'' Kau''
Kanaya menatap pria dihadapannya
Rakha tersenyum melihat wajah terkejut Kanaya
'' ayo duduklah aku yang akan melakukan interview secara langsung dengan mu nona Kanaya Syareefa''
Kanaya dengan gugup dan malu duduk di kursi tampak ada seorang pemuda yang terus berdiri di samping Rakha yang duduk di kursi nya wajahnya nampak datar namun tampan '
''' dia asisten pribadiku kau tak usah sungkan'' Rakha yang tau Kanaya tak nyaman pada asistennya itu
asisten itu pun tersenyum tipis mendengar Rakha memperkenalkannya
'' saya Jonathan panggil saja asisten Jo''
Kanaya mengulas senyum
'' baiklah kita mulai saja interview nya' tukas Rakha
'' aku sudah melihat cv mu yang di kirim kampusmu rupanya kau lulusan terbaik ''
ucap Rakha
Kanaya hanya mengangguk Rakha pun mulai memberikan beberapa pertanyaan pada Kanaya dengan baik dan percaya diri Kanaya bisa menjawab semua pertanyaan Rakha
''bagus kau bisa menjawab semua pertanyaanku usiamu baru 21 thn dan kau juga kuliah dengan beasiswa dari smp sampai kuliah kau juga beberapa kali menjadi perwakilan sekolah sungguh luar biasa''
puji Rakha
'' terima kasih Tuan, ''
jawab Kanaya tersipu
Rakha menatap Kanaya
'jangan terlalu formal denganku kita kan teman ' tukas Rakha
Kanaya jadi tak enak hati.
baik Tuan , tapi ini di kantor dan anda adalah atasan saya berbeda bila diluar kantor kita...
Kanaya tak jadi melanjutkan kata-katanya
Rakha menatap Kanaya '
' kita apa? tanya nya
Kanaya semakin di buat gugup''
tidak ... kita bukan apa-apa''
lirih Kanaya
Rakha tersenyum tipis melihat wajah Kanaya yang terlihat gugup namun tatapannya berubah tajam saat melihat luka di sudut bibir juga lebam di kedua pipinya.
''baiklah '' terserah kau saja buatlah dirimu nyaman''
ucap Rahka
'' kau akan jadi sekertarisku dan mejamu ada di luar ruanganku aku yakin kau sudah tau kan tentang tugas-tugasmu ''
timpah Rakha
''iya Tuan'' jawab Kanaya
'' Jo, tolong tinggalkan kami berdua'
titah Rakha sang asisten pun patuh
Kanaya heran kenapa Rakha menyuruh Jo keluar Rakha beranjak dari kursinya dan mengambil sesuatu dari dalam laci rak penyimpanan buku-bukunya.
Kanaya nampak keheranan melihat Rakha yang tiba-tiba menghampirinya dengan membawa kotak p3k.
Rakha menarik tangan Kanaya ke sofa di ruangan itu Kanaya pun duduk di samping Rakha
''maaf''
ucap Rakha saat tangannya menyelipkan rambut gadis itu kebelakang telinganya
Kanaya nampak tertegun dengan yang di lakukan Rakha , perlahan pria itu mengoleskan salep ke wajah Kanaya juga luka di sudut bibirnya mata Kanaya tak berkedip melihat wajah Rakha begitu dekat hingga hembusan nafasnya pun terasa di wajahnya Rakha tampak serius mengobati luka-luka di wajah Kanaya''
( perasaan apa ini kenapa rasa nya nyaman dekat dengannya , jantungku juga terus berdebar-debar saat bersamanya ' dia juga sangat tampan)
dalam hati Kanaya
Rakha yang pelan -pelan mengobati Kanaya pun terlihat berhati-hati takut membuat Kanaya tambah kesakitan dengan perlahan ditiupi nya luka memar itu
( sebenarnya apa yang terjadi padamu Naya? darimana luka-luka ini kau dapatkan ? dan kenapa hatiku begitu sakit melihat kau terluka seperti ini)
lirih Rakha dalam hati sejenak keduanya saling tatap hingga Kanaya mengalihkan pandangannya
'' te terimakasih Tuan,''
ucapnya gugup
begitu pun Rakha
''boleh aku tau bagaimana kau bisa terluka? '' tanya Rakha ditatapnya Kanaya
'' tidak, aku tak bisa cerita ini, ini masalah pribadiku''
Kanaya mengelak
'' ehmm ... baiklah aku mengerti , tapi jika suatu saat nanti kau ingin bercerita datanglah padaku aku siap menjadi pendengar yang baik jangan kau pendam sendiri masalah mu kalau memang kau sudah tak sanggup menanggungnya''
ucap Rakha tulus.
Kanaya pun mengangguk'
' terima kasih''
dengan mata mengenang
'' jangan terus berterima kasih ''dari tadi hanya itu saja yang kau ucapkan ''
tukas Rakha
'' lalu aku harus apa? kau tau ini untuk pertama kalinya dalam hidupku ada yang memperhatikan ku aku sangat terharu dan senang ''
ungkap Kanaya
Rakha nampak bingung dengan kata-kata Kanaya
(seberapa berat beban hidupmu kanaya hingga kau seperti ini?)
pikir Rakha
''apa begitu berat hidup yang kau jalani hingga kau bicara seperti itu?
tanya Rakha
Kanaya tersenyum simpul
'' kau tidak akan tau rasanya hidup yang aku jalani , mungkin ini sudah nasib ku rasanya tidak ada kebahagiaan dalam hidupku atau mungkin takan pernah ada kata itu dalam takdirku''
imbuh Kanaya dengan mengusap air matanya dengan kasar
Rakha tampak terkejut melihat Kanaya menangis
ia menepuk bahu gadis itu tanpa bisa di tahan lagi Kanaya pun menangis sampai sesegukan
''menangislah terkadang menangis itu perlu untuk membuat perasaan kita lega ''
'ucap Rakha menenangkan Kanaya ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya Kanaya memeluk Rakha menangis dengan sesegukan melepaskan sesak di dada yang telah lama ia pendam Rakha menepuk-nepuk punggung Kanaya dengan lembut ia seolah merasakan sakit melihat Kanaya menangis seperti itu lama Kanaya menangis di pelukan Rakha
ia pun melepas pelukannya '
'' terima kasih kau sudah banyak membantuku sejak pertama bertemu''
ucap Kanaya dengan terbata
'' terima kasih lagi''
tukas Rakha pura-pura kesal
Kanaya tertawa melihat wajah kesal Rakha
''baiklah suatu saat aku akan mentraktirmu makan sebagai ucapan terima kasih ku '' bagaimana kita kan teman ?
usul Kanaya
melihat gadis itu tertawa Rakha pun tersenyum
''baiklah aku tunggu saat itu''
jawabnya
keduanya pun tertawa bersama
Rakha merasa bahagia melihat Kanaya tertawa lepas bersamanya.
( "akan ku pastikan kau selalu tersenyum Kanaya entah ada apa dengan hatiku, namum melihat mu tertawa aku sangat bahagia di banding melihat mu menangis hatiku jauh lebih sakit")
dalam hati Rakha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
MustikaDyahSukmawati[BundaIke]
Hati~2× jangan jd Pebinor !
Dia Bini Orang ! Ia Laki Orang ! .
Dilarang lewat jalan Pesangon !
jangan lewat jalur menikung , nanti jd d tikung ! Akhirnya jd : Tikung~Menikung ! ? .
2022-01-05
0
Cindy Lestari
kapan damar sama naya, cerai...
2021-11-06
3
Akifah Naila
bagus ceritamu thour,,,
2021-09-01
1