Pagi harinya, Valdo terbangun dengan keadaan kepala yang sangat kleyengan. Entah itu efek obat yang di campur Diana, atau akibat benturan kepala Alin yang lumayan keras kemarin.
Saat sudah mulai menguasai diri, dia terperanjat kaget dengan kehadiran Alin disampingnya. Apalagi keadaan gadis itu yang sangat-sangat berantakan akibat ulahnya. Refleks dia bangun dan menjauh dari ranjang king size miliknya itu.
"Sial. Apa yang sudah aku lakukan padanya? Sial sial argghh" Rancau nya penuh emosi. Kilasan adegan semalam terus berputar di kepala nya, bagaimana dia dengan brutal menyerang Alin. Orang yang sudah menyelamatkan nya, dari kejaran wanita gila seperti Diana. Dan apa yang sudah dia lakukan? Menod*i gadis itu? Benar-benar sungguh keterlaluan.
"Ma'af kan aku Alin, ma'af ma'af" Rancau nya lagi penuh dengan penyesalan. Air mata tanpa terasa mengalir dari kedua matanya itu. Bukan, bukan dia cengeng, tapi dia kecewa pada dirinya sendiri. Dia yang sudah berbuat gila pada gadis yang tidak berdosa itu. Walaupun dia tidak terlalu ingat bagaimana akhirnya, tapi jika dilihat dari tanda kepemilikan yang dia tinggalkan di sekujur tubuh Alin, dia yakin telah merenggut kesucian gadis itu. Tentu saja dia tidak ingat, karena sebelum terlalu jauh, Alin sudah membuat mereka berdua pingsan.
Perlahan dia berjalan mendekati Alin. Betapa terkejut nya ia, merasakan suhu tubuh Alin yang sangat tinggi. Gegas dia mengambil kemeja miliknya dari dalam lemari, dan langsung memakaikan nya pada Alin. Karena tidak mungkin gadis itu memakai seragam nya yang sudah dia robek.
Setelah selesai, dia langsung menggendong Alin, dan segera memesan taksi untuk ke rumah sakit.
Untung saja taksi yang dia pesan cepat sampai dan dia bisa segera pergi.
Sampai di rumah sakit, dia langsung berteriak seperti orang kesetanan. Dia memanggil dokter dan perawat untuk segera memberikan penanganan pada Alin.
"Dokter, suster. Cepat bantu saya! Berikan dia penanganan terbaik di rumah sakit ini!" Ucapnya sambil merebah kan Alin di brankar yang tersedia. Dokter dan perawat yang kebetulan ada di sana, langsung membawa Alin ke ruangan UGD untuk di tangani.
Setelah selesai dengan urusan Alin, dia langsung menelepon orang kepercayaan nya di kantor. Dia ingin orang itu mengurus si jal*Ng Diana.
"Hallo, Rif. Kamu urus sekertaris sialan itu! Pastikan dia tidak bisa menampakan dirinya lagi di hadapan ku. Kalau bisa kirim dia ke Antartika sekalian! apa kau mengerti!" tegas nya penuh emosi.
"Hallo, tuan. Memangnya ada apa dengan Diana? Apa dia telah melakukan kesalahan besar? Sehingga menyebabkannya harus di asingkan, tuan." Tanya Rifki bingung, karena dia sama sekali tidak mengetahui kejadian yang menimpa tuannya itu kemarin. Karena kebetulan dia di tugaskan Valdo, untuk menghadiri pertemuan dengan klien di luar kota.
"Lakukan saja apa yang aku katakan! tak usah kau bayak tanya dulu, aku pusing" geram Valdo prustasi.
"Baiklah, akan saya lakukan" ujar Rifki takut-takut dengan kemarahan Valdo
"Yasudah, kau urus sajah dia!"
Tut
Telepon pun langsung di akhiri Valdo sepihak. Rifki yang penasaran apa yang terjadi kemarin langsung datang ke ruangan kontrol untuk mengecek cctv. Setelah tau apa yang terjadi pada tuannya itu, dia langsung menghampiri Diana. Dia menyeret wanita itu keluar dari perusahaan.
"Apa salahku? Kenapa kau melakukan ini padaku Rifki?" Tanya Diana yang tidak terima di perlakukan demikian.
"Diam lah kau jal*Ng! Sebelum mulut mu itu aku robek.." geram nya
Nyali Diana pun langsung ciut, bagaimana tidak, jika Valdo terkenal dengan cuek nya kepada setiap wanita yang mencoba untuk mendekati nya, berbeda dengan Rifki yang terkenal dengan kekejaman nya. Apalagi itu menyangkut Valdo. Siapa saja yang berani mengusik Valdo, maka saat itu juga dia akan tamat.
Rifki menyeret Diana ke bandara internasional, dan langsung memesan tiket yang akan membawa Diana jauh dari jangkauan mata tuannya itu.
"Ingat kau jal*Ng, jangan pernah menampakan wajah menjijikan Mu ini di hadapan tuan ku. Atau kau akan kehilangan seluruh kecantikan yang kau banggakan ini. Ingat jangan berbuat macam-macam, karena seluruh keluarga mu berada dalam genggaman ku. Sekali kau membuat ulah, habis mereka semua."
Diana sungguh-sungguh sangat menyesali apa yang dia lakukan. Tak pernah terlintas di pikirannya, kalau akibat perbuatannya akan seperti ini. Dia hanya ingin memiliki Valdo, dan menjadi nyonya muda kluarga Abraham. Tapi bukan itu semua yang dia dapat, melainkan dia harus di jauhkan dari semua orang yang dia sayang. Bahkan dia harus meninggalkan tanah kelahiran nya. Menyesal pun percuma, karena semua sudah terjadi. Oh waktu, andai kau bisa di ulang kembali. Takan mungkin Diana mau mengusik ketenangan bos nya itu. Apalagi sampai lancang ingin memilikinya.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
wife seokjin 💜
semuanya sudah terlambat wahaiiiii diana
2023-02-02
0
Ludi Yati
makanya di pikir dulu Diana🤭🤭
2021-07-14
1
Aulia Nia
lnjt
2021-06-30
1