Setelah apel pagi para masyarakat sekolah membubarkan diri, memasuki kelas masing-masing karena kegitan belajar akan dimulai.
“Bung, Mau ke Uks aja?” Tanya adiba, dia merasa hari ini ayu terlihat sakit dan lebih murung.
Ayu menaruh kepala diatas lipatan tangan nya mendongak menatap ayu sendu.
Adiba paham sangat paham sekali apa yang membuat ayu seperti sekarang.
“Gakpapa gue anter ya?”
“ Iya, ke uks aja ya bung?”bujuk adara sambil memegang tangan Ayu.
“ Sebelum pak Reno masuk, pak reno ribet kalau mau izin” ucap Ambar juga.
Ayu hanya mengangguk.
Mereka berdua berdiri dari meja, adiba izin kepada Adin ketua kelas.
“Ayu kenapa?” Tanya adin penasaran, pasalnya dari tadi dia tidak bisa melihat wajah ayu dengan jelas karena tertutup topi dan rambut sebahu gadis itu.
“Gue aja yang anter ya” Khawatir Adin karena dari tadi ayu hanya menunduk.
“Gak papa gue aja. Ayu cuma kurang enak badan aja, izinin sama pak reno ya. nanti gue balik lagi” dibalas anggukan oleh Adin
Ayu dan adiba berjalan beriringan dikoridor kelas dengan adiba yang merangkul tangan kiri ayu khawatir.
Uks hari ini kelihatan sepi tidak ada dokter dan anak PMR karena belum ada jadwal dipagi hari, kecuali keadaan darurat.
“Lo baring aja dulu, istirahat lo pasti gak tidur tadi malam kan?” Ayu mengangguk.
“ Semua nya pasti baik-baik aja oke”
Adib berjongkok dihadapan ayu yang duduk dengan kepala menunduk di pinggiran kasur uks.
“ Baa, sakit banget” Ayu mulai berbicara, memandang okta dengan mata berkaca-kaca.
“ Iya gue tau, tapi lo gak boleh gini terus, pikirin diri lo juga”
“Bunga nya gue kuat, kita hadapin sama-sama oke, gue ada buat lo. Please jangan nangis lagi” Adiba berucap dan memeluk sahabat nya.
Pertahanan ayu runtuh dia mulai menangis sampai sesugukan memikirkan betapa hancur dan sakitnya dia saat ini. Memeluk pinggang adiba, ayu kembali berucap.
“sampai kapan kayak gini baa, sakit banget” suara tangis ayu kian pilu siapa pun yang mendengar pasti merasakan seberapa rapuh gadis ini, adiba juga ikut menangis mengeratkan pelukan nya.
“Sakit banget” racau ayu makin menangis.
“Diba sakit banget”
“Huuu tolongin baa” adu nya pada adiba dengan tangisan yang makin pilu.
Adiba tidak berbicara lagi, dia tau saat ini sahabat nya itu hanya memerlukan pelukannya.
Setelah beberapa menit berpelukan sambil menangis ayu tertidur dipelukan adiba.
Adiba merasakan dengkuran halus ayu dan sisa sesegukan.
Adiba memegang kepala ayu dengan tangan sebelah kanan dan tangan kirinya meraih bantal, memegang kepala ayu dengan hati-hati. Merebahkan ayu dengan baik diatas kasur uks dan menarik selimut sampai batas pinggang ayu.
Adiba menatap sahabat nya yang tertidur pulas, mengusap wajah ayu dari bekas air mata.
Adiba menangis kembali, pasti sahabatnya tidak bisa tidur tadi malam.
Dengan gerakan hati-hari adiba melepas topi yang digunakan ayu, merapikan rambut sebahu itu. Melihat ada luka lebam kebiruan di leher samping kiri ayu, adiba beranjak melihat sekeliling uks mencari obat salep yang biasa dia pakai untuk mengobati ayu.
Setelah menemukan salep nya dapat adiba kembali ke kasur tempat ayu berbaring, mengangkat sedikit rambut ayu mengoleskan obat salep itu disekitaran luka lebam itu.
Adiba tau pasti luka itu masih banyak, namun sekarang okta hanya mengobati yang terlihat saja agar tidak infeksi terkena debu. Sisa nya nanti saja dirumah.
Begitulah Ayunina Bunga Kaureen, gadis yang dikenali orang sebagai sosok yang sombong, cuek dan tidak peduli ini hanya seorang gadis rapuh.
Menampilkan sifat yang seperti itu hanya bentuk perlindungan diri nya, agar tidak terlihat menyedihkan.
Hanya Adiba dan kedua teman nya yang tau sesering apa gadis ini menangis sampai tertidur, sesering apa gadis ini mencoba untuk melukai diri sendiri demi melampiaskan rasa sakitnya.
Mereka sadar, mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu sahabatnya, merka tidak begitu kuat sampai bisa melawan orang yang menyakiti sahabat nya ini.
Adiba dan kedua teman nya lagi hanya bisa mencoba selalu berada disisi ayu, menguatkan ayu, mengingatkan sahabat mereka agar tidak melukai diri sendiri, memberi tau ayu bahwa dia tidak sendri.
Ayu tidak memiliki banyak teman. Hanya Adiba, adara dan ambar sahabat terdekat ayu tempat dia menceritakan segala masalah nya, teman dia menangis. Ayu bisa merasa bebas menangis hanya saat dia bersama sahabat nya. Ayu merasa dia memilki sahabat yang paket komplit. karena sahabat nya itu seperti memiliki peran-peran tersendiri untuk melengkapi hidup nya.
Setelah memastikan ayu baik-baik saja untuk sementara di uks, diapun hendak kembali ke kelas melanjutkan pelajaran dan memberi tau keadaan ayu kepada guru saat ini.
🌼🌼🌼
Adiba berjalan dikoridor kelas sambil melamun, terus memikirkan keadaan ayu saat ini.
Dia tidak begitu memperhatikan langkah nya sampai saat dia menabrak seseorang.
“Awss sakit banget” batin adiba meringis ketika dia merasakan bokong nya terhempas kelantai koridor.
“Aduh maaf ya bang, saya jalan gak lihat” ucap adiba, dia langsung berdiri dari lantai dan membantu laki-laki yang tak sengaja ia tabrak tadi untuk memunguti benda yang berserakan dilantai.
“Iya gakpapa” balas Laki-laki itu sambil terus memungut isi toolboxes yang berserakan dilantai.
“Haduh untung aja bukan perkakas yang kecil, jadi masih bisa terlihat untuk dipungut” batin laki-laki itu.
“Maaf banget ya bang, gue bantu bawa yaa. Kekelas mana?”
“Eh gakpapa gue aja, bisa kok”
“Santai bang, tangan abang penuh banget nanti jatuh lagi. Gue bantu aja ya” pinta adiba dan mengambil 2 toolbox dari tangan laki-laki itu.
“Yaudah deh kalau gitu makasih yaa”
Laki-laki itu lanjut berjalan diikut oleh adiba dibelakang nya.
“Lo mau ikut masuk kedalam?” Tanya laki-laki itu menunjuk ruang kelas XII TKR.
“Iya bang, gakpapa bang nanggung”
Mereka lanjut masuk kedalam kelas tersebut, begitu adiba masuk kelas yang tadinya ribut menjadi hening tiba-tiba. Ya bisa dipahami pasti mereka kaget melihat siswi perempuan masuk kedalam kelas.
Setelah keheningan, mereka ribut kembali. “Woy si willy bawa bidadari cantik” ucap siswa yang berada di meja paling pojok belakang.
“MasyaAllah cantik banget” siswa didepan meja guru juga menimpali.
“Si willy banci banget, nyuruh-nyuruh cewek” Ejek siswa lain, karena mereka berpikir kalau willy sengaja menyuruh perempuan itu.
“ Berisik bgst!!” Ucap willy mulai kesal.
“Taruh sini aja dek, gausah didengerin omongan mereka, Makasih yaa” jelas willy dengan senyum kepada adiba.
Seorang Guru laki-laki memasuki kelas saat adiba hendak beranjak dari kelas.
“Eh pak roni, permisi pak” dia pamit, begitu pintu tertutup keadaan kelas kembali ribut.
“Dasar kalian lelaki murah*an, nengok cewek cantik langsung heboh, malu-maluin aja kalian” Gerutu pak roni kepada siswa kelas itu. Hal biasa disekolah ini jika guru memakai bahasa yang sedikit kasar kepada siswa-siswa. Tidak menjadi masalah sekalipun.
“Amel pak murah*n!!” Seru siswa yang dibelakang pojok tadi.
“Kok gue? Jelas tadi lo yang gombalin, kadal!!”
Amel balas tak terima.
Sebenarnya nama asli dari Amel adalah Andrean tapi dipanggil amel, nama banci medan yang terkenal didaerah sini.
Cara berbicara Andrean yang lembut membuat mereka menyamakan dia dengan sibanci Amel.
“Sesama murah*an diem aja!! Kita mulai pelajaran nya!!.
Seisi kelas tertawa mendengar ucapan pak roni yang memojokkan Laki-laki tadi.
🌼🌼🌼
Sebanyak apapun teman kita, kita hanya membutuhkan sedikit teman saja untuk menjadikan tempat ternyaman dalam berbagi cerita dalam keadaan senang ataupun susah.
Terimakasih telah membaca
Jangan lupa vote dan komen yaa :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments