Hari ini adalah hari Minggu Raisa dan Arsya sedang bersantai didekat kolam renang, sembari menikmati cemilan yang dibuat bi Sumi.
tiba-tiba ada rasa bergejolak didalam perut Raisa Yang menyebabkan rasa ingin muntah.
Raisa segara berlari kedalam rumah menuju kamar mandi, setelah sampai dikamar mandi Raisa memuntahkan semua isi perut namun yang keluar hanyalah lendir putih saja, sehingga menyebabkan Raisa kehilangan tenaga.
Dari luar Arsya terus memanggil nama Raisa berkali-kali dengan nada khawatir.
"dek kamu gak kenapa-kenapa kan sayang? dek buka pintunya Abang khawatir ni sama kamu, dek buka dek?" teriak Arsya sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
setelah merasa baikan Raisa pun membuka pintu
ceklek...
Raisa pun keluar dengan langkah yang terasa gontai, sehingga membuat nya hampir terjatuh untungnya Arsya dengan sigap menahan tubuh Raisa.
" dek kamu nggak kenapa-kenapa kan? kamu sakit ya? kita kedokter ya sekarang? aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu " tukas Arsya dengan nada cemas sambil menuntun Raisa kekamar.
Raisa hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban, karena untuk berbicara saja rasanya sangat lemas.
***
"kamu kenapa sayang kok pucat banget? kamu sakit ya? kita kedokter ya sekarang?." pungkas mama Maya setelah beliau sampai dikamar karena sebelumnya sudah diberitahu oleh Arsya akan kondisi Raisa sekarang.
Raisa pun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan mama Maya, dan menggelengkan kepala sebagai jawaban bahwa ia baik-baik saja.
mama Maya pun langsung memeluk tubuh Raisa karena beliau sangat khawatir dengan keadaan Raisa sekarang.
"yasudah sekarang kamu istirahat dulu ya, biar badan kamu enakan, mama mau buat teh hangat dulu buat kamu biar agak enakan, Arsya jagain Raisa ya awas ya kamu kalau buat usil pada Raisa, mama kutuk kamu jadi batu" ancam mama Maya kepada Arsya.
" waduh jahat amet ma sama anak sendiri pake disumpahin jadi batu segala" rajuk Arsya
" heleh udah gede juga masih aja kayak bocah pake acara merajuk segala, yaudah mama mau kebawah awas ya kalo sampai mama dengar kamu usilin menantu mama tak penyet-penyet tuh muka kamu" ancam mama Maya
"asyiiiap mamaku sayang, saya akan menjalankan perintah dari ibu negara dengan baik dan benar tenang saja" ucap Arsya sembari memberi hormat kepada mama Maya layak nya prajurit TNI, mama Maya pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putra tunggalnya itu.
"dek kamu beneran nggak kenapa-kenapa? kok kamu pucat gitu? terus kamu tadi mual-mual gitu? apa jangan-jangan kamu hamil ya dek? jika benar wah bakalan jadi papa muda dong aku." ucap Arsya sembari tersenyum senang.
Raisa pun hanya diam sembari berpikir apa iya Raisa tengah hamil, eh tapikan sudah satu bulan ini ia belum datang bulan semoga saja benar adanya ucap Raisa dalam hati.
"nanya nya satu-satu lah bang mana bisa aku jawab semuanya, kalo kamu nanya nya aja kayak truk gandeng aja yang nggak ada jedanya, aku kan jadi bingung mau jawab yang mana" kata Raisa sembari mengerucutkan bibir gemas, Arsya pun hanya menyengir kuda sembari memperlihatkan barisan giginya yang rapi.
Tak berapa lama pintu kamar pun dibuka.
ceklek..
Mama Maya pun muncul dibalik pintu, sambil membawa nampan yang berisi segelas teh hangat dan semangkuk bubur.
dan tersenyum sembari meletakkan nampan tersebut diatas nakas.
" Raisa sayang kamu minum dulu ya teh nya, terus kamu makan buburnya, biar mama suapin ya sayang". ucap mama Maya sembari mengelus lembut rambut Raisa dengan penuh kasih sayang.
Raisa pun hanya menganggukan kepala dan tersenyum tulus menanggapi pernyataan dari mama Maya, mama Maya pun mulai menyuapinya makan dengan sangat teliti dan penuh kasih sayang, sampai bubur yang dibuat mama Maya pun tandas dimakan oleh Raisa.
Raisa bahagia bisa mendapatkan suami dan mertua yang baik, pengertian, dan penuh kasih sayang seperti keluarga Arsya.
Awalnya Raisa sempat ragu, karena belum pernah bertemu dengan mama dan papa mertua nya, dikarenakan waktu acara pernikahan mereka dulu orang tua Arsya harus berangkat keluar negeri untuk urusan bisnisnya , dan hal itu tidak bisa ditunda ataupun diwakilkan, jadi mau tidak mau mereka pun harus pergi, walau mereka ingin sekali menghadiri acara pernikahan putra semata wayangnya itu.
Namun sekarang Raisa merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga ini, dimana semua anggota keluarga nya penuh dengan kasih sayang terhadap satu sama lain.
" ma, makasih ya udah perhatian dan sayang banget sama Raisa, Raisa rasanya bahagia banget bisa berada ditengah-tengah keluarga ini, sekali lagi makasih ya ma, Raisa sayang banget sama mama" tulus Raisa memeluk mama Maya, mama Maya pun membalas pelukan Raisa dengan erat dan melepas pelukannya kemudian mengelus lembut rambut Raisa.
" iya sayang sama-sama lagian kamu udah mama anggap seperti anak kandung mama sendiri kok, mama pun juga sayang banget sama kamu," tulus mama Maya sembari menggenggam erat tangan Raisa.
" ya sudah sekarang kamu istirahat ya sayang" perintah mama Maya.
" iya ma"
" mama dan Arsya keluar dulu, semoga cepat sembuh sayang" ucap mama Maya dan mencium kening Raisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments