung-ujung jari tanganku menyentuhnya, seketika sensasi sentuhan menyebar di seluruh telapak tanganku, tekstur kulitnya keras namun sangat halus membuatku merasa sedikit tenang, saya pun membelainya dengan perlahan ke seluruh bagian kepala seperti seekor hewan peliharaan, Hydra pun memejamkan matanya dan mengeluarkan suara yang sangat lembut.
Kemudian satu-persatu kepala yang lain mulai mendekatiku, salah satu dari kepala tersebut menyentuh pipiku dengan sangat lembut, saya dapat merasakan sebuah kehangatan saat kulit kami bersentuhan, saya pun mencoba membelai kepala-kepala yang lain dengan sepenuh hati.
Perlahan diriku mulai terbiasa dengan Hydra, rasa takut yang sebelumnya menyelimuti diriku telah berangsur-angsur hilang, ketenagan hati mulai terasa setiap kali saya membelainya, sang dewa naga hanya melihatku dari arah belakang dengan ekspresi biasa.
"Hydra akan menjadi pelindungmu mulai sekarang!"
"Ia akan membantumu kapanpun kau membutuhkannya."
"Te-terima kasih banyak...."
Mengapa beliau begitu baik kepadaku? Saya tidak begitu mengerti dengan julukan gadis suci itu, tapi saya rasa beliau memang memperlakukanku dengan baik.
"Baiklah ayo kita pergi!"
"Etoo.... kemana?"
"Aku akan mengajarimu beberapa teknik berburu!"
"Sa-saya mengerti...."
Sang dewa naga mengajakku pergi ke suatu tepat, beliau bilang bahwa beliau akan mengajariku berburu, saya pun segera menuruti ajaknnya dan kemudian saya berjalan mengikutinya dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments