"Yuhu Nathan!" panggil Ryan.
"Paan?" tanya Nathan.
"Nebeng dong. Erland ninggalin gua nih." ucap Ryan memegang bahu Nathan. Nathan langsung menatap Ryan secara tajam.
"Yaelah sorry, gak usah natap gitu juga. Ngeri gua." ucap Ryan menarik tangannya dari bahu Nathan.
"Woi Gua nebeng sama kalian ya." ucap Dikta.
"Datang satu lagi manusia gak bermodal." ucap Nathan.
"Sayang ongkosnya, mending gua tabung buat beli mobil pengeluaran terbaru." ucap Dikta.
"Nah iya, lu kan udah dapat mobilnya. Kita belum, kasihanilah kita." ucap Ryan.
"Ryan Bagaskara. Lu kan sama tajirnya kayak keluarga Anggara, walau 0,5 persen lebih tajiran keluarga Anggara. Lu tinggal minta sama Papa lu." ucap Nathan
"Hahaha, cari mati gua kalau minta sama Papa. Yah gua nebeng." ucap Ryan langsung masuk ke mobil Nathan.
"Kak Nathan!" teriak Auri.
"Cepat masuk!" ucap Nathan. Dikta pun berlari ke kanan mobil dan langsung menutup pintu mobil. Nathan dengan cepat menjalankn mobilnya meninggalkn Auri.
"KAK NATHAN!" teriak Auri tapi tak di ubris Nathan.
"Kok aku di tinggal sih? terus sekarang gimana pulangnya?" gumam Auri
•••
"Woi, lu kira gua supir lu hah?" tanya Nathan.
"Kursi depan khusus Alister, kata Alister tadi, dia nebeng mau juga. Tu anaknya." ucap Ryan sambil menunjuk Alister yang tengah menunggu bersama Zio. Alister dan Zio pun masuk ke mobil Nathan.
"Yaelah Zio, lu nyempit aja!" ucap Ryan.
"Yaelah bang, gak kasian sama gua nunggu di depan sendirian?" tanya Zio.
"Lah bodo amat." jawab Dikta.
"Lu kira gua supir taksi online hah? Mobil gua ini terlalu mahal, gak cocok buat jadi taksi online." ucap Nathan mulai menjalankan mobilnya.
Brak.
"Woi apa tuh?" tanya Dikta.
"Gua nabrak orang. Keluar dulu." ucap Nathan. Mereka berlima pun keluar dan melihat siapa yang tertabrak.
"Oh culun. Gak apa-apa lu kan? Yaudah gua cabut." ucap Nathan.
"Aku luka!" jawab Vira. Nathan mengeluarkan 3 lembar uang pecahan seratus ribu lalu meletakkannya di aspal tempat ia menabrak Vira.
"Cukupkan?" tanya Nathan. Tanpa mendengar jawaban dari Vira, Nathan dan yang lainnya masuk kembali ke mobil Nathan lalu pergi meninggalkan Vira.
"Dasar orang kaya gak berakhlak!" teriak Vira.
"Are you oke?" tanya seorang laki-laki.
"Erland?" tanya Vira.
"Gak apa?" tanya Erland. Vira mengangguk dan berdiri.
"Kacamata aku mana?" tanya Vira. Erland mengambil kacamata Vira yang sudah pecah dan terbelah dua.
"Yah rusak." ucap Vira.
"Dari pada pakai kacamata, gimana pakai kontak lens aja? Biar gak perlu pakai kacamata lagi. Kalau mau sekarang aku antar ke dokter mata sekalian ngobatin luka kamu." ucap Erland
"Gak apa-apa kok. Aku nanti beli kacamata lagi. Kontak lens juga susah pakainya." ucap Vira
"Aku yang bayar deh. Kasian juga kamu kalau kerepotan pakai kacamata terus." ucap Erland.
"Gak apa-apa, nanti ngerepotin." ucap Vira.
"Ini sebagai permintaan maaf untuk Nathan dan yang lainnya. Plis terima ya." ucap Erland. Vira akhirnya mengangguk. Erland menuntun Vira untuk masuk kedalam mobilnya.
Mereka pun pergi ke dokter mata dan mengobati luka Vira
"Gimana rasanya?" tanya Erland.
"Sama kayak pakai kacamata, jelas." ucap Vira. Erland tersenyum.
"Oke sekarang kita ke salon." ucap Erland.
"Buat apa?" tanya Vira.
"Ikut aja." ucap Erland menarik Vira.
•••
"Kamu bully siapa lagi?!" tanya Ken. Nathan pun berhenti memainkan gamenya lalu menatap Ken malas.
"Aurissa Anggara!" teriak Nathan.
"Siapa?" tanya Ken.
"Gak siapa-siapa Pa." jawab Nathan.
"Nathan, kamu udah 17 tahun. Cobalah bersikap dewasa seperti Erland." ucap Ken. Nathan berdiri dari duduknya
"Nathan tau Pa, Nathan anak nakal dan gak dewasa. Tapi dimana-mana gak ada anak yang suka di banding-bandingin. Papa kalau marahin Nathan, selalu ngebandingin Nathan dan Erland. Papa gak tau sefrustasi apa Nathan karna papa bersikap kayak gitu. Jadi seharusnya Papa paham, kenapa Nathan bersikap seperti ini!" ucap Nathan pergi meninggalkan Ken.
"Nathan!" panggil Ken tapi tak di ubris oleh Nathan.
"Nathan Anggara!" panggil Ken lagi tapi tetap tak diubris oleh Nathan.
•••
"Sialan!" ucap Nathan melempar keras tas sekolahnya ke tempat tidurnya.
"Cukup si culun itu aja yang buat gua pusing sekarang Papa nambah beban pikiran gua. Lama-lama gua minggat juga dari rumah!" ucap Nathan. Nathan duduk di tempat tidur dan melempar selimutnya ke sembarang arah.
"Dari pada stress di rumah mending gua pergi sama yang lain." ucap Nathan. Nathan pun mengganti bajunya. Ia memilih hoodie bernarwa hitam dengan kerah dalam berwarna putih di padukan dengan celana jeans berwarna putih dan sepatu berwarna putih. Ia mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamarnya.
"Nathan mau kemana kamu?" tanya Ken.
"Mau pergi." jawab Nathan tanpa melihat kearah Ken.
"Kemana?" tanya Ken tapi tak di jawab oleh Nathan. Nathan masuk kedalam mobilnya yang berwarna putih, lamborgini. Ia pun menjalankan mobilnya dengam kecepatan tinggi.
15 menit kemudian Nathan pun sampai di sebuah Bar tempat ia janjian dengan ketoga temannya.
"Tuan muda, tumben ngajak ke Bar. Om Ken gak marah kan?" tanya Ryan
"Ya gak lah, hidup punya gua, jadi suka-suka gua." ucap Nathan. Saat mengucapkan kata-kata itu, Wajah Vira terbayang di pikirannya.
"Sejak kapan tuan muda jadi bijak?" tanya Dikta
"Hahaha, sejak di lawan mulu sama Anindhita Davira." ucap Ryan. Mereka berdua bertos karna bisa mengolok-olok Nathan.
"Terserah, pesan deh biar gua yang bayar." ucap Nathan.
"Gua pulang aja deh." ucap Erland.
"Kenapa? Trus gua pulang sama siapa?" tanya Ryan.
"Bulan depan udah ujian semester, gua mau belajar. Dan Ryan lu bisa pulang sama Dikta atau Nathan." ucap Erland.
"Tumben lu, biasanya juga ngikutin kita dari awal sampai akhir." ucap Ryan.
"Kan udah gua bilang, gua mau belajar." ucap Erland
"Jangan-jangan lu punya pacar? Kenalin ke kita lah!" ucap Dikta
"Hahaha, siapa yang mau sama cowo kaku kayak dia. Mendingan gua, ganteng." ucap Nathan.
"Iya tapi mulut sama mata lu tajem kayak silet." balas Dikta.
"Asal ngomong." ucap Nathan.
"Yaudah gua pulang." ucap Erland
"No No. Nanti kalau kita kebanyakan minum kan ada lu anak alim yang bantuin kita. Jadi lu di sini aja oke." ucap Nathan.
"Gak, gua mau pulang." ucap Erland.
"Santai dong." ucap Dikta menarik lengan Erland sampai Erland terduduk kembali. Erland pun terpaksa tetap berada di sana untuk menemani para sahabatnya. Erland yang paling tua diantara mereka bertiga, jadi Erland juga harus menjaga mereka bertiga. Apa lagi Dikta yang paling muda, selain banyak tingkah Dikta juga mempunyai banyak pacar yang membuat Erland harus extra menasihati Dikta.
•••Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sagitarius
like 👍👍
2021-08-11
2