Mereka pun mengobrol bersama di ruang tamu setelah makan malam bersama. Mereka membahas tentang pernikahan Cakra dan Kania yang baru saja terjadi.
Kania sebenarnya ingin pergi dari sana dan tak mau mendengar pembicaraan mereka. Sungguh rasanya ingin pada saat ini dia pergi atau kalau tidak telinga tertutup rapat dan tidak bisa mendengar apa pun yang di bicarakan oleh orang tuanya dan juga orang tua Cakra.
"Oh iya, tadi saya dan Indra sempat berpikir untuk melangsungkan acara ijab qobul Cakra dan Kania lagi agar bisa di saksikan oleh keluarga besar kita semua."Ucap Ningsih pada orang tua Cakra.
"Ya itu memang harus, sebelumnya juga saya ingin membicarakan masalah ini dan minta pendapat kalian selaku orang tua Kania."Ucap Lusi.
"Tapi ternyata kalian juga memiliki pemikiran yang sama seperti kami, jadi sekarang kita hanya tinggal merencanakan kapan acaranya akan di langsungkan."Sambung Lusi.
"Bagaimana kalau lusa."Saut Indra.
"Boleh, kami ikut keputusan kalian saja."Saut Joni.
"Lalu di mana acaranya akan di langsungkan?."Sambung Joni yang bertanya pada Indra.
"Kalau di sini saja bagaimana? Lagi pula ini hanya ijab qobul saja. Kalau untuk resepsi sebaiknya menunggu mereka lulus sekolah."Jawab Indra.
"Baiklah kalau begitu kami setuju."Ucap Joni.
Mereka terus mengobrol tentang acara yang akan di adakan nanti lusa. Sedangkan Kania dan Cakra hanya fokus pada Handphone mereka masing masing.
Karena malam semakin larut, orang tua Cakra pamit undur diri. Dan setelah itu Ningsih dan Indra pergi untuk istirahat begitu pula dengan Kania, sedangkan Cakra masih duduk di ruang tamu memainkan handphone nya.
Cakra tetap di ruang tamu sampai pukul sepuluh malam. Saat Cakra bangkit dari duduknya handphone Cakra bergetar dan panggilan pun masuk.
"Papah "Ucap Cakra saat melihat layar handphone nya.
"Halo Pah."Ucap Cakra saat mengangkat panggilan dari Joni sambil berjalan menuju kamar Kania.
Saat Cakra masuk, Cakra melihat kalau Kania susah terlelap. Karena itu Cakra pun langsung mengunci pintu lalu berjalan ke arah balkon.
"Bagaimana kamu betah di sana?."Tanya Joni.
"Tidak tahu, lagi pula ini kali pertama aku di sini."Jawab Cakra.
"Iya kamu betul juga. Oh iya Cakra ada yang ingin Papah bicarakan sama kamu."Ucap Joni yang kini nada bicaranya mulai serius.
"Cakra Papah tahu kalau kamu dan Kania sudah menikah dan Papah pun tidak bisa melarang apa pun yang akan kamu lakukan pada Kania. Tapi Papah harap kamu bisa bertanggung jawab atas Kania. Jangan sakiti dia dan kamu pun harus selalu bersabar untuk menghadapi Kania jangan sekali kali kamu membentak Kania, kalau pun Kania salah nasehati saja dia jangan kamu marahi."Sambung Joni.
Cakra hanya diam saja mendengarkan ucapan Joni. Tapi bukan berarti Cakra tidak menanggapi setiap ucapan yang di lontarkan oleh Joni. Hanya saja Cakra berpikir bisakah dia bertanggung jawab pada Kania, tanggung jawab lahir batin pastinya.
Sedangkan saat ini saja dia masih menjadi tanggung jawab orang tuanya. Dan masih saja menghambur-hamburkan uang bersama dengan pacar dan teman temannya. Lalu bagaimana caranya dia bertanggung jawab pada Kania.
"Kamu mengerti apa yang Papah katakan Cakra?."Tanya Joni pada Cakra.
"Iya aku mengerti."Jawab Cakra.
"Bagus kalau kamu mengerti. Papah harap kamu tidak akan mengecewakan Papah dan Mamah, dan Papah harap kamu bisa belajar bertanggung jawab untuk semuanya agar nanti kalau Papah tidak ada Papah bisa tenang meninggalkan semuanya pada mu."Ucap Joni.
"Apa sih ngomongnya ngaco gitu."Ucap Cakra.
"Papah hanya ingin mengingatkan kamu kalau Papah tidak ada perusahaan, Mamah dan adik kamu adalah tanggung jawab kamu juga Cakra."Ucap Joni.
"Ya sudah sekarang kamu istirahat karena besok kamu harus berangkat sekolah."Sambung Joni.
"Iya Pah, oh iya Pah kalau bisa besok tolong anterin motor ku ke sini."Ucap Cakra.
"Baiklah besok Papah akan minta Pak Eko untuk anterin motor kamu ke sana."Ucap Joni.
Setelah itu sambung telpon Cakra dan Joni pun terputus. Lalau Cakra pun masuk ke dalam kamar. Cakra pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum kemudian dia membaringkan diri di samping Kania yang kini sudah masuk ke dunia mimpinya.
Cakra menatap langit langit kamar Kania. Cakra memikirkan apa yang tadi di ucapkan oleh Joni, Cakra tentu saja tahu kalau kini dia memang harus sudah mulai belajar bertanggung jawab atas tingkah lakunya apa lagi pada Kania yang kini sudah sah menjadi istrinya.
Dan Cakra pun tahu kalau sudah seharusnya dirinya lah yang memberikan apa pun yang Kania inginkan dan memberikan nafkah pada Kania. Tapi bagaimana caranya?.
"Apa aku harus bekerja untuk memberikan nafkah pada Kania. Tapi kerja apa ya?."Batin Cakra.
"Ah sudahlah aku pikirkan besok saja, sekalian aku tanya tanya pada yang lain siapa tahu saja ada yang punya informasi."Ucap Cakra.
Setelah itu Cakra pun memejamkan matanya untuk beristirahat karena besok harus bangun pagi dan pergi ke sekolah.
Semenit, dua menit dan tiga menit, mata Cakra kembali terbuka karena nyatanya Cakra memang tidak bisa tidur malam ini.
"Ah sial aku tidak bisa tidur..."Gumam Cakra sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eh.."Pekik Cakra saat melihat kalau Kania bergerak dan memeluknya. Saat itu Cakra hendak memindahkan tangan Kania agar tidak memeluknya lagi.
Tapi niat itu dia urungkan saat entah mengapa dia merasa nyaman dan perlahan mata dia pun mulai mengantuk. Rasa nyaman yang entah dari mana datangnya itu yang akhirnya membuta Cakra pun tertidur dengan begitu nyenyak nya.
Cakra pun akhirnya kini pergi ke alam mimpi menyusul Kania yang terlah pergi lebih dulu dari dirinya. Dan entah apa yang di mimpikan mereka sehingga terukir sebuah senyuman di wajah sempurna Cakra dan Kania.
________
Waktu tak terasa terus bergerak dan tak terasa hari pun kini sudah pagi. Suara Azan subuh terdengar oleh indera pendengaran Cakra. Cakra pun membuka matanya dan melihat sekeliling kamar, hingga matanya kini melihat kearah Kania yang masih tertidur dengan senantiasa memeluknya.
Perlahan Cakra memindahkan tangan Kania lalu bangun dari tempat tidur.
Saat Cakra duduk di atas tempat tidur, Cakra melirik Kania lalu....
Cup
Cakra mencium kening Kania dan setelah itu Cakra tersenyum.
"Terimakasih karena sudah membatu ku tertidur tadi malam."Ucapnya dengan suara yang lirih.
Setelah itu Cakra di pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu menunaikan sholat subuh di kamar Kania. Tanpa Cakra sadari saat Cakra sedang sholat, Kania terbangun lalu memperhatikan nya.
"Oh ternyata cowok kaya elu bisa sholat juga." Batin Kania sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ida Maidiawati
saluy sm cakra walaupun plyboy tpi dia taat beribadh nilai + buat cakra
2022-04-20
1
Susi Purnama
terus lah lanjut penasaran
2021-10-11
1
Wati Rahma
next kk
2021-09-19
0