Sudah jam 01.30 tapi Nathan masih belum kembali. Ken sedari tadi menunggu Nathan pulang.
Ding Dong
Suara bel rumah Ken berbunyi. Ken langsung membuka pintu rumahnya dengan marah.
"Dari mana kamu?" tanya Ken.
"Main lah Pa." jawab Nathan masuk tanpa melihat Ken.
"Kamu habis minum Wine?! Kamu masih kelas 3 SMA Nathan! Berani sekali kmu menyentuh Wine." ucap Ken
"Ya ampun Pa. Tiga gelas doang gak bakalan bikin Nathan mabuk kok." ucap Nathan.
"Nathan Anggara!" teriak Ken marah membuat Kinan dan Auri bangun.
"Kamu Papa usir dari rumah ini!" ucap Ken. Nathan yang baru naik satu anak tangga langsung berbalik dan menghampiri Ken.
"Papa gak salah ngusir Nathan?" tanya Nathan
"Gak, papa gak salah. Setelah melihat semua tingkah dan perilaku kamu, Papa sudah yakin dengan keputusan ini." ucap Ken.
"Oke, kalau itu mau Papa, Nathan pergi." ucap Nathan.
"Semua fasilitas yang Papa kasih sama kamu Papa ambil kembali termasuk uang jajan kamu bulan ini dan bulan depan serta mobil yang Papa belikan." ucap Ken.
"Fine, Asal Papa jangan ambil pendapatan aku dari Cafe dan motor dan apartemen yang aku beli dengan uang aku sendiri." ucap Nathan. Ken mengangguk.
"Dan nama belakang kamu mulai sekarang bukan Anggara lagi." ucap Ken.
"Aku emang diusir dari keluarga Anggara. Oke Fine." jawab Nathan.
"Besok aja ya perginya. Sekarang kamu tidur di rumah dulu." ucap Kinan
"Kamu jangan manjain Nathan, nanti dia semakin menjadi. Aku udah bilang jangan pernah manjain Nathan maupun Auri karna akibatnya bisa jadi lebih parah dari ini. Kamu lihat aja, dia udah berani ke Bar dan minum Wine." ucap Ken. Kinan diam, ia tak berani melawan Ken. Jika keputusan Ken sudah bulat, sangat sulit untuk menggoyahkannya.
Kinan menunduk karna ia takut melihat mata Ken saat sedang marah.
"Sekarang kamu pergi dan bawa seragam sekolah kamu untuk besok." ucap Ken. Nathan naik ke kamarnya dan 20 menit kemudian turun dengan membawa semua barang yang ia butuhkan lalu pergi tanpa pamit.
Nathan mengeluarkan motornya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Tak lama, ia sampai di apartemennya, ia memasukkan kata sandinya lalu pintu terbuka dan saat ia sudah masuk, pintu tertutup otomatis. Nathan masuk ke kamarnya.
Ia melemparkan tas besar yang ia bawa ke sembarang tempat di kamarnya lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur tanpa membersihkan diri.
"Aa, besok gua gak bakalan sekolah!" ucap Nathan lalu tertidur.
06.15 pagi..
Drttt... Drttt...
"Aishh! Siapa yang ganggu?!" tanya Nathan kesal lalu menjawab telpon itu.
"Nathan udah bangun Nak? Jangan lupa sekolah, jangan lupa sarapan sama makan siang ya." ucap Kinan.
"Iya Maa, Ini Nathan bangun." jawab Nathan.
"Nah bagus anak Mama, kamu makan makanan yang sehat ya." ucap Kinan.
"Iya Maa, Nathan mandi dulu, nanti telat." ucap Nathan lalu mematikan sambungan telponnya.
"Bodo amat gua gak mau sekolah!" ucap Nathan kembali tidur.
"Eh kalau gua gak sekolah siapa yang gangguin si culun? Enak banget hidupnya gak gua gangguin." ucap Nathan bangun dari tidurnya. Ia masuk ke kamar mandi lalu bersiap-siap.
•••
"Kak, Kak Nathan udah sampai belum?" tanya Auri kepada Dikta.
"Belum." jawab Dikta. "Emang beneran Nathan diusir dari rumah?" tanya Dikta. Auri mengangguk.
"Cuman boleh bawa baju, motor, atm dan perlengkapan lain yang dia butuhin, nama belakangnya juga bukan Anggara lagi." jawab Auri.
"Keren, gua mau liat dia bisa apa gak." ucap Dikta.
"Ya gua bisa lah." ucap Nathan.
"Eh ada orangnya, gua kira setelah lu tinggal sendiri lu bakalan bolos mulu. Sedangkan lu masih tinggal sama orang tua aja masih sering bolos apa lagi tinggal sendiri." ucao Dikta.
"Tapi gua selalu rank umum kan?" tanya Nathan
"Dan gua Rank 4 umumnya gak pernah berubah. Kalau Erland sama Ryan tukaran tempat mulu terkadang tetap." ucap Dikta. Nathan mengangguk.
"Kak Nathan, Mama ngekhawatirin kakak loh." ucap Auri.
"Terus mau gimana lagi? Kakak harus kerumah? Mohon-mohon sama Papa buat gak ngusir kakak? Ya gak lah." ucap Nathan.
"Setidaknya baikan gitu sama Papa." ucap Auri.
"No." jawab Nathan langsung duduk di tampatnya lalu bermain handpone tanpa memperdulikan Auri.
"Yaudah deh Auri ke kelas aja." ucap Auri pergi meninggalkan kelas Nathan.
"Si culun kemana?" tanya Nathan.
"Giliran dia ada di gangguin, giliran dia gak datang di tanyain. Suka lu sama dia?" tanya Dikta.
"Nathan Anggara suka sama dia? Hahaha tidak akan." ucap Nathan.
"Oh ya?" tanya Vira yang sudah duduk di samping Nathan.
"Lu Vira? Gak mungkin kan? Gila cakep bener." ucap Dikta.
"Semua orang bisa glow up kali." ucap Erland.
"Hahaha itu bedak apa tepung, tebal banget." tawa Nathan. "Ginian lu bilang cantik? Ini mah mbak kunti Hahahaha." tawa Nathan puas. Vira yang tadinya tersenyum manis berubah menjadi senyum kecut.
"Kalau gak suka bilang aja gak usah di katain kayak Hantu. Semua orang punya perasaan yang berbeda-beda." ucap Vira.
"Ya sorry, tapi beneran lucu tau." ucap Nathan. Vira pun pergi keluar dari kelas itu.
"Men, mata lu rusak? Itu anak cantik banget, lu katain kunti. Bener-bener ni anak." ucap Ryan.
"Cantik paan? Dia mah kembaran mbak kunti." ucap Nathan.
"Nathan, kita ada rencana buat lu." ucap Dikta
"Paan tuh?" tanya Nathan. Dikta pun menjelaskan semua rencana yang diucapkan Ryan kemarin.
"Wih pinter, gak salah gua punya teman kayak kalian." ucap Nathan. "Yaudah gua cabut dulu." ucap Nathan.
"Lu bolos lagi?" tanya Erland.
"Emang semua yang berhubungan dengan kata cabut itu artinya bolos? gak kan. Bisa jadi gua cabut ke kantin." ucap Nathan.
"Iya juga sih." jawab Erland. Nathan mengangguk lalu pergi dari kelas. Ia berlari menyusuri lorong sekolah.
"Anindhita Davira!" panggil Nathan. Vira yang sedang temenung di taman sekolah langsung menoleh kearah Nathan.
Nathan yang melihat bola basket mengarah pada Vira langsung berlari menghampiri Vira dan menangkap bola itu dan memantulkannya.
"Main basket hati-hati dong bro." ucap nathan melemparkan bola itu dan langsung masuk ke keranjang basket. Tepuk tangan yang Nathan dapatkan saat melakukan itu semua.
"Ikut gua." ucap Nathan lembut kepada Vira. Ia memegang tangan Vira lembut tak seperti biasanya. Tubuh Vira pun mengikuti langkah Nathan menuju ke belakang sekolah.
"Ada apa?" tanya Vira.
"Gua minta maaf sama lu. Gua udah bersikap gak baik sama lu." ucap Nathan.
Dia kerasukan? Masa langsung minta maaf? batin Vira.
"Bingung ya? Ya gua merasa bersalah aja udah ngebully lu. Lu benar, lu gak ngelakuin apa-apa tapi gua tetap gangguin lu. Kata-kata itu terus tengiang di otak gua sampai gua stress. Makanya gua minta maaf sama lu." ucap Nathan.
"Iya udah di maafin." ucap Vira.
"Thank you so much. Gimana kalau kita berteman?" tanya Nathan sambil mengulurkan tangannya di depan Vira. Vira pun menyambut uluran tangan itu dan dia menjabat tangan Nathan.
"Teman." jawab Vira
•••Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Noni Hartati
palingan di bikin jatuh cinta terus nanti ditinggalin di bikin sakit hati trs nanti cinta bener an.. mungkin, pendapat saya saja thor
.
.
. seru thor makasih udah up udah ditungguin lama
2021-07-01
1
Noor Syafina23
apasih rencananya penasaran banget tau nggk
2021-07-01
2
Noor Syafina23
lanjut thor semangat
2021-07-01
1