Ditemani desiran angin malam yang menerpa tubuhku dan suara ranting yang bergesek dan disaksikan langit malam bertabur bintang. Disini, di taman belakang rumah duduk berjejer dengan An, 15 menit sudah aku menunggunya berbicara, saat dia mencekal ku ingin mengatakan sesuatu katanya. Tetapi dia dari tadi hanya diam tidak mengucapkan sepatah katapun, aku benci dengan keadaan ini, keadaan canggung yang membuat keadaan sekitar lebih dingin. Mau tidak mau aku yang harus memulai pembicaraan ini, jika tidak bisa-bisa penyakit ku datang lagi dan akan membuat ku malu saat didekat An nantinya.
"Mau ngomong apa An?" Tanya Ku
"Seminggu lagi kita nikah, gue tau ini berat buat loe. Tetapi apa yang sudah keluar dari mulut gue gak bakal gue ingkari, loe gak usah takut gimana nantinya. Kita ikuti saja alur dari tuhan ini, gue bakal berusaha jaga loe nantinya kayak gue jaga adek gue sendiri tapi maaf perihal perasaan gue gak bisa, karena hati gue uda ada yang miliki" Ucapnya lalu meninggalkan ku sendiri dengan angin malam
Begitu terkejutnya aku mendengar apa yang di katakan dia, lalu bagaimana nasib pernikahan ini? Apa akhirnya akan cerai? Untuk apa dia mengotot menikahiku jika hatinya sudah ada yang punya? Aku tidak habis pikir dengan apa yang di pikirkannya, Tuhan jika ini yang terbaik untuk ku tolong lancarkan jika tidak tolong tunjukan keagungan mu tuhan. Diri ini hanya bisa berpasrah pada sang illahi, tak terasa hawa dingin yang kurasa tadi menghilang bebarengan dengan nyawaku dan tak terasa juga air mata ku turun.
"Rora!!!! Raa!!! Ra!!!" Panggil Mama ku dari dalam rumah, buru-buru aku hapus air mataku. Aku tak ingin terlihar menyedihkan di depan mereka semua terutama An.
"Iya ma, kenapa?" Ucap ku
"Kamu ini, dari mana saja?" Ucap mama ku
"Maaf ma, tadi Rora dari taman belakang" Jawab ku
"Yaudah sini, keluarga An sudah mau pamit pulang" Ucap mama ku
Semua sudah berakhir untuk hari ini, tulisan takdir dari semesta sudah berakhir. Semoga besok tulisan takdir darinya akan baik. Diri ini sudah terlalu lelah dengan kejadian hari ini, sudah waktunya untuk ku beristirahat. Tetapi mata ini tak mau untuk ku pejam kan, jam sudah menunjukan pukul 23.23. Kata orang jika kita melihat jam dengan angka yang sama ada orang yang rindu dengan kita, aku harap itu kamu yang merindukan ku. Angan ini melayang kesana kemari, dan tak sadar mata ku sudah mulai memberat dan tak terasa mulai tertidur
11 Januari 2020, Kota Kenangan
Suara burung menyapaku dipagi ini, membuat ku terbangun dari alam mimpi ku dan bergegas ke kamar mandi. Tidak ada rencana yang akan aku lakukan pagi ini, mungkin aku akan marathon drakor. Saat aku turun ke bawah diri ini disambut dengan pemandangan papa yang sedang makan dimeja makan bersama abang, mama yang sibuk menyiapkan makanan, andai pemandangan ini setiap hari kulihat mungkin aku tidak akan merasa kesepian di rumah yang bak istanah ini.
"Selamat Pagi semuaaa" Sapaku sambil mengecup pipi papa dan mama ku
"Pagi sayang" Ucap mama ku dan papa ku
"Oh gitu sekarang, yang disapa cuma mama papa doang nih" Ambek abangku
"Apaan sih bang, kan aku bilang semua" Kesalku padanya
"Udah-udah kalian jangan berdebat, oh iya Ra kamu nanti fitting baju yaa di butik langganan mama. Jam 10 An akan menjemput" Ucap mama ku
"Iya ma" Jawab ku
Tidak ingin merusak pagi ku, aku hanya mengiyakan ucapan mama ku tidak tau nantinya akan seperti apa. Apa aku akan mendengar kata-kata pedas dia lagi? Ya kita liat saja nanti. Setelah itu aku memutuskan untuk ketaman belakang, dimana tempat favoritku untuk berada disini jika banyak pikiran.
Tringgg
Ada notif dari Della di HP ku
"*Ra maaf ya kemarin aku langsung pulang, gimana kemarin?"
"Gak gimana-mana, minggu depan aku nikah dell"
" Uweee congrats Ra, apa nih yang perlu gue bantu?"
" Gak perlu Dell, semua yang nyiapin mama kok"
"Ya udah kalo gitu, aku mau nganter mama belanja dulu ya Ra"
"Iya hati-hati ya*"
Menikmati suasana dengan udara sejuk yang menyapa indra penghirup ku membuat hati ini tenang. Suara burung yang beradu menyapa pendengaran ku, menemani angan ku yang melayang, angan ini melayang dan mengingat setiap apa yang terjadi pada diri ini, apa yang sebenarnya semesta telah rencanakan? Apa kisah ku ini akan berakhir bahagia atau sebaliknya? Begitu banyak misteri di dunia ini, sampai-sampai apa yang terjadi tak masuk diakal. Lamunan ku buyar saat ada yang duduk di sebelah ku.
"Ayo" Ucapnya
"Ha? Kemana?" Kaget ku
"Bukannya mama loe uda kasih tau kalo kita bakal fitting baju" Ucap nya lalu meninggalkan ku
Kalian tau kan siapa dia, ya dia An. Dia selalu saja meninggalkan ku sebelum aku menjawab apa yang dia ucapkan, apa aku sanggup kedepannya jika terus seperti ini? Aku harap semesta akan berpihak padaku nantinya.
Sekarang aku sudah didalam mobil, atmosfer disini sangat sangat dingin. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan, aku hanya melihat kekuar jalanan sedangkan An fokus menyetir. Dipersimpangan lampu merah aku melihat anak kecil sedang memainkan gitar kecilnya untuk mengkais sedikit rejeki, aku memang lemah. Bagaimana tidak? melihat hak semacam itu aku ingin meneteskan air mataku, anak kecil itu menyamperi mobil yang ku tumpangi sambil bernyanyi dengan senyuman tulusnya.
"Ini dek" Ucap ku
"Terimakasih kakak cantik" Ucap nya yang membuat ku tersenyum
Begitu terkagumnya diri ku padanya, dia bisa tersenyum saat dunia keras ini sedang tidak berpihak padanya.
"Boutiq Archiles" tulisan itu terpampang jelas didepan ku, ini butik sahabat mama dan tentunya langganannya. Setiap ada acara besar mam selalu memesan gaun disini.
"Rora!! Ya ampun kamu tambah cantik aja" Ucap Tante Stella, liat dia berkata aku cantik tapi tidak sadar dia sangat cantik walau umurnya sudah tidak lagi muda
" Ihh tante bisa aja" Ucap ku
"Ohh ini calon mu, pinter juga kamu nyarinya" Canda tante Stella
"An tante" Ucapnya memperkenalkan diri
"Tante Stella, yaudah kalian liat - liat gih. Kalau gak ada yang cocok niar tante yang desain"
Aku melihat-lihat gaun-gaun disini sambil ditemani tante Stella sedangkan An hanya duduk, dia sudah bicara pada tante Stella kalo Jas dia disesuaikan dengan warna gaunku. Jadi mau tidak mau aku harus mencari gaun dulu. Entah sadar atau tidak tante dtella berucap padaku " Tante kira kamu bakal nikah sama dia Ra, ternyata takdir berkehendak lain. Semoga kamu bahagia ya" Ucap tante Stella. Lagi-lagi tentang dia yang tak pernah hilang dari pikirku yang sudah mampu merobohkan pertahanan hatiku, tetapi dengan seenaknya dia pergi tanpa pamit. Dia adalah keponakannya tante Stella yang baru kuketahui saat tante Stella memberikan hadiah terakhir darinya untuk ku.
Setelah berkeliling mata ini tidak jatuh cinta dengan gaun manapun
"Yaudah biar tante desain in ya buat kamu, kamu bilang aja mau yang gimana ya" Ucap nya
" Iya tante, maaf merepotkan" Jawabku
"Enggak kok, tante tau kamu bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta dengan satu barang apa lagi orang hahaha, kaya apa yang diucapkan dia dulu ke tante" Ucap Tante Stella sambil tertawa
Setelah itu aku dan An izin pulang, saat dimobil entah kenapa An membicarakan dia
"Dia yang dimaksud tante Stella siapa? Pacar loe?" Tanya nya
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
**Haiiiiiii,, gimana gimana? kepo gak dia itu siapa tungguin kelanjutannya yaaa jangan lupa komen dan like yaaa ♥️♥️♥️ See you on Next Chapter 💕
Salam, Author Lenn ☁️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
💞🌜Dewi Kirana
semangat thor
2020-05-11
2