"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"
(QS. Al-Baqarah : 216 )
•••
Usai menunaikan sholat malam, Sakha menghampiri Kanaya dan duduk di bawah gadis itu. tangannya menompang pipi Kanaya, sebab pipi gadis itu sudah tidak menempel pada kursi, tidak tau sejak kapan.
"Gue bilang juga apa, tidur di ranjang. Lo tuh spesies manusia yang tidur pun enggak bisa diem nay, beruntung gak jatoh" Dumel Sakha. Lelaki itu menarik sudut bibirnya dengan mata masih mengamati wajah Kanaya.
Memang ya! takdir terkadang sedemikian mengejutkan.
Sakha jadi teringat awal mula dia bisa berteman dengan Kanaya.
Hari itu setelah pengambilan rapot, seorang wanita yang kira kira seusia dengan ibunya tiba tiba menghampiri Sakha, wanita itu tidak lain adalah ibu Kanaya.
Puas menjewer telingga anaknnya sampai terlihat rada memerah, ibu Kanaya tergopoh gopoh menghampiri Sakha. Pertama kali yang beliau ucap adalah sapaan ramah. Yang kedua beliau mengucapkan selamat atas prestasi Sakha setahun belakangan. dan yang ketiga, lagi lagi siapa yang tau apa yang ada di depan, Ibu Kanaya tiba tiba meminta Sakha menjadi guru les anaknnya.
Di samping itu, beliau sangat sangat minta tolong agar Sakha bersedia mengawasi Kanaya, gadis itu sering bolos, langganan BK, jarang mengerjakan tugas, dan banyak lagi keluhan dari guru guru lain padahal Kanaya baru akan menginjak kelas 2.
"Kenapa saya Tan?"
"Sebenarnya kamu bukan yang pertama, kamu tau, rata rata yang sekelas sama Kanaya itu teman SMP nya dan tante sudah nitipin anak itu ke mereka, tapi mereka takut dan Kanaya malah mengancam menganiaya mereka, pusing Tante"
"Lagi pula, Tante enggak menuntut Kanaya untuk jadi anak rajin dan berprestasi seperti kamu, cukup dia jadi murid yang penurut yang enggak sering buat ulah dan yang tau kewajibannya sebagai pelajar"
"Sebagai orang tua, jujur tante sedih lihat Kanaya malah jadi seperti ini Sakha. Tante berharap sekali kamu mau menerima tawaran tante"
"Tante lihat juga kamu anaknnya tegas,"
Sakha mengulas senyumnya, lalu dia mengangguk. Sakha pikir tidak ada salahnya membantu orang. Kalau pun Kanaya nanti bisa sedikit saja berubah, yang senang bukan hanya ibunya, Sakha pun pasti ikut senang.
"Kamu mau? bener kamu mau? "
"Iya tante, Nanti saya ngomong langsung sama Kanaya. lagi pula kami juga sering satu kelompok kok Tan"
"Ya Allah, terimakasih ya Sakha"
lagi lagi Sakha menganggukkan kepalanya, "Sebelumnya juga maaf, maaf karna telah melibatkan kamu padahal tante saja baru mengenal kamu"
"Enggak papa tante, Saya senang kalau bisa membantu" Jawab Sakha.
Dan setelah itu, tepatnya semester awal di kelas 2 keduanya kerap sekali bersama. Kadang Sakha yang ke rumah Kanaya untuk mengajak gadis itu belajar kadang juga sebaliknya Kanaya yang harus ke rumah Sakha.
Jangan berpikir Kanaya langsung mau, Sakha yang di kenal pendiam saja sesekali harus berteriak karna ulah Kanaya.
"Kanayaaaa keluaaar gak lo!"
Ibu Sakha yang menyaksikan keduanya hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Menurut beliau sejak Sakha mengenal Kanaya anaknya itu jadi sedikit berubah, Sakha yang sekarang tidak sedingin Sakha yang dulu.
Selain bisa membuat Sakha marah sampai seperti macan yang kelaparan, Kanaya juga bisa membuat lelaki itu terbahak karna kelakuannya.
"Ini kacamata pakainya harus begini kha"
masih tertawa, Sakha dengan cepat mengambil kacamata yang di pasang terbalik itu oleh Kanaya dan memakainya
"Lihat gue,"
"jelek banget Astagfirullah, kayak alien tau gak?"
"Lo jelek" kata Sakha yang langsung melepas kaca matanya, ganti Kanaya yang tertawa
"Becanda elaahh, gitu aja ngambek"
"Siapa yang ngambek"
"Lo lah"
"Sotoi"
"Tanteee anak gadisnya ngambek nihhh"
dan yaaaahh, perang antara keduanya akhirnya berlangsung! Kanaya yang memang sudah hafal dengan setiap ruangan di rumah Sakha berlari ke sana juga ke sini sementara Sakha pun tidak mau kalah dan ingin cepat cepat menangkap gadis itu.
"Berhenti gak!"
"Gue pengennya berhenti, tapi diem di sana ya, capek tau gak"
"Gue pites dulu hidung lo, baru gue duduk" Kata Sakha.
Kanaya membulatkan matanya, segera menutup hidung yang ternyata Sakha incar
"Damai deh damaaii"
"ogah"
"Lo mahhh, nanti gue traktir"
"Apaan"
"Bakso, Gimana?"
"Oke damai"
Sakha yang orangnya juga malas gerak akhirnya menerima tawaran Kanaya, lagian rezeki mana boleh di tolak.
Rasanya baru kemarin mereka main kejar kejaran, makan bakso di Abang langganan mereka dan bersepeda di taman, sekarang mereka sudah sekamar saja!
"Enggak pegel kha"
Spontan Sakha menarik tangannya, Sejak kapan Kanaya bangun?
gadis itu beranjak, mengubah posisinya menjadi duduk. Begitupun Sakha yang langsung berdiri.
"Gabut banget ya bang, Ampe orang tidur pipinya di tumpuin begitu"
"Gue cuma takut lo jatuh," Kata Sakha
"Lo semalem kenapa enggak di tidur di sana, Malah tidur di lantai lagi"
"Lo tau?"
Kanaya menganggukkan kepalanya, "Gue semalem laper, terus kebangun dan hampir aja ini kaki nginjek lo"
"Gue enggak enak aja sama lo, makanya tidur di lantai"
"Gue uda bilang gantian" bersamaan dengan itu bantal yang tadi di pakai Kanaya melayang ke arah Sakha.
"kemarin kan gue yang tidur di ranjang, harusnya tadi malam eloo, aishhhh bandel banget sih jadi orang"
"Bandel lagi juga lo,"
"Ulangi sekali lagi cobak" titah Kanaya, ia menyingkap rambutnya ke samping, membuka telingga lebar lebar siap mendengarkan pengulangan Sakha
"Lo lebih bandel"
"Lo ya! "
Tangan Sakha yang di naikkan bergerak ke bawah saat gadis itu hendak turun dan bersiap menyerangnya, pertanda agar Kanaya tetap diam.
"Apaan sihhh, gue pengen nyakar muka lo iniii"
"Gue mau bicara serius"
pelan tapi pasti Sakha berjalan ke Kanaya, dan dia duduk di samping Kanaya
"Nanti malem gue uda mulai dagang sama Tama, tapi Tama gak bisa nemenin gue belanja, katanya sibuk. Lo mau enggak, mumpung hari ini juga Minggu kan,"
"Belanja buat bahan bahan martabak?"
Sakha mengangguk
"Sekarang, Ayooo mau gue mau Bangett"
"Pasar belum buka kali nay, sekarang tuh masih jam setengah 4"
Mata Kanaya langsung berpusat ke jam dinding, dan benar saja ternyata ini masih sangat pagi.
"Mending lo mandi, siap siap sholat subuh karna sebentar lagi pasti Adzan" Kata Sakha.
Kanaya menggaruk tengkuknya, "Ini masih pagi kalii, ngapain mandi jam segini"
"Siap siap sholat subuh nay"
"Gue kan halangan" Alibi Kanaya, Sebenarnya dia hanya malas untuk menjalankan kewajibannya. Sakha diam, masih menatap Kanaya dengan tatapan seperti kemarin.
"Gak percaya" Tuding Kanaya.
"Bodo lah, btw barang barang lo masih ada yang belum di masukin koper enggak? Jam 7 kita langsung pindah ke kos kosan"
"Uda beres,"
"Yaudah"
Sakha beranjak, lelaki itu menuju kamar mandi. Mungkin dia mandi dan bersiap siap pergi ke masjid. Sebenarnya Kanaya rada merasa bersalah, ini yang kedua dia membohongi Sakha. Kalau di lihat dari tanggalan, tamu Kanaya itu paling datang di akhir bulan, awal awal seperti ini Kanaya masih aman.
"Heran, kenapa males banget sih padahal cuma sholat!" gumam gadis itu sepeninggalnya Sakha.
•••
Jgn lupa like, komen dan Vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Phoenix VR
usia boleeh remaja tp sifat & pemikiran dewasa 👍👍👍 shaka
2021-08-04
0