'hari ini Kanaya seperti biasanya bangun pagi di kamar pelayan inilah ia tinggal di bangunan rumah mewah kediaman Prawira setidaknya itu lebih baik dari pada ia tinggal dengan Paman dan Bibinya yang selalu mengurungnya di dalam gudang.
Kanaya pun bertugas untuk melayani semua keperluan Damar bukan sebagai istri tetapi lebih ke pelayan pribadinya.
'''ntungnya sang mertua tak terlalu buruk memperlakukannya ia masih tetap di beri kebebasan untuk bersekolah hingga kuliah dan bekerja walaupun kadang-kadang ia menerima perlakuan buruk dari sang suami Taun Prawira seolah menutup mata karna kelakuan anak semata wayangnya itu.
seperti biasa Kanaya mengetuk pintu kamar Damar untuk mempersiapkan keperluan suaminya itu.
tok... tok''
ketuknya ''masuk saja'' jawab Damar
dan Kanaya pun masuk membawa teh hangat untuk Damar ia pun menaruhnya di atas nakas tempat tidur Damar.
tampak pria itu tengah tidur bersama wanita yang ia bawa semalam mereka tidur dengan berpelukan seolah hal itu biasa saja bagi mereka tanpa memperdulikan Kanaya.
bagi Kanaya itu adalah hal yang sudah biasa ia lihat selama hampir 6 thn ia jalani hidup bersama Damar tanpa ada kontak fisik ataupun bicara seperti suami istri pada umumnya.
Kanaya membersihkan kamar itu pakaian yang berserakan di lantai juga botol -botol bekas minum-minum Damar ia juga mengisi bak mandi untuk Damar juga ia menyiapkan pakaian yang akan Damar siapkan. setelah semuanya ia lakukan ia pun membangunkan Damar seperti biasa nya ia harus membangunkan Damar.
dan Damar pun bangun ke kamar mandi untuk membersihkan diri wanita yang tertidur bersama Damar pun ikut beranjak ia memakai kembali pakiannya semalam yang sudah Kanaya bereskan tadi wanita itu tampak menatap Kanaya yang tengah membaca buku di sofa menanti Damar keluar dari kamar mandi.
'' hey kau... apa kau tidak marah melihat suamimu setiap malam membawa wanita ke rumah ini ? aku heran kau terlihat biasa saja ? tanya wanita itu
Kanaya hanya mengulas senyum
'' aku tidak ada hak untuk marah atas apa yang ia lakukan , aku hanya istri di depan semua orang bukan dimata suami dan keluarga ini ' jawab Kanaya
lirih wanita itu menghampiri Kanaya
'maksudmu '' tanya wanita itu kembali penasaran
'' tidak ada... bukan apa-apa? oh ya dan kenapa kau mau tidur dengan suamiku walau kau tau dia sudah beristri?
tanya Kanaya balik bertanya
wanita itu hanya tersenyum simpul
'' ini adalah caraku untuk mendapatkan uang dengan mudah , zaman sekarang sangat susah untuk cari kerja dan menghasilkan uang dengan cepat kau tau kan ?
ungkap wanita itu Kanaya menganggukan kepalanya.
''
''aku butuh uang banyak untuk biaya rumah sakit ibuku aku hanya punya dia di dunia ini akan kulakukan apapun untuknya, dan Damar datang membantuku walaupun ia kasar juga temperamental tapi aku sangat mencintainya kau tau ini sangat menggelikan bukan aku jatuh cinta pada pria seperti itu''
''ukas wanita itu tersenyum getir Kanaya menggenggam tangan wanita itu
'
'' kau wanita yang kuat aku salut padamu' hidup yang kau jalani tak jauh berbeda denganku hanya saja kau masih memiliki seseorang tidak seperti ku yang sebatang kara.
''dengan mata mulai berkaca-kaca Kanaya tersenyum tipis wanita itu pun ikut terenyuh dengan kata-kata Kanaya ada rasa bersalah dalam hatinya yang telah tidur dengan Damar di kamar itu ''
maaf kalau aku telah melukaimu oh ya siapa namamu aku Cindy Callista panggil saja aku Cindy sepertinya kita bisa berteman ''
ucap Cindy mengulurkan tangannya Kanaya menatap uluran tangan Cindy dan menyambutnya tidak buruk pikirnya ''
aku Kanaya Syareefa , baiklah kita berteman. '' ucap Kanaya senang
keduanya tertawa dan berbagi nomor handphone
tiba -tiba Damar pun keluar dari kamar mandi '
' apa yang kalian tertawakan berisik sekali''
Damar pun mengambil sesuatu di laci nakas nya Kanaya dan Cindy terdiam melihat Damar yang hanya memakai handuk dibawah pinggangnya saja Damar menghampiri Cindy ''
ini bayaran mu dan pergilah aku akan menghubungi mu nanti ''
ucap Damar menyerahkan sebuah cek pada Cindy dengan cepat Cindy menerima cek itu lalu pergi sebelum nya ia menoleh ke arah Kanaya dan melambaikan tangan nya Kanaya tersenyum tipis '
'' cepat lakukan tugas mu atau aku akan terlambat ke kantor karna ulah mu ''
titah Damar pada Kanaya dengan segera Kanaya mengambil stelan jas yang ia siapkan tadi dan memakaikannya pada Damar mulai dari celana hingga kemeja harus Kanaya yang melakukannya
awal pertama Kanaya melakukannya ia tampak ragu dan risih dan apalagi dengan jelas ia melihat tubuh bagian bawah suaminya itu dan berahir dengan tamparan bila ia menolak ahirnya Kanaya menguatkan hatinya untuk melakukannya.
Kanaya mengancingkan kemeja Damar dengan kepala menunduk Damar memperhatikan wajah Kanaya yang terlihat serius mengurusnya
( wanita ini kenapa sekarang terlihat biasa saja ?
juga hari ke hari ia malah semakin cantik
shittt)
dalam hati Damar
Kanaya memakaikan dasi juga jasnya''
kau rupanya bisa bicara juga dengan orang lain , kenapa kau tak pernah bicara padaku? tanya Damar '' ku pikir tadinya kau bisu''
Kanaya yang tengah membereskan handuk bekas Damar pun berlalu bermaksud keluar membawa cucian Damar ia hanya menoleh sekilas ke arah Damar
'' apa aku punya hak untuk mengeluarkan suaraku di rumah ini ?
tanya Kanaya dan ia pun pergi begitu saja meninggalkan Damar
Damar tertegun pertama kalinya ia mendengar suara Kanaya yang selama ini selalu diam ia perlakukan.
usai mengerjakan semua tugasnya Kanaya berniat
ke kampusnya untuk mengambil surat kelulusanya sebagai lulusan terbaik Sarjana Manajemen
''Kanaya, kau sangat pintar banyak perusahaan besar yang mau mempekerjakanmu dengan nilai dan kepintaran yang kau miliki Bapak juga sudah mengirim cv mu ke beberapa perusahaan terkenal di dalam negri dan ada panggilan untukmu untuk wawancara lusa nanti kau pergilah kesana Bapak yakin kau akan di terima''
kata-kata rektor tempat Kanaya berkuliah terus terngiang di telinganya Kanaya tengah berjalan kaki di pinggiran jalan ibu kota yang lumayan panas
''apa Tuan Prawira akan mengijinkan aku untuk bekerja ya?''
tanya nya pada diri sendiri tidak yakin hingga ia sampai di sebuah danau pinggir kota dimana ia selalu menyendiri disana saat hatinya mulai gelisah ataupun sedih Kanaya selalu duduk di bangku yang ada dibawah pohon danau itu atau pun berdiri memandang jauh ke depan
''apa yang harus ku lakukan sekarang''
Kanaya menyimpan maf kalulusannya di bangku bersama tas kecil miliknya ia pun berdiri dengan rambut yang tertiup angin tampak melambai-lambai membuatnya terlihat seperti bidadari yang jatuh di langit semakin menambah kecantikan Kanaya meskipun ia hanya berdandan sederhana ia merentangkan tangannya sambil menutup mata.
tidak jauh dari tempat berdiri tampak seorang tengah memperhatikannya dengan seksama
(apa yang gadis itu lakukan ? tapi dia sungguh cantik apa dia bidadari?)
gumam pria itu begitu terpesona melihat Kanaya yang masih menutup matanya perlahan pria mulai berjalan mendekati nya untuk melihat lebih dekat hingga tiba-tiba gadis yang ia pandangi itu merosot ke hamparan rumput dan menangis begitu memilukan .
''hikss... hiksss... mamah , papah kenapa kalian begitu cepat meninggalkan Naya ah.... hiksss.. hikssss''
Kanaya menangis bersimpuh menumpahkan rasa sesak di dadanya
pria itu menghampirinya
''kenapa kau menangis sendirian di tempat seperti ini ?
tanya pria itu sambil mengulurkan sapu tangan kepada Kanaya
Kanaya terdiam ia medongak kan kepala menatap pria yang tengah berdiri dihadapannya itu keduanya saling menatap
( matanya sangat cantik tapi kenapa seolah menyimpan begitu banyak kesedihan)
dalam hati pria itu
( siapa dia kenapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya?)
dalam hati Kanaya keduanya untuk beberapa saat larut dalam pikiran dan tatapan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
who reach
jangan sampai damar menyentuh kanaya
2022-01-18
0
N°π@ ∆¢hl4π
what an old school guy.. still brings handkerchief in this century.. but they said if the man brought tissue, he could be kind of disoriented 🤭
2021-11-26
0
nunu
sabar kanaya
2021-10-13
1