"Udah cukup! Kak Nathan, kakak mau aku masukkin BK lagi?" tanya Leta sambil melihat mereka berlima dengan tatapan tajam, terlebih lagi Dikta.
Perasaan gua gak enak ni. batin Dikta.
"Ikut Leta ke BK!" ucap Leta menarik lengan kekar Nathan. Nathan menatap Leta dengan tatapan tajamnya. Adik dan sahabatnya saja tidak berani menyentuh dirinya, kenapa Leta berani menyentuhnya.
"I'm Nathan Anggara!" ucap Nathan menekankan kata Anggara. Leta langsung melepaskan lengan kekar Nathan dengan lembut.
"Maaf kak gak sengaja." ucap Leta. Nathan menatap tajam kearah Leta, Leta menundukkan wajahnya karna tatapan tajam Nathan yang mengerikan. Tentu tatapan itu terturun dari Ken.
"Lu ikut gua!" ucap Nathan menarik Vira dan membawanya ke taman belakang sekolah.
"Bahaya ni." ucap Dikta menatap Ryan dan Erland. Ryan dan Erland mengangguk.
"Perlu kita susulin?" tanya Erland.
"Dari pada kena semprot mending gua diam aja. Gak ikutan dah gua." ucap Ryan mengangkat kedua tangannya lalu pergi meninggalkan Erland dan Dikta.
"Gua kayaknya gak ikut juga dah." ucap Dikta lari menyusul Ryan.
"Kayaknya emang harus ninggalin mereka berdua." ucap Erland ikut pergi menyusul Ryan dan Dikta.
•••
"Lepasin!" ucap Vira menarik tangannya kasar.
"Culun! Lu harus keluar dari sekolah ini!" ucap Nathan.
"Kenapa? Emang ini sekolah punya kamu?" tanya Vira
"Emang punya gua." jawab Nathan.
"Aku gak percaya!" ucap Vira.
"Nathan Anggara punya semuanya!" ucap Nathan.
"Gini deh tuan muda. Saya gak ada buat masalah dengan tuan muda, kenapa tuan muda menargetkan saya untuk jadi bahan bullying tuan muda?" tanya Vira.
"Karna rambut kepang dan kacamata mu itu merusak pemandangan ku nona Davira terhormat!" jawab Nathan menekankan kata 'pemandangan' dan 'Terhormat'
"Kalau gitu kamu aja yang pindah." ucap Vira.
"Cewe culun! Sekolah ini punya keluarga gua, lu yang pindah lah!" ucap Nathan.
"Punya keluarga kamu? SMA ini SMA negri dan punya pemerintah, bukan SMA swasta yang punya perorangan. Jangan pikir saya bodoh deh tuan muda." ucap Vira pergi. Nathan segera menghadangnya dengan tubuh tinggi miliknya yang membuat kepala Vira terbentur di dada bidang Nathan.
"Siapa yang bilang kalau lu boleh pergi?" tanya Nathan.
"Hidup saya punya saya, jadi suka-suka saya, saya mau ke kelas, saya mau lompat atau saya mu jungkir balik itu hak saya." ucap Vira, lalu pergi dari hadapan Nathan.
"Dasar cewe Songong! Liat aja lu nanti, gua abisin. Kalau lu gak keluar dari sekolah ini, nama gua bukan Nathan Cavero Anggara!" ucap Nathan sambil mengepal kedua tangannya.
•••
"Sepertinya aku juga gak akan lama di sini. Satu karna tekanan tuan muda itu dan kedua karna Ayah." gumam Vira. Ia berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya. Tiba-tiba ada yang memegang bahunya.
"Ya?" tanya Vira.
"Anindhita Davira?" tanya perempuan itu.
"Ya ada apa?" tanya Vira.
"Plis jauhin kak Nathan. Kalau kamu mau sekolah di sini jauhin kak Nathan. Soalnya para fans dia udah mulai ngebully kamu. Kalau aku laporkan ke mama sama papa juga gak ada gunanya." ucap perempuan itu yang ternyata adalah Auri.
"Adiknya Nathan?" tanya Vira. Auri mengangguk.
"Kenalin, Aurissa Zeline Anggara, biasa di panggil Auri." ucap Auri.
"Oh, panggil aja aku Vira." jawab Vira. Auri mengangguk.
"Jauhi juga ketiga orang yang berada di dalam gengnya kak Nathan. Jangan lawan kalau mau sekolah di sini." ucap Auri.
"Emang kenapa? Aku cuman mau membela diri, karna memang aku gak salah." jawab Vira.
"Kak Vira dengerin dulu deh. Kak Nathan gak bakalan berhenti sampai kakak frustasi dan pindah sekolah, semua bakalan dia lakuin." ucap Auri.
"Lagian kenapa sih sama penampilan aku? Suka-suka aku lah mau rambut di kepang atau pakai kacamata." ucap Vira. Auri menepuk jidatnya.
"Kakak liat sekeliling, ada gak orang berpenampilan kayak kakak? SMA Galaksi terkenal dengan penampilan yang modis kak. Makanya semua orang culun di depak sama kak Nathan." ucap Auri.
"Emang dia ketua osis?" tanya Vira.
"Ya enggak sih, tapi kak Zio aja bolehin kok, dengn syarat gak ada kekerasan. Nah tau sendiri kak Nathan kalau udah niat banget, segala cara di halalin. Kalau kakak masih mau sekolah di sini, ubah aja penampilannya nanti Auri bantu." ucap Auri.
"Gak deh." ucap Vira berjalan menjauhi Auri.
Ihh Gak mau di bilangin banget sih. Udah jelas-jelas satu sekolah fansnya kak Nathan semua. Udah di ingatin dia lagi masuk kandang singa, tapi gak mau keluar! batin Auri.
•••
"Pasukan Nathan tuh." ucap Ryan.
"Emang ada yang ulang tahun? Segala bawa tepung, telur sama Air lagi. Langsung di oven enak mungkin." ucap Dikta.
"Garing!" ucap Ryan dan Erland bersamaan.
Plak!
Satu bungkus tepung dan semua telur yang mereka bawa di lempar ke satu orang.
"Wah Vira dalam bahaya ni." ucap Dikta. Erland ingin membantu Vira tapi di tahan oleh Dikta dan Ryan.
"Kalau gak mau cari masalah sama Nathan mending diam aja." ucap Ryan.
"Lu tau kan kalau Nathan udah marah, berarti dunia sedang tidak baik." ucap Dikta.
"Kalian siapa?" tanya Vira. "Gak sopan banget ngelempar tepung sama telur ke orang yang lewat!" ucap Vira.
"Kita? Natra Line!" ucap mereka semua yang berisi para siswi di SMA Galaksi.
"Kenapa kalian ngelempar ini?" tanya Vira.
"Karna lo udah berani ngelawan Nathan Anggara!" jawab ketua mereka.
"Emang dia siapa? dia bukan orang tua kalian yang harus kalian hormati." ucap Vira.
"Iya bukan, tapi dia pangeran kami." jawab ketua mereka yang bernama Dasha.
"Pangeran? Dia itu hanya rakyat biasa!" ucap Vira.
Byurr.
"Mandi biar segar!" ucap Dasha menyiramkan satu botol air yang ia bawa.
"Keterlaluan!" ucap Vira.
"Keterlaluan? Lo yang keterlaluan! Dasar jalang!" ucap Dasha melipat kedua tangannya. "Lo gak akan lama di sini. Jika Nathan udah ngeganggu lo, artinya lo harus keluar!" ucap Dasha.
"SMA ini untuk belajar bukan untuk membully! Kenapa kalian tidak mau menghargai satu sama lain?" tanya Vira.
"Karna Lo berbeda dari kita!" ucap Dasha mendorong Vira kuat, sehingga membuatnya terjatuh. Natra Line pun tertawa dan meninggalkan Vira sendiri.
"Ciee dapat notice dari Natra Line. Artinya lu gak di terima di sini." ucap Ryan keluar dari persembunyiannya bersama Erland dan Dikta.
Vira hanya diam, malas menanggapi mereka.
"Udahlah, dari pada mereka ganggu lu terus, mending turutin aja kemauan Nathan. Atau kalau lu gak mau keluar dari sekolah, lu jadi babunya Nathan deh, mayan kan bisa dekat sama tuan muda Anggara." ucap Dikta. Vira berdiri dari duduknya
"Sampai kapan pun aku gak bakal mau keluar dari sekolah ini mau pun jadi babu dari Tuan muda Anggara itu! Ingat karma masih berlaku!" ucap Vira meninggalkan mereka bertiga.
"Kayaknya Nathan harus lawan dia pakai emosi. Udah kita komporin, tapi dia malah ngelawan. Gak mempan sama sekali Men kalau kita panas-panasin." ucap Ryan.
"Kayaknya Nathan perlu bantuan." ucap Dikta.
"Gua suka otak encer lu. Paan tuh?" tanya Ryan. Dikta menarik bahu Ryan agar mendekat kearahnya. Erland hanya diam.
"Yaelah Land, bantuin napa. Nanti kalau dia udah aman sama Nathan, terserah dah mau lu apain. Mau lu kawinin, mau lu nikahin, mau lu pacarin, terserah dah. Yang penting kita bantuin Nathan." ucap Ryan. Erland pun akhirnya mendengarkan rencana Dikta dan akan menolong Dikta dan Ryan.
•••Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sagitarius
Dih sok iyeyyy bngt
2021-08-11
3