Chapt 3

Menikah bukan hanya soal dua orang yang saling mencintai, sama seperti mencintai yang tidak harus memiliki, terkadang memiliki juga tidak harus mencintai.

Tidak tau kenapa rasanya berbeda meskipun berjalan dengan orang yang sama, apa ini karna status mereka? kemarin mereka masih berteman dan sekarang! keduanya sudah sah menjadi pasangan suami istri.

Untuk Kanaya yang masih SMA, ini sangatlah rumit.

terlebih mereka akan tinggal berdua, Bagaimana bisa dia melayani Sakha seperti para istri lainnya yang melayani suami mereka.

Gadis itu menatap sakha dari kejauhan, berbeda dengan dia yang masih diam di tempat, Sakha sudah mulai berjalan. Dia berencana untuk membuka usaha kecil kecilan bersama Tama,

Dan juga, meskipun Sakha tidak menginginkan pernikahan ini tapi dia tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai suami.

aishh ini semua salahnya Bu Erlin, gumamnya saat tak sengaja melihat Bu Erlin. Meski dia mencintai Sakha bukan berarti dia juga mau menikah dengan sakha pada usia semuda ini.

"Oii"

"Ngelamun baee, mikir apaan dah"

Kanaya berdecak sebal, kakinya kembali berjalan tanpa menjawab pertanyaan Laras

sedang gadis itu, buru buru ia menyusul Kanaya.

"Lo bener bener ya! hobi banget ninggalin gue"

"Diem deh, gue pusing nih"

"Kenapa?"

"Gara gara ulangan harian matematika" Tebak Laras, tak berselang lama dia kembali bersuara, "Itu mah gampang nay, rumusnya juga enggak ribet. Emang lo aja yang gak mau ngehitung"

"Bukan Laras bukaan" Jawab Kanaya berusaha sabar. Memang temannya ini selalu sok tau. Kalau hanya perihal matematika Kanaya tidak mungkin bisa sepusing ini.

gadis itu menghela nafasnya, pikirannya kembali di penuhi dengan status dia yang kini menjadi istri dan Sakha yang berstatus sebagai suaminya.

•••

Sore ini keduanya akan mencari kos kosan. tidak usa di tanya yang seperti apa, yang jelas murah dan nyaman untuk di tinggali dan kalau bisa kamarnya lebih dari satu.

sebenarnya malam itu, saat Sakha membicarakan niatnya dengan Kanaya tentang ingin hidup sendiri juga tentang dia yang mau membuka usaha kecil kecilan, orang tua mereka tidak menyetujui. sebab mereka menikah tanpa persiapan dan juga mereka masih pelajar, sudah sepatutnya mereka fokus dengan pendidikan mereka terlebih dahulu.

Masalah kos mungkin bisa di toleransi tapi masalah Sakha yang katanya ingin bekerja, Ayahnya justru sangat menentang.

"Ayah tetep enggak setuju Kha, kalian itu masih muda, kami enggak bisa melepaskan kalian sampai benar benar lepas seperti itu" Ujar ayah pada saat itu.

"Pa, Kanaya itu tanggung jawab Sakha sekarang. Sakha ini suaminya, Dan menurut Sakha, sakha uda bisa bertanggung jawab atas pernikahan ini"

"Tolong pa, biarin Sakha memegang tanggung jawab Sakha"

"Sakha, boleh om bicara?" Tanya Ayah Kanaya. dan Sakha tentu mempersilahkan,

"Sebelumnya om sangat berterimakasih pada kamu, dan om juga minta tolong. Tolong jaga anak om ya, bimbing Kanaya, tegur dia saat dia melakukan kesalahan, terus dampingi langkah dia yang memang belum bisa lurus, jadilah suami yang baik, suami yang tegas dan juga suami yang bertanggung jawab. Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan kami, biar bagaimanapun ini terlalu berat untuk kamu Sakha, jadi jangan di paksakan"

Sakha menyungingkan senyumnya, "Pasti om, pasti"

"Kalau sudah begini, papa bisa apa" Ujar papanya, lelaki 40 an itu mengurut pelipisnya, mungkin ini memang waktu yang tepat untuk Sakha memegang tanggung jawabnya.

Sakha dan Kanaya sampai di depan kos kosan yang Tama rekomendasikan. Merek turun dari motor dan melihat lihat bagaimana kondisi kos kosan itu jika di lihat dari luar.

"Lo pasti nyesel kan karna uda nikah sama gue"

"Nyesel?"

Sakha mengangguk dengan mata masih menyipit. Ya bukan hanya Kanaya, gadis mana pun juga pasti akan menyesal jika di ajak tinggal di kos kosan se-sempit ini.

"Yang ada lo kali"

Kanaya tertawa, "Secara lo kan di mata cewek cewek Masya Allah banget, lha gue!"

"Tapi gue miskin"

"Gue juga miskin"

"Kita sama sama miskin jadi jangan sok menjadi yang paling miskin, aisshh" gadis itu menepuk bibirnya.

"Ngomong apaan dah gue"

Sedang Sakha terkekeh melihat kelakukan Kanaya

"Lo hobi banget ya nay nyakitin diri sendiri, heran gue"

"spontan hehe, btw langsung masuk yuk temui Bu kos nya"

"Yuk"

keduanya langsung berjalan, tidak ada acara bergandengan tangan seperti pasangan pada umumnya. pasangan ini hanya berjalan berdampingan, sesekali keduanya terkekeh menertawakan sesuatu yang sebenarnya tidak memiliki nilai lucu, kalian bisa menyebutkan dengan ketidak jelasan. tapi memang itulah keajaiban Kanaya, Gadis itu bisa membuat orang orang di sekitarnya selalu tersenyum, dengan tingkahnya yang selalu absurd juga dengan cara bicaranya yang memang sering ceplas ceplos.

•••

Selesai sholat isya' Sakha dan Kanaya menyiapkan barang barang yang akan mereka bawa, mulai dari baju, buku juga yang lain.

Setelah ini mungkin akan lebih menyulitkan, sebab mereka harus menata semua barang yang semula memenuhi kamar Kanaya ini di dalam kos kemarin yang luasnya saja lebih luas kamar Kanaya.

"Lo kalau capek mending tidur, biar gue yang ngelanjutin" kata Sakha yang masih sibuk melipat lipat bajunya. Kanaya menjeda kegiatannya, gadis itu merenggangkan otot ototnya dan kembali mengikuti Sakha yang tengah melipat baju.

"Otak gue lebih capek sih di banding badan gue, rasanya kayak mau meledak"

"Lebai, kayak pernah mikir aja lo"

"Yehh, diem diem gini juga ada aja yang gue pikir" Sunggut anak tersebut dengan tatapan sinisnya, belum tau saja sumber pusing di kepala kanaya itu apa.

"Oh ya Kha, lo kan katanya mau jualan martabak sama Tama, modalnya dari mana?"

"Patungan sama Tama, Alhamdulillah gue masih ada tabungan sih nay"

"Gue juga ada kok, Kalau mau lo boleh pake"

Sakha hanya tersenyum, setidaknya menikah dengan Kanaya bukanlah sesuatu yang buruk. Kanaya gadis yang baik dia juga pengertian. Dan lagi, Sakha sudah lama mengenal Kanaya, jelas dia tau bagaimana gadis itu.

"Lo bisa simpen duit itu, buat jaga jaga kalau kita butuh uang banyak, soal modal, semua uda beres nay, tinggal di mulai kapan"

Jujur kanaya lega, tapi dia juga tidak enak kalau apa apa Sakha harus mengurusnya sendiri.

"Kenapa muka lo?"

"Gue sedih tau" Gadis itu mengerucut kan bibirnya, membuat Sakha menatapnya lekat lekat.

"Nay, apa gara gara gue? sorry ..." Sakha langsung memeluk gadis itu. "Apa kata kata gue tadi uda buat lo sakit hati, serius gue enggak tau nay, maafin gue"

"Tapi perasaan gue enggak ngomong aneh aneh deh, sedari tadi yang kita bahas kan cuma uang"

"Ya emang bukan Karna itu gue sedih"

"Terus?"

Kanaya mendongak menatap wajah Sakha, begitupun Sakha yang saat ini sedikit menunduk agar tau bagaimana ekspresi Kanaya.

"Gue tuh sedih liat lo uda mulai menjalani peran lo sebagai suami Kha, sedang kan gue, buat paham sama situasi ini aja enggak!"

lagi lagi Sakha mengulas senyumnya. ia masih memeluk Kanaya.

"Lo butuh waktu bukan hanya untuk sekedar paham nay, tapi juga menerima. santai aja, lagian kan ada gue. gue juga enggak keberatan kok dengan peran gue dalam rumah tangga ini. Kita jalani semua ini sama sama"

"aaaah, gue stress lama lama" Kanaya balas memeluk Sakha. dan tanpa gadis itu sadari, Sakha sempat mendaratkan kecupan di pucuk kepalanya, "setelah ini lo langsung tidur, biar gue yang beresin, enggak usa ngebantah takutnya besok lo enggak bisa bangun" kata Sakha, dan gadis itu langsung menganggukan kepalanya.

"Malam ini gantian gue yang tidur di sofa"

"Ngapain coba, gak, biar gue"

"Lo kemarin uda ya Samsuri, sekarang gue dong" Gadis itu melepaskan dirinya dari rangkulan Sakha dan dengan cepat mengambil selimut. meski was was jika dia akan jatuh nantinya, sebab tidur pun anak itu tidak bisa diam. tapi tidak papa, Dia kasihan dengan Sakha.

"Nay, pindah gak?"

"Gak, gue pengennya di sini"

"Pindah, gue bilang pindah Kanaya!"

"No"

"Kanaya!"

"HM"

"Pindah!"

"Gak mau Sakha, enggak mau, Uda ya, semoga mimpi indah"

Sakha menghela nafasnya melihat Kanaya sudah terpejam. lelaki itu tidak tau lagi harus bagaimana, masa iya dia menuruti kemauan Kanaya, suami macam dia jika membiarkan istrinya meringkuk di sofa sedang dia tidur nyaman di atas ranjang.

Akhirnya Sakha lebih memilih tidur di lantai.

-

-

Jangan lupa like, komen dan Vote gais

Terimakasih sudah mampir

Terpopuler

Comments

Pagi Kelabu

Pagi Kelabu

kurang paham aku... soalnya tidak diceritakan latar belakang keluarga mereka seperti apa. juga bagaimana bisa sampai disuruh menikah oleh kepala sekolah...

2021-08-04

1

Phoenix VR

Phoenix VR

belom bisa nebak alur selanjutnya

2021-08-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!