Flashback on Arnold
kring.. kring.. kring
Arnold terus mengontak antik hp nya, sesekali dia menatap nanar kepada nama yang tertera di telepon genggamnya.
Ini sudah ke sekian kali dia menelpon Marsya, tapi gadis itu tidak menjawab telpon nya. ini sudah seminggu Marsya tidak juga menjawab telepon dari Arnord.
pikiran arnord menerawang pada kejadian seminggu yang lalu yang dimana saat Marsya menemaninya menonton bola, tanpa sengaja dia menendang bola cukup kencang dan mengenai kepala Marsya. Dia cukup merasa bersalah pada gadis itu, yang sedang duduk bersama kawan-kawan nya di belakang gawang.
Arnord segera berlari ke arah Marsya yang terlihat kesakitan memegang kepalanya, dia tau tendangan dia tadi bukanlah tendangan yang pelan, dia cukup kencang menendang bola itu ke arah gawang yang terpeleset terkena Marsya.
Dia memegang tangan Marsya yang terlihat kesakitan, gadis itu terlihat meremas bajunya mata nya terlihat berkedip kedip cepat wajah melenguh merintih kesakitan.
Arnord menatap nya penuh rasa bersalah dan khawatir, beruntung gadis itu tidak sampai pingsan, dia duduk lemas dipeluk kawannya.
"maaf ya". lirih Arnold pelan, hanya kata itu yang terus keluar berulang-ulang dari mulutnya. Marsya menatapnya tersenyum dia tidak menjawab apa-apa sampai akhirnya arnord mengantarnya pulang.
"apa dia masih marah ya, pada kejadian itu". ucap nya lemas dia merasa sangat bersalah.
Sore hari nya dia mencoba mendatangi rumah Marsya, disana dia tidak menemukan Marsya, arnord yang melihat Tante Marsya langsung menghampiri Nya.
"Tante, Arnold titip ini ya buat Marsya, nanti kalau Marsya pulang tolong kasih ini bentar buat Marsya". ucap Arnord sembari memberikan kaset CD film favorit Marsya, yang Minggu lalu dia minta Arnold untuk mencarinya.
(Note: masih tahun 2007 kawan-kawan, dulu di tahun ini, ketika menonton film atau lagu kita masih membeli CD nya berupa kaset bulat )
"gak tunggu Marsya pulang dulu". tanya Tante Marsya, yang dijawab gelengan kepala oleh arnord, dia masih merasa bersalah, sebenarnya hati nya belum siap aja untuk berjumpa dengan Marsya, tetapi karena dia khawatir dia membulat kan hati nya untuk mencoba menemui Marsya, ketika mendengar Marsya baik-baik saja, dan sedang keluar bersama temannya, hati arnord sedikit lega.
ketika dia berjalan pulang, sebuah SMS masuk ke dalam hp nya, segera dia raih hp nya, dibukanya pesan masuk itu,
"Kita putus". pesan singkat itu berhasil membelalakkan mata Arnord ketika menatapnya, Marsya ingin putus.
Tak percaya dengan apa yang dibacanya, arnord langsung menekan panggilan untuk menelpon Marsya, namun panggilannya tak kunjung di jawab oleh Marsya.
"hy arnord". sapa seseorang kepada nya
Arnord menatapnya sebelum akhirnya dia tersenyum simpul menatap orang yang menyapanya.
"Mari singgah dulu di sini". panggil orang itu .
Arnord turun dari sepeda motor nya setelah memarkirkan sepeda motornya, dia menghampiri orang yang memanggilnya, ketika arnord sudah duduk di depannya, seketika orang itu langsung membuka percakapan mereka.
"lama gak nampak kesini, kemana aja, mentang-mentang udah putus dari Marsya, udah gak kesini lagi ya". ucap wanita paruh baya itu panjang lebar, yang sangat dikenal nya, sebab wanita paruh baya tersebut masih termasuk kerabat Marsya, buk Ani merupakan adik dari kakek nya Marsya.
Hah kaget arnord membelalakkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar.
"Bagaimana buk Ani tau dia sudah putus dengan Marsya". gumam nya merinding menatap buk Ani, pemilik kios di komplek perumahan Marsya.
"kok buk Ani ngomong gitu". tanyanya kaget.
Buk Ani menatap arnord bingung, sebelum akhirnya raudah anak buk Ani, yang juga kawan Marsya menimpali
"Marsya sekarang sudah punya pacar baru loh kak". ucap nya seketika yang seperti mendengar suara Guntur dadakan di telinga arnord.
"ganteng loh, anak kuliahan lagi, yang KKN di tempat kami". sambungnya lagi, Arnold membelalakkan matanya, dia menatap tidak percaya dengan ucapan raudah. Raudah yang mengerti arti tatapan itu mencoba membenarkan lagi penjelasan nya dengan mendetail.
" kak arnord gak percaya, kalau gak percaya kak arnord pergi saja ke rumah RT, lihat sendiri disana, pasti ada Marsya lagi pacaran sama pacar barunya". ucap raudah memburu ketika melihat Arnold tak percaya pada ucapan nya. Lalu raudah juga menambahkan cerita nya menceritakan panjang lebar apa yang dilihat dan didengarnya tentang Marsya kepada Arnord.
Arnord yang sudah panas dingin mendengar cerita tentang Marsya langsung pergi tanpa pamit ke arah sepeda motornya, segera dia melaju kerumah RT, dia harus melihatnya sendiri.
Dari kejauhan dia menatap nanar kearah sekumpulan muda/i yang duduk didepan rumah pak RT, mereka terlihat sedang bercanda dengan bahagianya,
"Cie yang baru jadian". terdengar jelas ditelinga arnord godaan mereka mengarah kepada pasangan yang duduk saling berdampingan didepan mereka.
Diarahkannya matanya menatap sosok gadis yang seminggu ini telah mengabaikan nya. Marsya terlihat tersenyum manis disebelah seorang pemuda yang terlihat sedikit lebih dewasa dari nya, bertubuh tinggi dan putih.
"tidak ada gunanya aku mengkhawatirkan mu selama ini". gumamnya menahan emosi yang tertahan.
Dia tidak mampu lagi menatap gadisnya itu, yang tidak menyadari tatapan tajam matanya yang dari tadi terus melihat gerak-gerik nya.
"pantas kau ingin putus, ini alasanmu". gumam arnord dengan masih menatap Marsya. dia turun dari motornya, dia berjalan kearah mereka, tadi tidak mendekati sekumpulan itu, dia hanya ingin marsya menyadari kehadirannya, dia ingin melihat reaksi gadis itu ketika menatapnya, sudah beberapa kali dia mondar-mandir disitu, tapi Marsya tak kunjung menyadari, sampai akhirnya mata mereka saling bertaut. gadis itu terlihat kaget menatap kearahnya, dan langsung mengalihkan wajahnya dengan sesekali melirik diam-diam arnord dengan hati-hati biar tidak ketahuan oleh teman lelakinya. Namun hal itu tidak dapat disembunyikan Marsya, lelaki itu peka terhadap gerak-gerik Marsya yang risih menatapnya, lelaki itu menatap Marsya tajam, dia ingin gadis itu menjelaskan kepadanya siapa arnord.
Arnold dan lelaki itu terlihat sama-sama tidak sabar menunggu apa yang akan dijawab oleh gadis itu. Namun seakan petir menyambar kepala nya disiang bolong, Marsya dia tidak berperasaan nya menjawab.
"Mantanku".
setelah mendengar jawaban Marsya, lelaki itu menatap tajam ke arah Arnold, pandangan bertemu sebelum akhirnya, gadis itu meraih lengan lelaki itu dan mencandainya manja.
Arnord semakin kesal jadinya, dia tidak terima semua perlakuan Marsya, ternyata reaksinya hanya sebatas itu, dia butuh penjelasan gadis itu karena memutuskan nya tiba-tiba.
Hari semakin sore, Azan Magrib akan di kumandangkan beberapa menit lagi, dia menatap Marsya dan kawan-kawan nya beranjak pergi untuk pulang.
sampai dijalan, di cegat nya gadis itu. dia menatap tajam kearah Marsya.
"kamu tega ya". akhirnya mulut itu mengeluarkan suara, gadis itu menatapnya tanpa ekspresi.
"kita kan udah putus". ucapnya gampang
"putus kapan, baru tadi ya kamu SMS aku bilang putus". ucap Arnord kesal dengan suara sedikit meninggi.
"yaudah berarti udah putus kan". jawab Marsya dingin.
arnord menatap Marsya tak percaya, wajah dingin gadis itu tidak peduli sedikit pun pada perasaannya saat ini, hatinya hancur, sakit, dia merasa sangat kecewa.
"oke baiklah". ucap Arnord lantang dengan suara meninggi
"oke". jawab Marsya datar, arnord semakin kesal dibuatnya, gadis itu sungguh tidak berperasaan, ingin sekali dia mengasari perempuan didepan matanya saat ini, namun dia urung kan karena dia masih juga mencintai makhluk tak berperasaan ini.
"kau pikir, kau cantik kali, wajah monyet seperti kau ini tidak pantas menyakiti ku". tunjuk arnord kesal. gadis itu tak membalas nya arnord terus saja meluapkan uneg-unegnya mengatai Marsya. Marsya yang sedari tadi terlihat tenang, akhirnya tak tahan juga dengan perkataan arnord yang terdengar kasar dan terus menyudutkannya.
"cukup arnord, kamu sudah setuju buat putus, kenapa masih mengatai ku, yaudah kau cari aja yang lebih cantik dari aku, ribet amat". ucapnya kemudian mengakhiri pertemuan mereka sore itu.
"karma itu berlaku Marsya". Ucap arnord sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Marsya.
Arnord masih tidak terima dengan semua ini, apalagi setelah kejadian itu Marsya dan pacar baru nya sudah terang-terangan mempublikasikan hubungan mereka, yang cukup membuat mata dan hati arnord sangat panas melihatnya.
namun dia tidak dapat berbuat apa-apa, Marsya bukanlah gadis yang sembarang bisa dia taklukan, gadis berdarah dingin yang tidak punya Hati itu, sungguh sangat tidak berperasaan terhadap perasaan tulusnya selama ini, Marsya begitu tega dan acuh terhadap perasaan arnord, dia tidak peduli pada rasa sakit hati dan kecewanya. Rasa permusuhan kentara hadir diantara kedua nya bila berpapasan tanpa sengaja.
Hingga sebulan kemudian dia tidak sengaja melihat pertengkaran gadis itu dengan pacar barunya, didepan sebuah mall, arnord yang melihat kejadian itu memisahkan diri dari teman-temannya dia melihat semua kejadian itu dengan tercengang.
Gadis itu termakan karmanya, sebuah senyum sinis terlintas dibibir nya, dia memandang murka kearah depannya.
"Kau bukan hanya tidak berperasaan, tapi kau juga tidak punya kepintaran, Bodoh". gumamnya dari hati namun ketika mata mereka saling bertemu dia menatap iba ke wajah gadis itu, perasaan nya masih belum teralihkan, dia masih begitu mencintai sosok gadis tak berperasaan itu. Namun gengsinya menolak untuk tidak membenci gadis itu yang telah melukai perasaan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
up
2023-03-15
0
Cokelatcaca🌼
Duhh Indra bahunya lebar amat, jadi pengen nyender😂
2023-02-11
1
사이코패스 소녀!
Bagus banget..
2022-03-10
4