"Gila ini orang kenapa sih?" pikirnya.
"Serahin duit lo atau lo tau sendiri resikonya kalau lo ngelawan," ancam pencuri yg menodongnya.
"Bang, damai bang. Kenalan dulu gimana bang?" dalihnya.
Michael langsung menerkam tangan pencuri itu lalu ia membantingnya ke pintu rumahnya. *BRAK!* Saat dibanting pencuri itu menikam leher Michael juga.
"Coba lo pilih damai ama gue gitu kan lebih enak. Dasar bego," komentar dia sambil memanasi Michael dengan muka yang menghinanya.
"Kayanya lo salah target deh bang. Kalau Lo pilih damai kan enak harusnya," ejeknya.
"HUA! Setan!!" teriaknya sambil lari terbirit-birit kaya melihat hantu.
"Dasar ga tau malu... dah tikam orang masih ngatain orang lagi. Kampret-kampret orang mau damai aja kok susah kali ya di sini," komplainnya.
Dia masuk dalam rumah barunya lalu mengunci pintu rumahnya. Dia lanjut mengecek isi furnitur yang ada di dalamnya.
"Paling ga ada meja, kursi, sama tempat tidur. Ga masalah lah. Eh dapur di mana yah?" dia berbicara sendiri dalam benaknya.
Sesudah dia melihat isi tempat tinggal barunya, dia langsung pergi ke tempat serikat(guild) para penjelajah. Dia harus cepat cari uang untuk melengkapi perabotan rumahnya. Untungnya orang setempat tidak asing dengan lokasi sekelilingnya tidak seperti di Bumi dulu.
Dia mengikuti arahan penjual makanan yang berjualan menggunakan stand atau gerobak di area pasar. Dia cuma tahu tempat itu setelah pindah di kota ini. Seperti yang dikatakan penjual roti, ia baru sampai di depan bangunan serikat pengembara setelah 10-20 menit berjalan dari pasar.
Dia menggunakan waktunya untuk menikmati pemandangan juga sambil berjalan menuju ke sana. Bangunan di kota ini unik menurutnya. Suasana yang ada di Waywick terlihat seperti nuansa campuran Jepang jaman Edo dan juga kerajaan Eropa pada era kejayaan Romawi.
"Keren bet yah model rumahnya," dia terkagum-kagum dengan estetika seni dan tata kota Waywick yang jauh lebih rapi dari kota tempat tinggalnya dulu.
Perkumpulan para penjelajah itu juga benar-benar unik bentuknya. Dia cuma bisa menikmati seberapa indah bentuk gedung di depannya. Beberapa saat kemudian dia memutuskan untuk memasuki gedung 3 lantai itu sesudah puas melihat gedungnya dari luar.
Dia langsung berjalan menuju stan penerima tamu untuk mendaftar sebagai penjelajah baru. Dia hanya tau itu dari game RPG yang pernah ia mainkan dulu ketika dia masih sekolah.
"Selamat datang di serikat pengembara cabang Waywick. Kamu ma-" sambut juru tulis(clerk) yang bekerja di situ. Belum selesai sambutan itu, seseorang menarik bahunya ke belakang.
"Minggir lo! Halangi jalan orang aja sih lo,"kata orang yang menggeser badannya. Orang itu badannya tinggi besar mirip kaya bodybuilder (binaragawan).
"Gue datang duluan kok. Kenapa lo malah protes ke gue kalau lo malas mengantre," sindir Michael yang tidak senang dengan kelakuan orang itu.
"Hahaha! Si pemula(noob) ga tau diri guys. Hahaha," umumnya pada semua petualang untuk mengompori Michael.
Dia pun berpaling dan mendekatkan wajahnya ke wajah Michael lalu berkata, "He... Kenapa? Ga suka? Lo berani emang nantang gw?" Lanjutnya memancing kemarahan Michael.
"Ha.. lagi-lagi Cyne.. Hah..," keluh beberapa pengembara lain yang sedang makan maupun bersantai di bar serikat waktu melihat kejadian ini.
Cyne memang terkenal punya kelakuan buruk suka membully pemula di serikat. Biasa juga dikenal sebagai noob hunter atau pemburu pemula.
"Oi! Jawab! Atau lo segitu takutnya sama gue sampai ga bisa jawab??" tantangan itu dia ucapkan dekat telinga Michael.
Michael sebenarnya sudah malas mau meladeni orang-orang yang ga jelas macam itu. Sejak dia datang ke Areta, dia belum menemui sesuatu hal yang menyenangkan. Mayoritas kalau ga aneh ya nyebelin sama banget kaya Dewa penguasa alamnya, Gielyr.
"Sialan... ini dunia isekai atau surga orang ga jelas sama preman sih? Dari kemarin ketemunya orang ga bener semua," protes Michael. Dia pun juga ga tahu harus protes dengan siapa. Toh kalau dia protes ke Dewa, tanggapanNya ga masuk akal juga.
Dari belakang Michael ada beberapa orang lagi yang berjalan menghampiri mereka berdua. Michael berpikir mungkin mereka itu gerombolan yang biasa bekerjasama dengan Cyne.
Seseorang yang tampaknya familiar untuk Michael menepuk bahu Cyne.
"Udah lo hentikan aja ini sebelum lo mempermalukan diri lo sendiri," nasehat orang itu sepintas lalu dia dan kelompoknya lanjut berjalan menuju resepsionis untuk melaporkan misinya.
"Ga usah sok peduli lo. Urus aja urusan lo sendiri!" respon Cyne menanggapi nasehat orang itu sebelum dia mulai menjauh.
Michael pun terlihat geram terus menerus berada dalam kondisi yang malang. Si Cyne kebetulan saja muncul habis dia harus berurusan dengan perampok yang berusaha merampoknya beberapa saat lalu.
"Dih.. habis nyolot gue, eh malah ditinggal ngobrol ama orang lain. Mau bully orang niat dikit napa. Paling ga yang serius gitu lho biar gue ga kecewa," protesnya dengan keras.
"Punya nyali juga lo berani ngatain gue! Sini lo duel sama gue," tambah Cyne.
"Gas! Lo pikir gue takut apa?" provokasi dia balik.
Michael tanpa banyak bacot langsung mengambil ancang-ancang untuk bertarung melawan Cyne.
"Mohon maaf, kalian ga boleh bertengkar di dalam bangunan serikat. Silahkan pakai arena latihan di belakang," resepsionis serikat menjelaskan tentang aturan serikat.
"Ikut gue!" perintah Cyne sebelum dia berangkat ke arena di belakang gedung serikat. Michael hanya membuntuti Cyne tanpa membalas apa yang dia ucapkan.
"Wah.. Seru nih!" kata seorang ksatria yang ada di bar
"Mayan ada hiburan buat nemenin gue minum wine(anggur)," komentar salah seorang penyihir yang setengah mabok seusai meminum anggurnya.
"Yok, pasang yok! Yang pasang Cyne menang letakkan uang lo di kiri gue, yang pasang pemula itu taruh uang di meja satu lagi," kata seorang pendekar yang memanfaatkan suasana panas antara Cyne dan Michael untuk mencari untung.
Suasana tempat makan dan bar yang ada di lobby serikat pun menjadi sangat riuh karena adanya peristiwa ini. Mereka berbondong-bondong pergi ke arena menyaksikan aksi kedua petarung. Pendekar yang membuka taruhan pun membawa uang taruhan yang dia bawa di dua kantong yang berbeda.
Calo judi itupun mengambil peran menjadi wasit pertandingan kali ini. Minimal dia kelihatan bekerja dalam pertarungan mereka supaya layak dibayar.
"Masih ada yang mau pasang taruhan lagi kah? Kalau ga ada gue mulai nih," dengan lantang dia mengumumkan hal itu kepada semua penonton yang hadir di sekitar arena latihan.
Valen berjalan ke arah calo itu kemudian meletakkan taruhannya. "10 koin emas untuk Michael," dia mengemukakan taruhannya. Audiens yang menonton langsung rame melihat apa yang Valen lakukan.
Merasa jika Valen menaruh uangnya pada orang yang salah, banyak dari mereka yang buru-buru menghampiri calo yang juga wasit itu untuk meningkatkan nilai taruhan mereka. Pastinya mayoritas orang ga mau ketinggalan kesempatan menghasilkan uang lebih.
"Rencana gue berhasil," bisik Valen ke wakilnya, Dusseldorf.
"Kalau urusan beginian aja lo cepat banget," candaan Dusseldorf sambil menyindir Valen balik.
"Paling ga kita kan ga rugi-rugi amat kasih dia tempat di sana. Hahaha," tawanya dengan muka puas sesudah dia memberi Michael rumah dekat perkampungan kumuh.
"Kapan mulainya? Capek nih yang nunggu!" teriak Michael yang jengkel karena dia harus menunda duelnya lebih lama lagi.
"Santai bro, nanti lo juga dapat bagian kok tenang aja. Makanya jangan marah-marah gitu dong, ok," bisik calo itu.
"Kalau lo kasih tau gitu kan enak jadinya. Ya udah lo lanjutin dulu tugas lo sana," jawab Michael dengan suara kecil.
Pendekar itu lanjut memanajemen judinya untuk beberapa momen sampai penonton selesai memasang taruhan mereka.
"Perkenalkan di sudut biru. Petarung kelarhiran Waywick tahun 191, dengan berat badan 95kg. CYNE, si pemburu pemula," pendekar itu mengenalkan Cyne dengan singkat.
"Di sudut merah, penantang yang merupakan pendatang baru di serikat kita yang bahkan belum resmi bergabung, MICHAEL!" diperkenalkan Michael oleh wasit itu.
"Oi, oi, oi... perlakuannya kenapa beda banget ke gue oi! Diskriminasi WOI!" dia keceplosan mengungkapkan pemikirannya.
"Bacot mulu lo! Sini buktiin kalau lo sejago bacotan lo," Cyne meledeknya sambil mengayunkan pedangnya.
"Ngomong-ngomong ada yang mau pinjamin gue senjata atau pengaman ga nih?" tanya Michael.
Sayangnya suara Michael tenggelam di tengah sorak-sorai penonton yang mendukung kedua petarung.
"Hee... ini seriusan nih?"
"Masa tangan kosong lawan pedang?"
Tangan kosong dong kalo berani," olok Michael pada lawannya.
Usaha yang dia lakukan sia-sia. Lawannya langsung maju mengayunkan pedangnya dalam sekejap setelah wasit memulai pertandingan.
"Selamat host, Anda telah berhasil dihidupkan kembali."😏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
huaaaaaa...bolak balek lo dah .
2023-09-12
0
♡~Yuki.nur019
Lanjut...
2021-11-03
3
Raja kaum rebahan
anjing, dari tadi gue ngakak sendiri di rumah.
mana di rumah ga ada siapa-siapa cuma gue doang.
2021-09-05
6