"Pastinya"lanjut Tuan Gilbert.
"Jika sudah selesai kami harus kembali kekantor,karna masih banyak pekerjaan"Ujar Leon
"Baik,terima kasih atas kerja samanya"balas Tuan Gilbert dan mereka pun mengakhirinya.
Leon dan Hans pergi menuju parkiran,tapi sebelum itu dia sempat melirik kembali ke arah Abel yang sedang melayani pelanggan lain.
Saat sampai di mobil Leon segera memberi tahukan keinginan nya kepada Hans asistennya nya.
"Hans,aku mau kamu mencari tau tentang gadis yang melayani kita tadi"Ujar Leon datar
"Pelayan Kafe tadi,Tuan?"Tanya Hans memastikan.
"Yah,dan satu lagi jangan panggil dia pelayan,kau mengerti?"Jelas Leon dengan tatapan tajam
"B...baik Tuan,maaf"jawab Hans gugup.
"Apa salah ku?bukan kah dia memang pelayan?tapi dia memang sangat cantik. Apa Tuan menyukainya?"batin Hans.
Mobil yang membawa Leon dan Hans pun menjauh dari Kafe tempat Abel bekerja untuk kembali ke kantor.
.
.
.
Abel mengintip pelanggan tadi yang menantap nya aneh,tapi Abel tetap bersyukur pelanggan itu sudah pergi tanpa complain apapun.
"Huf...syukurlah,tamu itu sudah pergi"lega Abel.
Abel kembali melanjutkan pekerjaannya dengan baik dan benar,dia tidak mau lagi membuat kesalahan seperti tadi.
Jam menunjukan pukul 21.15 dan itu artinya sudah jam pulang kerja,Abel segera mengemasi tas nya begitu juga dengan karyawan lain.
"Bell, kamu pulang pakai apa?"tanya Hana.
"Pakai kaki lah Han,masa pakai tangan"canda Abel.
"Aku serius, Bell"Ujar Hana cemberut.
"Jangan cemberut,aku kan cuman bercanda. aku pulang jalan kaki"Ujar Abel.
"Pulang dengan aku saja yah?"tawar Hana.
"Tidak perlu, Aku sudah biasa pulang sendiri"Jelas Abel.
"Kamu yakin? kamu tidak takut?ini sudah malam,nanti kalau kamu di culik bagaimana"goda Hana.
"Puff, ada ada saja kamu Han, aku sudah biasa dan tidak ada tuh yang seperti kamu bilang"respon Abel.
"Aku kan cuman mengingatkan"Ucap Hana.
"Iya deh, terima kasih yah Hana cantik"goda Abel.
"Ih kamu Bell, malah bercanda"Balas Hana.
"Yaudah, Aku pulang dulu yah"Ujar Abel
"Iya,hati hati yah"Balas Hana dan di jawab anggukan oleh Abel.
.
.
.
"Bagaimana?"tanya Leon.
"Saya sudah mendapatkan semua info tentang nya Tuan"Balas Hans.
"Bagus,bawa kemari"Perintah Leon.
"Ini tuan"Ujar Hans sembari meletakan berkas.
"hm,sekarang kau boleh keluar"perintah Leon.
"Baik tuan"Leon.
"huff,habis manis sepah di buang"batin Hans.
Hans pun berjalan keluar meninggalkan Leon sendiri di ruangannya. Leon membuka berkas itu dengan sedikit senyum di sudut bibir nya,dia membaca file itu tanpa terlewat sedikit pun.
"hmm Arabella..nama yang pas"gumam Leon.
"Mandiri dan pekerja keras,sungguh luar biasa"Sambungnya.
"Baiklah,kamu adalah milik ku mulai sekarang"gumam Leon Smirk.
.
.
.
Abel membuka pintu kayu itu dengan lelah,di dorong nya pintu itu dan terpampanglah suasana yang menghangatkan jiwa nya. Aroma keharmonisan keluarga masih bisa ia rasakan. Ia mengunci pintu dan berjalan masuk menuju kamarnya.
"Huf,melelahkan sekali" elah Abel sembari melempar tas nya diatas tempat tidur,lalu ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dia langsung merebahkan tubuhnya untuk tidur,sungguh hari melelahkan bagi Abel.
"Ayah...Ibu aku merindukan kalian,aku yakin kalian pasti merindukan ku juga. Kuatkan putrimu ini untuk menjalani hidup"ucap Abel lirih sebelum hanyut dalam tidurnya.
Keesokan harinya seperti biasa,Abel sudah siap dengan setelan sekolahnya. Dia melihat dirinya di pantulan cermin,ada perasaan tak nyaman di hati nya yang dia sendiri tidak tau penyebabnya.
"Semoga ini cuman perasaan sesaat"gumam nya sebelum meraih tas sekolahnya yang tergantung.
Saat dia keluar rumah untuk berangkat sekolah,terpampang sepeda motor di depan rumah nya yang di duduki oleh pria tampan dengan senyum hangat nan menawannya,siapa lagi jika bukan Arjun.
"Hai Bell!"sapa Arjun.
Abel menatap bingung ke arah Arjun,pasal nya dia tak tau penyebab kehadiran Arjun di depan rumahnya.
Abel berjalan menghampiri Arjun dengan tatapan bingung.
"Arjun? Kamu ada disini?ada apa?"tanya Abel.
"Untuk berangkat sekolah sama kamu lah"jawab Arjun santai.
Abel menyerngitkan dahinya,pasalnya Arjun pasti selalu menghubunginya terlebih dahulu jika ingin menjemputnya.
"Kenapa tiba tiba?"tanya abel lagi.
"Astaga Bell, kenapa bertanya terus? ayo naik, sebentar lagi sudah mau bel masuk kelas"Arjun mengalihkan pembicaraan.
"em?"Abel bingung.
Arjun kembali menatap Abel
"Kenapa belum naik?huf..iya iya Aku jelaskan, tadi aku sengaja belok kesini sebelum berangkat kesekolah, lagipula lumayan kan biar kamu tidak capek jalan kaki ke sekolah?"jelas Arjun.
"owh gitu. Yasudah, terima kasih Arjun sudah mau jemput aku"ucap Abel dengan senyum manis nya dan mengambil helm yang di sodorkan oleh Arjun.
"Iya sama sama" balas Arjun hangat.
"Sudah?"tanya Arjun sebelum melajukan motornya.
"Iya sudah"balas Abel.
"Pegangan,aku bawa ngebut"ucap Arjun dan membuat Abel menyerngit kesal.
"Ih! Arjun modus nih!" ucap Abel sambil mencubit pinggang Arjun.
"Ah sakit Bell"jerit Arjun.
"Makanya jangan modus"ujar Abel memanyunkan bibirnya kesal.
"Aku tidak modus kok, yasudah pegang pundak saja,nanti jatuh"jelas Arjun.
"Iya iya"Balas Abel lalu memegang kedua pundak Arjun.
Arjun pun melajukan motornya menuju ke sekolah bersama Abel tentunya. Tersirat pancaran bahagia di wajah Arjun. Dia sangat suka dengan kebersamaan nya dengan Abel,walau dia tau dia belum bisa mengungkapkan perasaannya,namun dengan kebersamaan kecil seperti ini sudah sangat membuatnya bahagia.
Sepanjang perjalan hanya hening,hingga akhirnya mereka sampai di tujuan mereka.
Abel melepaskan helm nya dan memberikannya kepada Arjun.
"Terima kasih yah Jun atas tumpangannya"Ucap Abel tulus.
"Iya sama sama. Santai saja,kalau kamu mau aku bisa antar jemput kamu setiap hari"ujar Arjun.
"Hah?"Abel menyerngit.
"Eh?kenapa?"tanya Arjun.
"Ti...tidak apa apa,yasudah aku mau ke kelas dulu"jawal Abel canggung.
"Tunggu! aku ikut"ujar Arjun yang langsung turun dari motornya.
"huf,yasudah cepat sedikit"perintah Abel yang sudah lelah berdiri.
Mereka pun beriringan berjalan ke kelas,seperti biasa banyak yang pasang mata kepada dua manusia itu. Banyak yang mengira jika mereka pacaran karna mereka yang selalu bersama,eh..tidak selalu juga,jika ada kesempatan saja,pikir Arjun.
.
.
.
Pria tampan itu sudah rapi dengan setelan jas nya yang menambah ketampanan dan kesan gagahnya,siapa lagi jika bukan Leon.
Dia sudah siap untuk ke kantor untuk meeting bersama Klien nya.
Sama hal nya dengan Leon,Hans juga sudah siap lebih dulu dan sedang menunggu atasannya itu untuk berangkat ke kantor.
Sebelum mereka melangkah keluar dari rumah,Leon mendadak menghentikan langkahnya. Hans yang di belakang dengan cepat mengerem langkahnya agar tidak menabrak atasannya.
"Apa ada yang ketinggalan, Tuan"tanya Hans
"Tidak"jawab Leon lalu melanjutkan langkahnya.
"Ada apa dengan tuan?sangat aneh akhir akhir ini"batin Hans.
Bersambung...
Like,Coment,And Vote:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Dara Darojatun
crazy up thor
2021-08-08
0
Dara Darojatun
lanjutkan thor
2021-08-08
1