Brama masuk ke dalam rumah dinda dan mengambil minum..
"loh kok ngambil sendiri.. Dinda mana" tanya mba dian..
"ada mba.. Di luar! Tuh lagi duduk.."
"iih ya dinda.. Masa calon nya suruh ngambil sendiri.."
Mba dian mendekati dinda..
Brama yang melihat itu hanya tersenyum..
"din..dinda.." panggil mba dian
Dinda terkejut..
"kamu tuh ya, malah duduk di sini.. Itu tuh brama ngambil minum sendiri.."
"kan dia udah gede mba.. Bisa kali ngambil sendiri.. Enggak harus nyuruh aku kan" dinda kesal
Melihat kelakuan dinda, mba dian hanya terdiam sambil menggelengkan kepala nya
Dinda pun tetap duduk manis di teras rumah sambil melihat langit di luar yang di penuhi oleh bintang..
"semoga diantara bintang-bintang itu ada papa yang sedang melihat ku di sini.. Papa dinda kangen" kata dinda dalam hati
Brama mendekati dinda.. Sambil membawakan minuman untuk dinda
"niih minum buat kamu.."
Dinda terdiam, tidak menerima minum yang di bawakan brama..
"enggak mau.. Ya sudah.." brama menaruh minumannya di meja samping dinda..
Dinda hanya melirik sinis
"kamu marah.."
"enggak biasa ajah.."
"ehm bagus lah..! Oowh iya jangan lupa hari senin aku tunggu di Kodam ya.. Buat pengajuan nikah.."
Lagi-lagi dinda tidak menjawab
"aku harap kamu jangan telat, kita janjian jam 8 pagi di sana"
Dinda melihat sinis ke brama..
Dan brama dengan gaya coolnya melihat tanpa ekspresi ke arah dinda..
Setelah acara ramah tamah selesai..
Keluarga subagyo izin untuk pulang
"terima kasih kepada keluarga adi susilo atas jamuannya.. Semoga niat baik kami di terima dengan senang hati" kata pak subagyo
"sama-sama pak.. Semoga lancar sampai hari H ya.. Aaamiiiinnn" jawab om karso
Akhirnya keluarga subagyo pun pulang
Setelah semua keluarga pulang
Tinggal dinda, mba dian, mas prapto, mama dan 3 pembantu di rumah
"dinda, mba mau ngomong" kata mba dian
Dinda mendekat.. Dengan muka yang lemas, sudah mulai mengantuk
"pokoknya aku enggak mau dengar hal-hal yang tidak mengenakkan dari keluarga om subagyo, kamu harus jaga nama baik papa..nama baik keluarga kita ada di tangan kamu.."
Dinda hanya terdiam, menunduk
"jangan sampai kamu mengecewakan kami.."
Perkataan mba dian seperti beban yang berat di pundak dinda..
Dinda yang mendengar hal itu ingin rasa nya berteriak, menangis sekuat-kuat nya melepaskan kekesalan yang ada di dalam hati nya
Sikap brama yang jauh dari bayangannya membuat dinda makin tertekan.
Tetapi jauh di lubuk hati nya dinda begitu ingin membahagiakan keluarga nya..
Dinda sama sekali tidak membantah perkataan mba dian, ia hanya terdiam
"sayang, mama tau kamu bingung! Sabar ya.. Suatu saat nanti kamu akan mengerti arti sari perjodohan ini"
Dinda hanya tersenyum melihat ke arah mama..
Malam makin larut.. Semua orang sudah masuk ke kamar nya masing-masing..
Tinggal dinda di ruang tengah sambil mengemil kacang dan menonton acara bola..
Dinda ingat dulu papa selalu asik nonton acara pertandingan bola dengan nya kali ini ia menonton nya sendiri..
"papa, dinda kangen pa! Papa kalau memang brama yang terbaik buat aku menurut papa, dinda ikhlas kok pa! Bantu dinda ya pa supaya dinda bisa menjadi istri yang baik buat suami dinda.." gumam nya dalam hati sambil meneteskan air mata..
Hari berganti hari..
Akhirnya hari untuk pengajuan nikah sudah tiba..
Dinda bangun pagi-pagi sekali, ia tidak ingin mengacaukan semua rencana nya, karena sedikit saja ia salah! Habis lah ia di ceramahi oleh mba dian..
Jam 6 pagi dinda sudah siap dan berangkat ke kodam, sesuai instruksi brama jam 8 pagi sudah ada di sana..
Pagi itu lalu lintas tidak begitu ramai..
Mungkin efek masih pagi..
Ponsel nya berdering dari nomor yang ia tidak kenal...
Dinda terdiam.. Melihat nomor baru itu..
Dan meski ragu diterimanya
"halo.."
"ini dinda ya.."
"iya betul.. Maaf dengan siapa ini"
"brama.."
Dinda terdiam tidak percaya ini suara brama..
"din.."
"aah iya.. Kenapa mas.."
"kamu tunggu di pintu masuk ya,masuk ke dalam nya bareng"
"oowwh di gerbang.."
"iya kamu sama siapa?"
"sendirian..bawa mobil"
"kenapa kamu nyetir.. Emang enggak ada sopir"
"enggak ada.. Aku biasa bawa sendiri kok.."
"bukan begitu, kalau pengajuan tuh kita dateng bersama" nada tinggi
"kamu enggak bilang"
"ya sudah kamu parkir dimana kek.. Nanti aku jemput.."
"iya.."
Telpon pun di tutup
"huhh bilang juga enggak lo.. Malah marah-marah! Heeeeee.. Kalo bukan karena papa, sama mba dian males banget gw ketemu" gerutu dinda
Akhirnya dinda memarkirkan mobilnya di depan indomart samping kodam..
Di sana ada bapak-bapak tua yang memarkirkan nya
"permisi pak.. Bisa numpang parkir di sini"
"oowh bisa buuu.."
Dinda keluar dari mobil sambil memberikan uang kepada bapak tua itu
"buat beli bakso.." dinda tersenyum
"oowh iya bu.. Terima kasih bu.."
Dinda mengambil tas nya dan langsung menelpon brama
"iya.. Kamu dimana?" jawab brama too the point
"di depan indomart samping kodam.."
"ok.. Tunggu.. Aku sebentar lagi sampai"
Telpon pun di tutup..
"bu mau pengajuan nikah yaaa" tanya bapak itu
"hehhehe iya pak,.."
"kok enggak bareng, biasa nya pada bareng"
"heheheh iyaa.. Sibuk pak!"
Bapak itu tersenyum "semoga lancar sampai hari H dan langgeng ya bu"
"Aaamiiiinnn pak.. Makasih doa nya.."
Dinda begitu bahagia mendapat doa dari bapak yang menjaga parkir di depan indomart..
Doa nya pasti tulus.. Semoga di ijabah sama ALLAH..
.
.
.
.
❤️❤️❤️❤️❤️
Jangan lupa like, vote and coment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments