ALIYA DAN RADIT

Aliya memasuki kelasnya, suitan-suitan yang berasal dari mulut para fansnya mulai terdengar gaduh. Seperti biasa, Aliya hanya menanggapinya dengan senyum kecil.

Rara sang sahabat terkikik geli melihat kelakuan Aliya yang sangat bertolak belakang dengan yang selalu gadis itu tunjukan di hadapannya juga di hadapan Radit, sedikit urakan dan berisik.

"Ngapa Lo ngikik??". Aliya mencebikan bibirnya sebal, sahabatnya itu selalu menghancurkan image anggun yang dengan susah payah ia bangun dan ia mainkan perannya.

"Najis banget sih, so kalem deh, padahal gerusukan". Sindirnya

"Ck, gak bisa banget yah Lo dukung gue?".

"Tergantung". Rara memberikan negosiasi.

"Maksud Lo??". Aliya mulai curiga, permintaan sang sahabat kerap kali membuatnya merasa bodoh. Entah memang dia yang bodoh, atau kah sahabatnya terlalu pintar hingga mampu membodohi Aliya yang sangat pintar di kelasnya itu.

"Tergantung seberapa giatnya Lo ngasih gue contekan ulangan matematika". Rara berbisik, kemudian tertawa jahat bak seorang monster yang mendapatkan mangsanya. Gadis itu memang merasa takluk jika di hadapkan dengan soal matematika yang menurutnya, melihat soalnya saja ia merasa mual lalu muntah, Rara selalu berfikir jika angka-angka dalam soal matematika itu menari mengejek kebodohannya, maka darinya ia kerap kali merasakan mual hanya dengan menatap angka-angka yang berjejer di sana.

"Mikir, nyontek mulu hobi Lo". Aliya menoyor pipi sang sahabat, melenggang pergi ke luar kelas seraya menunggu bel masuk berbunyi.

Aliya mengernyit saat dengan tumbennya, Radit bermain basket di lapangan yang terletak di tengah-tengah gedung sekolahan yang berdiri kokoh mengelilingi lapang itu.

Radit memang terkenal dengan ketampanannya juga kecerdasannya, namun sayangnya, pemuda itu enggan mengikuti organisasi apapun di sekolahnya, baik itu OSIS, basket, atau kegiatan lainnya. Namun justru Aliya anggap itu keuntungannya, apa lagi jika bukan karena ketampanan yang pemuda itu punya? Jika pemuda itu aktif dan bergaul, sudah dapat di pastikan seberapa jumlah para gadis yang akan mengejarnya.

Sekarang saja pemuda itu menjadi idola, apalagi jika Radit benar-benar mengikuti kegiatan di sana yang akan membuatnya semakin sohor.

Tanpa pikir panjang, Aliya melenggang menuju kantin, berniat membelikan satu botol air mineral untuk sang pujaan hati. "masih ada waktu". Gumamnya.

"Hai kakak tamvan, mau minum gak?".

Kalimat pertama yang Aliya lontarkan saat Radit menghentikan permainannya dan berjalan ke pinggir lapangan.

"Lo gak bosen yah ngikutin gue?".

Aliya menggeleng semangat, "Enggak".

Radit berdecak kesal, kadang perlakuan Aliya membuatnya risih, kasihan juga pada gadis itu karena kegigihannya mengejar Radit hanya di anggap hiburan semata oleh pemuda itu.

"Kan aku udah bilang, kalo aku tuh.."

"Semut". Potong Radit, Aliya jadi tertawa.

"Nih minumnya". Aliya menyodorkan sebotol air mineral yang baru saja ia beli, berniat membukakan tutupnya namun Radit mencegahnya.

"Gak usah di buka". Pintanya

Aliya mengangguk, membiarkan pria itu membawa botol airnya. Namun suara teman-teman Radit membuat Aliya yang hendak berlalu kembali menoleh.

"Kebetulan gue aus". Ucap salah satu teman Radit yang bernama Bary. Dan Radit tak bisa menolaknya.

Aliya menatap nanar botol air mineral yang kini telah berpindah tangan itu, rasanya sedikit tidak ikhlas, bukan karena harganya, karena terbilang sangat murah, tapi karena ia peruntukan khusus minuman itu untuk sang pujaan hati yang kini tampak menatapnya seraya mengerikan bahunya. Mirissss...

Aliya berbalik, memutuskan untuk pergi dari pada semakin merana. Kadang ia merasa lelah mengejar cinta Radit yang ia tekuni sejak pertama masuk sekolahan itu, namun sisi lain hatinya yakin, jika Radit akan luluh oleh kegigihannya, meski keyakinan itu hanya sebesar 0,00001% saja. Menyedihkan...

Sampai di kelas, bibir yang telah maju semakin maju saat mendapati Rangga, salah satu teman kelasnya menghampirinya. Seperti biasa, pemuda itu menunjukan kebolehannya dalam menggoda gadis cantik itu.

"Hai neng cantik". Rangga menyapa, menggerakkan ke dua alisnya naik turun seraya menampilkan senyum terbaiknya.

"Minggir, gue lagi gak mood Lo godain".

"Galaknya, tapi anehnya Lo jadi tambah cantik kalo jutek gini".

"Isshhhh minggir Ga".

Rangga menyingkir, memberikan jalan pada sang gadis kemudian berjalan mengekorinya. Yang mana membuat gadis cantik itu kembali mengomel.

"Ngapain ngikutin gue? Duduk Sono ke habitat Lo". Aliya menghela nafas berat, "Hilang sudah ke anggunan gue gara-gara Lo".

Rangga tergelak, mencubit pipi gadis itu kemudian meninggalkannya.

Ada rasa tak suka di hati Radit saat melihat keakraban yang terjalin antara Aliya dan Rangga, dan dia tak tau alasannya apa. Yah, Radit sengaja menyambangi kelas adik kelasnya itu untuk meminta maaf perihal botol air minum itu.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Jam istirahat tiba, waktunya untuk seluruh penghuni sekolah itu bernafas lega dan berhamburan ke luar kelas masing-masing.

Ada yang mengobrol di dalam kelas, di luar kelas, dan makan di kantin kesayangan mereka, tempat yang paling banyak di tuju dan menjadi area favorit mereka.

Begitupun dengan dua sekawan Aliya dan Rara. Duo gadis itu berjalan dengan saling tertawa menuju tempat teramai di area sekolah itu, kantin.

"Makan apa Al??". Rara bertanya.

"Males gue".

"Yakin?? Astagaa, bakso pedas itu kayanya enak banget, ah mie ayam juga mantap. Lah batagor lebih nikmat.."

"Stop, bakso aja".

Rara tertawa lepas, melihat raut kesal sang sahabat membuatnya merasa puas, ia kembali berhasil menggagalkan aksi diet sahabatnya. Padahal tubuh Aliya sudah ideal untuk ukurannya, meski tidak terlalu tinggi namun pas dengan bentuk yang molek.

Jangan tanya alasan gadis itu melakukan diet, tentu saja untuk terlihat sempurna di mata pujaan hatinya, Radit.

Rara melenggang pergi, meninggalkan Aliya yang menenggelamkan wajah kusutnya pada meja dengan beralaskan kedua lengannya. Namun suara bariton seseorang membuatnya menengadah.

"Tumben gak berisik". Ucap sang pemuda.

"Ngapain kakak kesini?". Aliya kembali menelungkup kan wajah kusutnya, entah kenapa semangat menggombali pemuda itu sedikit sirna.

"Cieee ngambek". Radit, pemuda tampan itu mencolek pundak Aliya kemudian duduk di sebelah gadis itu.

"Siapa yang ngambek? Gak ada alasan yang bikin aku harus ngambek". Bibir boleh berucap demikian, namun hati dag dig dug serasa mau meledak, berada sedekat ini dengan Radit membuatnya berdebar, di tambah lagi wangi parfum pemuda itu menusuk hidungnya dan semakin membuat Aliya meleleh.

"Soal air mineral itu..."

"Gak usah di pikirin, lagian cuma tiga rebuan, gak masalah kok. Aku juga udah biasa di gituin". Aliya masih dalam posisi yang sama.

Radit terpaku, merasa tertohok dengan ucapan gadis yang duduk di sebelahnya. Seburuk itukah perlakuannya pada gadis baik itu? Apa karena itu juga Aliya merasa lelah mengejarnya dan kini berpaling pada teman sekelasnya sendiri? Begitu kira-kira pertanyaan dalam hatinya.

"Aku beliin ini buat kamu, sebagai permintaan maaf aku soal tadi". Bahkan tanpa sadar, Radit mengubah panggilannya menjadi 'aku-kamu', bukan 'gue-elo' seperti biasanya.

Aliya mengangkat kepalanya, menoleh pada Radit yang ternyata berjarak sangat dekat dengannya, dia menjadi gugup.

"Ekhemmm, ak..aku bilang aku gak papa kak". Aliya tergagap, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga untuk menghilangkan kegugupannya.

"Aku maksa". Radit menyimpan coklat yang ia bawa ke hadapan gadis itu, kemudian beranjak untuk kembali ke tempatnya dan teman-temannya. Namun ucapan Aliya lagi-lagi membuatnya terdiam.

"Jangan baik-baik sama aku kalo kakak belum jatuh cinta sama aku, karena aku bisa salah faham. Aku mending di cuekin kaya biasanya. Karena saat aku tau kakak baik sama aku cuma karena kasihan, akan lebih sakit lagi buat aku".

Radit menoleh, tanpa menjawab pemuda itu malah tersenyum. Entah apa arti dari senyuman itu, yang pasti hati gadis itu semakin terobrak-abrik di buatnya.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

akan kelojotan saat Aliya pergi karena capek

2023-07-27

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

hati gw jg terobrak abrik thor......

2021-10-16

1

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

hati gw jg terobrak abrik thor

2021-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 PERMEN TAMPAN
2 ALIYA DAN RADIT
3 HUKUMAN
4 GALAU
5 HELM OH HELM
6 BODOH
7 SAKITNYA TUH DISINI
8 RAPUH
9 RADIT MENYESAL??
10 TERSIRAM
11 FIRST
12 TIDAK SENGAJA??
13 MENGHINDAR
14 PERNYATAAN
15 CEMBURU
16 PENGUNTIT
17 CEMBURU LAGI
18 CURHAT
19 ALIYA DIMANA??
20 SESI CURHAT
21 BERTEMU
22 NADIN MENYERAH
23 RASA SEPI YANG SAMA
24 DILEMA
25 BIMBANG
26 JAWABAN
27 PAGI YANG INDAH
28 KETAHUAN
29 PAGI YANG INDAH
30 TERSIRAM
31 PELAKUNYA...
32 SANDARAN
33 DI SINI UNTUK MU
34 GOMBALAN RECEH
35 GULING-GULING
36 PEMBAJAKAN
37 PERTEMUAN
38 BERPISAH
39 KECEWA
40 SALAH FAHAM
41 PETUAH
42 TAK ADA KABAR
43 BERTEMU
44 SATU KESEMPATAN
45 DEKAPAN HANGAT
46 BERKUNJUNG
47 PERPISAHAN
48 GADIS MALANG
49 SESAK
50 TERKEJUT
51 BERTEMU KEMBALI
52 KEBENARAN
53 PERTEMUAN
54 PENJELASAN
55 RESTU
56 SAH
57 MALAM PERTAMA
58 MENGENANG
59 MENJELANG SUBUH
60 PAGI PERTAMA
61 AWAL BARU
62 MENUJU FLASHBACK
63 MASA ITUUU
64 KEJUTAN UNTUK NADIN
65 KECEWA
66 GAK ADA JATAH
67 MENAHAN RINDU
68 TANPANYA
69 RENCANA LICIK
70 TIGA WANITA WIRATMADJA
71 MELEPAS RINDU
72 SEBUAH PARFUM
73 TERSELESAIKAN
74 LAGI-LAGI
75 PERASAAN NADIN
76 CEMAS
77 ISI HATI ALIYA
78 MENCOBA MENGALAH
79 KEMARAHAN
80 MEMBERI KESEMPATAN
81 ACUH
82 BERBUKA DENGAN YANG HALAL
83 ADA YANG BERBEDA
84 BERCENGKRAMA
85 SEBELUM BADAI
86 BADAI
87 MENYERAH
88 RUMIT
89 PERGI
90 MASA TERPURUK RADIT
91 TAK SENGAJA BERTEMU
92 RENCANA SAHABAT
93 MELEPAS RINDU
94 KEPUTUSAN
95 BAHAGIA DI ATAS DUKA
96 ALIYA DAN MAYRA
97 KEPUTUSAN KEMBALI
98 SEBUAH NAMA
99 SOSOK DI ANTARA HUJAN
100 SEBUAH REKAMAN
101 SEBUAH REKAMAN 2
102 PERTEMUAN
103 MENOLAK
104 BAHAGIA BERKUMPUL
105 AKHIR AKSARA
106 EXTRA PART 1
107 EXTRA PART 2 (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PERMEN TAMPAN
2
ALIYA DAN RADIT
3
HUKUMAN
4
GALAU
5
HELM OH HELM
6
BODOH
7
SAKITNYA TUH DISINI
8
RAPUH
9
RADIT MENYESAL??
10
TERSIRAM
11
FIRST
12
TIDAK SENGAJA??
13
MENGHINDAR
14
PERNYATAAN
15
CEMBURU
16
PENGUNTIT
17
CEMBURU LAGI
18
CURHAT
19
ALIYA DIMANA??
20
SESI CURHAT
21
BERTEMU
22
NADIN MENYERAH
23
RASA SEPI YANG SAMA
24
DILEMA
25
BIMBANG
26
JAWABAN
27
PAGI YANG INDAH
28
KETAHUAN
29
PAGI YANG INDAH
30
TERSIRAM
31
PELAKUNYA...
32
SANDARAN
33
DI SINI UNTUK MU
34
GOMBALAN RECEH
35
GULING-GULING
36
PEMBAJAKAN
37
PERTEMUAN
38
BERPISAH
39
KECEWA
40
SALAH FAHAM
41
PETUAH
42
TAK ADA KABAR
43
BERTEMU
44
SATU KESEMPATAN
45
DEKAPAN HANGAT
46
BERKUNJUNG
47
PERPISAHAN
48
GADIS MALANG
49
SESAK
50
TERKEJUT
51
BERTEMU KEMBALI
52
KEBENARAN
53
PERTEMUAN
54
PENJELASAN
55
RESTU
56
SAH
57
MALAM PERTAMA
58
MENGENANG
59
MENJELANG SUBUH
60
PAGI PERTAMA
61
AWAL BARU
62
MENUJU FLASHBACK
63
MASA ITUUU
64
KEJUTAN UNTUK NADIN
65
KECEWA
66
GAK ADA JATAH
67
MENAHAN RINDU
68
TANPANYA
69
RENCANA LICIK
70
TIGA WANITA WIRATMADJA
71
MELEPAS RINDU
72
SEBUAH PARFUM
73
TERSELESAIKAN
74
LAGI-LAGI
75
PERASAAN NADIN
76
CEMAS
77
ISI HATI ALIYA
78
MENCOBA MENGALAH
79
KEMARAHAN
80
MEMBERI KESEMPATAN
81
ACUH
82
BERBUKA DENGAN YANG HALAL
83
ADA YANG BERBEDA
84
BERCENGKRAMA
85
SEBELUM BADAI
86
BADAI
87
MENYERAH
88
RUMIT
89
PERGI
90
MASA TERPURUK RADIT
91
TAK SENGAJA BERTEMU
92
RENCANA SAHABAT
93
MELEPAS RINDU
94
KEPUTUSAN
95
BAHAGIA DI ATAS DUKA
96
ALIYA DAN MAYRA
97
KEPUTUSAN KEMBALI
98
SEBUAH NAMA
99
SOSOK DI ANTARA HUJAN
100
SEBUAH REKAMAN
101
SEBUAH REKAMAN 2
102
PERTEMUAN
103
MENOLAK
104
BAHAGIA BERKUMPUL
105
AKHIR AKSARA
106
EXTRA PART 1
107
EXTRA PART 2 (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!