Tulisan Takdir

"Takdirnya selalu semesterius itu" Aurora Berliana

“Ra!! Sini!!” Ucap Abang ku

"Ra, duduk sini sayang?" Ucap mama lagi

Jantung ku tak berhentinya berdetak, serasa ingin lepas. Sampai-sampai aku takut menatap mereka, aku duduk disamping abangku. Aku hanya melihat wajah sekilas abangku saja sudah membuatku ingin menangis, muka kekecewaan jelas terukir diwajahnya.

"Maaf sebelumnya tetapi saya tidak bisa membuat keputusan sebelum mendengar penjelasan yang sebenarnya dari Rora dan An" Ucap tegas Papa ku, dan An mulai menceritakan

Flashback On

*Saat malam itu semua memutuskan untuk bergadang menonton film

"Nonton film horror aja yuk" Ucap Acha

Dan akhirnya semua memutuskan untuk menonton dan saat di tengah film

"An nih minum, loe belum coba minuman ginian kan? Nikmatin masa muda loe" Ucap Rian, yang notabene teman satu organisasi An

"Apaan? Alkohol?" Tanya An

"Yoii?!! Minum gih" Ucapnya lagi

"Ogah ahhh" Ucap An

"Ayolah dikit doang" Bujuk Rian, dan akhirnya An terbujuk meminum-minuman itu tapi hanya sebotol gelas kecil

An yang tidak pernah meminum-minuman seperti itu, membuat kepalanya terasa berat dan pusing pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali kekamar terlebih dahulu. Pada dasarnya kamar An dan kamar Rora berhadapan, kepala yang berat membuatnya salah memasuki kamar

"Ahhhh kenapa panas?" ucap An dan akhirnya dia membuka bajunya, lalu langsung tertidur tanpa sadar jika dia salah memasuki kamar

Dan pada pagi hari An terbangun karena terkejut mendengar teriakan Kirana, yang memang saat itu Kirana ingin mengambil cas Handphone Della di kamar dan di situlah An tersadar bahwasannya dia tidak tidur dikamarnya melainkan tidur dikamar yang ditempati Rora dan Della.

Memang saat itu mereka setelah melakukan maraton film mereka semua tidak kembali ke kamar masing-masing melainkan tidur di depan TV*.

Flashback Off

"Kamu yakin saat itu tidak menyentuh anak saya sama sekali?" Tanya papa ku pada An

"Saya tidak yakin om karena pada saat itu kepala saya sangat berat dan setelah itu saya lupa apa yang saya lakukan" Ucap An, disaat An menjawab diriku terus saja merutuki dirinya kenapa bicara seperti itu? Aku yakin dirinya tidak menyentuh ku sama sekali.

"Lalu bagaiamana Ra?" Ucap papa ku padaku

" Saat itu kepalaku berat dan aku langsung izin tidur, aku tidak ikut mereka maraton film. Papa tau kan obat yang aku minum buat aku gak sadar apa-apa sampai efek nya habis tetapi kali ini aku yakin pa, An tidak melakukan apapun pada ku, aku bangun dengan keadaan masih utuh dan gak merasa apa-apa, jadi aku mohon pa jangan suruh aku nikah sama An karena kita gak ngelakuin apa-apa, aku mohon" Mohon ku pada papa ku, dan berharap bahwa semua nya ini akan cepat berakhir sesuai dengan keinginan ku.

"Kalo seperti itu yang diinginkan Rora anak saya, saya akan menurutinya karena keadaannya tidak ada yang tau pasti tetapi jika akhirnya ada sesuatu dengan Rora saya ingin An tanggung jawab" Tegas Papa ku

Rasanya hati ini lega saat papa ku berkata seperti itu, tetapi lagi-lagi semesta memainkan takdirnya diwaktu ini membuat jantung ku rasanya ingin lepas.

"Tapi maaf om, saya tidak pernah diajarkan menjadi pengecut oleh orang tua saya, apa yang saya katakan akan saya lakukan dan saya bukan tipikal orang menarik omongan saya" Ucap An

"Terus mau loe apa sekarang!!!!" Teriak Abangku pada An

"Abang udah, dengerin An ngomong dulu" Ucap ku mencoba menenangkan abang

"Saya tetap meminta kepada om dan tante mengizinkan saya menjadikan Rora pemdamping saya" Ucap An yang membuat jantungku tak berhenti berdetak, apa mau nya? Permainan semesta apa lagi ini?

"Loe gak denger!!! Kalo Rora gak mau loe nikahin!!!" Bentak abangku

"Gue denger dan gak budek tetapi bukannya laki-laki yang dipegang omongan nya?" Ucap sarkas An pada abangku

"Udah-udah kalo itu yang kamu mau, apa kanu siap ngebahagiain anak saya? menjaga dia seperti saya menjaga nya?" Ucap mama ku, yang membuat ku tidak tahan untuk meneteskan air mata yang dari tadi aku tahan

"Saya siap tante, saya akan membahagiakan Rora dan menjaganya melebihi saya menjaga diri saya sendiri" Ucap An tegas

"Yauda kalo seperti itu, saya memberi restu tetapi perihal boleh tidaknya kamu menikahi anak saya, saya serakahkan semua pada Papa Rora" Ucap Mama ku

Apa aku bilang semesta tidak berhentinya memainkan takdir ku bukan? saat ini aku hanya bisa menunduk dan tak berani menatap sekeliling, tangan ku mulai dingin dan kepalaku sudah mulai berat.

"Kalo itu yang kamu mau saya restui, menikahlah dengan Rora" Ucap papaku

Rasanya saat papa bicara seperti itu membuat dunia ku runtuh seketika, membuat ku lagi-lagi mengutuk takdir semesta. Tuhan apa ini? Apa ini mimpi? Rasanya aku mati rasa saat itu juga

"Kalo seperti itu, kita tentukan tanggalnya sekarang?" Ucap Mama An

"Bagaimana kalo minggu depan?" Ucap Papa An

"Saya terserah dari pihak An saja" Ucap papa ku

"Kalo seperti itu pernikahan ini akan dilaksanakan minggu depan" Putus papa An

"Maaf saya memotong pembicaraan, saya mau pernikahan ini dirahasiakan sampai saya siap mempublish semuanya, saya mau pernikahan ini yang mengetahui hanya keluarga saja" Ucap ku

"Yaudah kalau itu yang kamu mau, bagaimana kalo sekarang kita makan malam?" Ucap mama ku sambil menyuruh mereka keruang makan

Pembicaraan tak berhenti-hentinya tentang aku dan An, mulai bagaimana bisa bertemu? sudah berapa lama kenal? Dan semacamnya, aku dan An hanya bicara sekadarnya.

Dan disini yang terlihat paling terlihat sangat senang adalag mama ku dan mama An, entah bagaimana mereka cepat akrab. Dan untuk papa ku dan An mereka sibuk berbicara tentang bisnis mereka, sedangkan abangku tidak iku makan malam, dan memutuskan kembali ke kamar. Aku tau bagaimana rasanya jadi abang, adek yang dijaganya dari kecil malah melakukan hal yang diluar pikirannya dan berakhir akan mendahului nya menikah.

Setelah itu aku izin ke mereka untuk keatas karena aku ingin berbicara bersama abangku.

"Maaf sebelum nya, Rora ingin ke abang dulu ada sesuatu yang ingin Rora bicarakan" Pamitku

"Iya, tapi jangan lama-lama ya sayang kalau uda abang mu suruh kebawah juga, suruh dia makan" Ucap mama ku

" Iya ma" Jawab ku

Akhirnya aku menyamperin abangku yang sedang dikamar.

"Bang, Rora boleh masuk?" Ucap ku

"Masuk Ra, ada apa?" Jawab nya

" Maafin Rora ya bang, uda buat abang kecewa" Ucap ku, perlu kalian tahu abangku ini adalah salah satu seseorang yang penting untuk ku, Abang ku ini namanya Ali Pratama.

"Gak papa, harusnya abang yang minta maaf gak bisa jaga Rora, jadi istri yang baik ya?" Ucap abangku

Setelah bicarapada abangku aku menyuruh nya untuk ikut kebawah, tetapi saat aku ingin menginjak anak tangga bawah ada seseorang yang memanggilku

"Ra, gue mau ngomong" Ucap nya

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

**Hai hai, gimana nih Rora sama An nikah, setuju gak? Tunggu kelanjutan ceritanya yaa jangan lupa di like yaa 😉💕 See you on next chapter 💐 Oh aku akan bikin visualisasi dari An dan Rora tungguin yaa 😉

Salam, Author Lenn 💕**

Terpopuler

Comments

Queen 👑

Queen 👑

halo kak mampir dong ke cerita aku
LOVE IN THE GAME
kita saling dukung
semangat kak

2021-02-02

0

Mommy Rara

Mommy Rara

aku mampir lagi.. boomlike sampe sini dulu ya.. next mampir lagi. semangat thor...🤗

2020-08-04

1

Zes

Zes

nnti mampirrrr balik ke cerita aku ya

2020-07-02

2

lihat semua
Episodes
1 Sebatas Nama
2 Permainan Semesta
3 Tulisan Takdir
4 Ukiran Semesta
5 Suasana Sunyi
6 Tentang Dia
7 Sayap Pelindung
8 Persiapan
9 Kejanggalan
10 Sudut Memori
11 H-1
12 Awal Baru
13 Malam Bertabur Bintang
14 Perjanjian
15 Tinggal Sendiri
16 Mencari Jejak Kenangan
17 Melihat Ciptaan Semesta
18 Raja Augie Dirgantara
19 Jejak Masa Lalu
20 Permintaan An
21 Mencari lagi
22 Mari Menjadi Teman?
23 Sehari Bersamanya
24 Sehari Bersamanya (2)
25 Akhir Pencarian
26 Sehari Bersama Erland
27 Sehari Bersama Erland (2)
28 Kuliah
29 Berbagi Cerita
30 Kebimbangan
31 Menemani
32 Ketemu Bang Ali
33 Khawatir
34 Menginap
35 Nenek
36 Kemarahan An
37 Pertengkaran
38 Penyesalan
39 Perubahan
40 Baikan
41 Erland
42 Pertemuan Erland dan An
43 Double Date
44 Double Date (2)
45 Cek Kehamilan
46 Datang
47 Kebingungan
48 Cek kehamilan (2)
49 Kebahagiaan
50 Kebahagiaan (2)
51 Menginap
52 Della
53 Qualitytime
54 MND
55 Kado Lagi
56 Flashback On (1)
57 Flasback On (2)
58 Ngidam
59 Bertemu Erland
60 Teror
61 Bertemu Micha
62 Kebersamaan Della dan An
63 Membahagiakan Rora
64 Dinner
65 Ingin ku Jujur
66 Hadiah Kehamilan
67 Pindahan
68 Persiapan Liburan
69 Hubungan Alya dan Raja
70 Liburan
71 Liburan (2)
72 Liburan (3)
73 Liburan (4)
74 Pulang
75 Tanya An
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Sebatas Nama
2
Permainan Semesta
3
Tulisan Takdir
4
Ukiran Semesta
5
Suasana Sunyi
6
Tentang Dia
7
Sayap Pelindung
8
Persiapan
9
Kejanggalan
10
Sudut Memori
11
H-1
12
Awal Baru
13
Malam Bertabur Bintang
14
Perjanjian
15
Tinggal Sendiri
16
Mencari Jejak Kenangan
17
Melihat Ciptaan Semesta
18
Raja Augie Dirgantara
19
Jejak Masa Lalu
20
Permintaan An
21
Mencari lagi
22
Mari Menjadi Teman?
23
Sehari Bersamanya
24
Sehari Bersamanya (2)
25
Akhir Pencarian
26
Sehari Bersama Erland
27
Sehari Bersama Erland (2)
28
Kuliah
29
Berbagi Cerita
30
Kebimbangan
31
Menemani
32
Ketemu Bang Ali
33
Khawatir
34
Menginap
35
Nenek
36
Kemarahan An
37
Pertengkaran
38
Penyesalan
39
Perubahan
40
Baikan
41
Erland
42
Pertemuan Erland dan An
43
Double Date
44
Double Date (2)
45
Cek Kehamilan
46
Datang
47
Kebingungan
48
Cek kehamilan (2)
49
Kebahagiaan
50
Kebahagiaan (2)
51
Menginap
52
Della
53
Qualitytime
54
MND
55
Kado Lagi
56
Flashback On (1)
57
Flasback On (2)
58
Ngidam
59
Bertemu Erland
60
Teror
61
Bertemu Micha
62
Kebersamaan Della dan An
63
Membahagiakan Rora
64
Dinner
65
Ingin ku Jujur
66
Hadiah Kehamilan
67
Pindahan
68
Persiapan Liburan
69
Hubungan Alya dan Raja
70
Liburan
71
Liburan (2)
72
Liburan (3)
73
Liburan (4)
74
Pulang
75
Tanya An

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!