Dewa Reinkarnasi
ℭ𝔥𝔞𝔭𝔱𝔢𝔯 II — 𝔇𝔢𝔴𝔞 ℜ𝔢𝔦𝔫𝔨𝔞𝔯𝔫𝔞𝔰𝔦
Tak butuh waktu lama, Justine dan Anastasya--sekarang ini--sudah sampai di Alam Reinkarnasi. Hal ini, disebabkan oleh mereka yang menggunakan portal teleportasi untuk berpindah lokasi. Hal ini termasuk mudah dilakukan jika berada di dunia atas.
Justine
*Menunduk sekilas sebagai tanda penghormatan
Justine menyapa seorang pria yang masih terlihat bugar di usianya yang sudah tak lagi muda. Wajah dan berewoknya yang telah memutih, sama sekali tak menghilangkan atau pun mengurangi karisma dan wibawanya.
Namanya adalah Renaitre, Dewa Reinkarnasi sekaligus guru yang sudah Justine anggap begitu berjasa dan mulia di hidupnya.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Heh, Justine! Siapa wanita itu? Jangan bilang, bahwa dia kekasihmu?!
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
*Menatap Justine dan Anastasya dengan pandangan menyelidik
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Aku harap, kau-masih ingat dengan peraturan Dunia Dewa nomor dua ratus tiga puluh tujuh ~ se-sosok Dewa/Dewi tak boleh memiliki hubungan khusus dengan seorang manusia meskipun manusia itu sudah mati dan telah menjadi roh suci, sekalipun.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
If discovered, the guilty God/Goddess could lose all his powers and become an ordinary human forever, lose his identity, and ... he/she was banished to the Abyss of the Gouffre de Résiliation, so that he/she could no longer reincarnate unless the universe wanted him/her. It all depends on Pierre de Décision, what punishment does he/she choose? 《Inggris》
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
(Jika ketahuan, dewa yang bersalah tersebut bisa saja kehilangan seluruh kekuatannya dan menjadi manusia biasa selamanya, kehilangan identitasnya, dan ... dibuang ke Gouffre de Résiliation, sehingga dia tak bisa bereinkarnasi lagi kecuali semesta menghendakinya. Semua itu tergantung oleh Pierre de Décision, hukuman apa yang dipilihnya?)
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Seperti apa yang terjadi kepada Goddess of Light.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Huft!
*Menghela napas dengan kasar
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Apakah kau-mau seperti itu?
*Menyipitkan kedua matanya
Justine
Tidak, Guru!
*Menggeleng dengan cepat
Justine
Kenapa kau-menjadi aneh seperti ini? Bahkan, sampai berpikir ke arah yang tidak-tidak.
Justine
Dia adalah manusia yang sudah melakukan banyak dosa selama hidupnya. Aku ke sini untuk meminta bantuan kepadamu karena aku telah memutuskan untuk memberinya hukuman dengan cara bereinkarnasi.
Justine
Kau-bersedia membantu muridmu ini, kan, Guru ...?
*Menatap penuh harap kepada gurunya
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Benarkah? Apakah kau sudah membaca seluruh biografinya ~ riwayat kebaikan dan kejahatannya?
Justine
Ehm ..., belum, Guru. Aku baru membaca riwayat dosanya yang tidak aku sangka sangatlah banyak!
Renaitre menampakkan ekspresi muka yang sulit untuk diartikan oleh siapa pun--bahkan, oleh Justine sekali pun.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Sepertinya, kau-mulai melupakan ajaran dariku, ya, Justine ...?
*Terlihat kesal
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Justine, ingatlah ..., keadilan itu milik semua orang!
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Ingin sehina apa pun seseorang; ingin sejahat apa pun seseorang: ingin sebodoh apa pun seseorang ~ dia tetap berhak untuk mendapatkan keadilan!
Anastasya
[Sungguh kata mutiara yang sangat epik.]
Anastasya mengedip-ngedipkan kelopak matanya beberapa kali. Jujur saja, ia merasa kagum dengan ucapan Renaitre yang menurutnya begitu bijak. Memang tak salah kalau dewa itu begitu dihormati.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Ingin menghukum seseorang tanpa mengetahui dan mempelajari seluruh seluk-beluknya?! Itu tidak adil, menurutku.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Baca dulu biografinya, setelah itu, baru aku mau melakukan apa yang kau-minta.
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Jangan lupa ~ berikan dia hadiah jika dia pernah berbuat kebaikan!
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
Sampai jumpa!
Renaitre [Dewa Reinkarnasi]
*Tersenyum
Renaitre mengibaskan tangan kanannya. Hembusan perlahan dari angin yang dihasilkan oleh gerakan kecil itu, membuat Anastasya dan Justine, berpindah dari posisinya secara tak terduga.
Renaitre berjalan ke arah sebuah pohon besar yang terlihat memiliki bentuk unik. Pria tua itu ingin menjutkan kegiatan yang dari tadi ingin dilakukannya, yaitu ... bermeditasi.
Secara kompak, Justine dan Anastasya mengedipkan kedua kelopak matanya. Mereka merasakan perasaan yang sama.
Antara terkejut dan takjub--dari Alam Reinkarnasi, tiba-tiba saja, mereka berpindah ke Alam Keadilan. Katakan ..., bukankah ini luar biasa?!
Justine terdiam. Ini merupakan pertama kali bagi dirinya bisa merasakan salah satu kemampuan istimewa Renaitre. Dia hanya mengetahui, bahwa gurunya itu sangatlah kuat dan dihormati. Ya, setidaknya itulah yang dewa-dewa lain katakan kepadanya.
Justine
Baiklah, kau-bisa menunggu di sana!
Justine
Kau-lihat, di sana ada sebuah kursi!
Justine
*Menunjuk sebuah tempat dengan jari telunjuknya
Justine menunjuk sebuah gubuk tua dengan sebuah kursi panjang yang terletak di depannya. Anastasya tak banyak bicara, wanita itu langsung menuruti perintah sang Dewa.
Justine terdiam beberapa saat tanpa alasan yang begitu jelas--dan tak butuh waktu lama, dewa ini pun tersadar dari diamnya dan segera melanjutkan tugas yang merupakan kewajibannya.
Justine mengeluarkan kekuatan sihirnya. Beberapa saat, cahaya hijau keluar dari tangan kanannya. Cahaya hijau itu pun berubah menjadi sebuah buku tebal yang terlihat tua dan kuno.
Itulah buku biografi Anastasya.
✡ 𝔅𝔢𝔟𝔢𝔯𝔞𝔭𝔞 𝔥𝔞𝔯𝔦 𝔨𝔢𝔪𝔲𝔡𝔦𝔞𝔫 ✡
Anastasya mengetuk-ngetuk kursi yang didudukinya. Wanita itu merasa kebosanan setelah menunggu dalam waktu yang terhitung sangatlah lama.
Lima menit--setengah jam--satu jam--satu hari; itu semua telah terlewati begitu saja, sedangkan Justine masih saja belum selesai dari kesibukannya. Anastasya pikir, pekerjaan tersebut hanya membutuhkan waktu singkat untuk menyelesaikannya. Tentunya, karena seorang dewa yang mengerjakannya; namun, nyatanya malah sebaliknya. Ternyata, Justine tak bisa melakukan tugasnya dalam waktu sesingkat apa yang ada di otaknya.
Sekarang, dua hari hampir saja terlewati. Untung saja, perempuan itu sudah menjadi roh yang tak akan kelaparan, atau bahkan mati meski tak makan dan minum selama berhari-hari.
Anastasya melihat ke arah Justine yang sedang sibuk dengan kegiatannya. Roh itu mempercepat tempo ketukan pada kursinya; ia semakin tak sabaran.
Anastasya
[Kenapa dia sangat lama?]
Anastasya
Huft!
*Menghela napas
Anastasya
[Apakah iya, memeriksa biografi membutuhkan waktu selama itu?]
Anastasya
[Sungguh, ini sangatlah membosankan!]
Keterangan:
1. Gouffre de Résiliation adalah jurang yang digunakan untuk menghukum Dewa/Dewi yang melakukan kesalahan besar, seperti menjalani hubungan terlarang dengan manusia.
2. Pierre de Décision adalah batu yang biasanya digunakan oleh para Dewa untuk memutuskan hukuman yang tepat bagi Dewa/Dewi yang melakukan kesalahan.
FeyQueen_1538
Hai, Semua! Selamat datang di ceritaku ...! Kalau ada yang bingung kenapa waktu di awal dan sekarang bab ini dan beberapa bab ke depan berbeda, itu artinya sudah direvisi, ya ....
FeyQueen_1538
Terima kasih!
Comments
Freya Kyla
Keterangan ~
2022-12-31
1
Freya Kyla
>o<
2022-12-31
1
Freya Kyla
Sebuah clue?
2022-12-31
1