Keeseokan harinya setelah kepergian Gus Fauzan, Fiah, dan Syilla ke Bogor. Afkar bersiap untuk ke kantor untuk menjalani amanat yang diberikan oleh Abinya, sementara Akhtar sibuk memindahkan barang-barangnya ke mobil untuk pindah.
" Kak lo yakin pindah hari ini ? " kata Akhtar.
" Iya dan kemungkinan besar Kakak belum bisa ke kantor hari ini, jadi untuk hari ini urusan kantor Kakak serahin ke lo dulu " kata Akhtar.
" Okelah, mau gimana lagi " kata Afkar pasrah.
" Kalau gitu gue duluan yaa, Ila duluan yaa " kata Akhtar.
" Iyaa hati-hati Kak " kata Ila.
" Kak Akar pamit yaaa...Ila gue pamit yaaa " kata Della sambil memeluk Ila.
" Sering-sering kesini yaaa " kata Ila yang diangguki oleh Della.
" Assalamu'alaikum " kata Della dan Akhtar bersamaan.
" Wa'alaikumsalam "
" Sayang, nggak papa kan kalau kita tinggal disini dulu, yaaaa minimal sampai Abi sama Mommy pulang " kata Afkar.
" Nggak masalah Sayang " kata Ila.
" Hahhh apa ? coba diulangi lagi tadi ngomong apa ? " kata Afkar antusias.
" Nggak masalah ? " kata Humairah bingung.
" Bukan itu, tapi setelah kaliamat yang barusan kamu ucapin " kata Afkar.
" Sayang " Kata Ila sambil menyembunyikan pipinya yang memerah.
" Hahahah gemeshhh banget sih kalau lagi malu-malu gini " kata Afkar sambil menarik Ila kedalam pelukannya.
" Ishhhh malu tau " kata Ila sambil memukul pelan dada Afkar.
" Kalau gitu aku berangkat kantor dulu yaaa, kamu baik-baik dirumah, tenang aja nanti ada Mbak yang nemenin kamu disini " kata Afkar, sehingga membuat Humairah langsung menyalimi tangan Afkar.
" Kamu juga hati-hati yaa " kata Ila yang diangguki oleh Afkar.
" Assalamu'alaikum " kata Afkar sambil berjalan menuju garasi.
" Wa'alaikumsalam " kata Ila.
Setelah mengeluarkan mobil dari garasi tiba-tiba Afkar turun kembali dari mobil, kemudian berjalan menghampiri Ila.
" Ada apa ? " kata Ila bingung.
" Ada yang ketinggalan " kata Afkar.
" Ap......" kata Ila terpotong, karena Afkar tiba-tiba mengecup pipi Ila sekilas.
" Ehhhh " kata Ila kaget.
" Kaget banget, sama suami sendiri juga " kata Afkar terkekeh melihat ekspresi Ila.
" Aku berangkat yaaa " kata Afkar sambil melambaikan tangannya kearah Ila.
Setelah sampai dikantor Afkar langsung dihadapkan oleh berkas yang menumpuk.
" Buset dahhh, banyak bener " gumam Afkar.
" Permisi Pak, perkenalkan saya Wilna sekertaris Bapak disini " kata seorang perempuan bernama Wilna yang tiba-tiba masuk keruangan Afkar.
" Ooo iyya salam kenal " kata Afkar memandang Wilna sekilas, kemudian beralih fokus pada setumpuk kertas yang ada didepannya.
" Ada yang bisa saya bantu Pak ? " kata Wilna sambil berjalan kearah Afkar.
" No " kata Afkar tanpa memandang Wilna.
" Bapak yakin " kata Wilna dengan suara yang menggoda, sehingga membuat Afkar menghembuskan nafasnya kasar.
" Kamu nggak ada kerjaan lain ya ? " kata Afkar.
" Kan kerjaan saya bantu-bantu Bapak Afkar " kata Wilna sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Kamu nggak usah goda saya, saya sudah punya istri " kata Afkar to the point.
" Ahhh Bapak bisa aja, tapi saya bisa loh Pak jadi yang kedua tanpa ketahuan istri Bapak " kata Wilna.
" Astagfirullah dasar wanita akhir zaman, nggak tau malu banget " kata Afkar dalam hati.
" Ohhh yaaa, tapi masalahnya saya tidak akan menyakiti ataupun menghianati istri saya dirumah " kata Afkar.
" Yaaaa saya ditolak dong, tapi apa Bapak yakin mau menolak saya ? " kata Wilna dengan suara yang dibuat-buat untuk menggoda Afkar.
" Yakin 100% " kata Afkar cuek.
" Baiklah kalau Bapak menolak tawaran saya, tapi kalau Bapak berubah pikiran Bapak tinggal panggil saya aja, saya siap loh Pak melayani Bapak melebihi istri Bapak sendiri " kata Wilna sambil berjalan keluar dari ruangan Afkar.
" Astagfirullah, orang seperti ini harus segera dinmusnahkan " gumam Afkar.
" Khemmm Wilna " panggil Afkar, sehingga membuat Wilna langsung berbalik kearah Afkar.
" Wahhhh cepat sekali Bapak berubah pikiran " kata Wilna.
" Dihhh PD banget nih orang, malah sok cantik didepan gue lagi, cantikan istri gue kemana-mana kali " kata Afkar dalam hati.
" Ohhh tentu tidak, keputusan saya sama sekali tidak berubah " kata Afkar.
" Lalu kenapa Bapak memanggil saya ? " kata Wilna.
" Saya cuman mau bilang, kalau kamu nggak perlu lagi jadi sekertaris saya " kata Afkar tegas, sehingga membuat Wilna kaget.
" Saya dipecat Pak ? " kata Wilna kaget.
" Hmmm bisa dibilang begitu " kata Afkar.
" Ta...tapi Pak sa..saya "kata Wilna terpotong oleh ucapan Afkar.
" Keputusan saya sudah bulat, saya tidak mau dengan adanya kamu disini akan memicu percikan kesalahpahaman istri saya " kata Afkar sambil menelpon seseorang tak lupa menekan tombol speaker.
" Assalamu'alaikum Abi maaf mengganggu waktu Abi, tapi Afkar ingin sekertaris yang laki-laki aja Abi, Afkar kurang nyaman kalau sekertarisnya perempuan. boleh kan Bi ? " kata Afkar sambil menelpon Abinya.
" Baiklah Abi akan menghubungi sekertaris Abi dan mencarikan sekertaris yang sesuai keinginan kamu " kata Gus Fauzan dibalik telepon tersebut.
" Makasih Abi, assalamu'alaikum " kata Afkar sambil memutuskan panggilannya.
" Dengar sendiri kan ? jadi silahkan keluar dari ruangan saya " kata Afkar.
" Pak tolong berikan saya kesempatan kedua, saya janji nggak akan macam-macam lagi sama Bapak " kata Wilna gugup.
" Maaf keputusan saya sudah bulat anda boleh keluar sekarang " kata Afkar tegas, sehingga membuat Wilna keluar dari ruangan Afkar dengan lesuh.
" Huhhhh Afkar dilawan " kata Afkar sambil kembali fokus pada kerjaanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Nina Maryanie
bagus .langsung musnah kan pelakor kan afkar...aku padamu ...sarangheo
2022-07-30
0
Eti Rohaeti
bagus sekali afkar...tegas dan punya prinsip..
2021-07-12
1
Haryanti Rayyan
Mantab afkar tegas. Jgn slalu bar bar. Kelakuan y ga jauh beda dr mommy fiah. Hihihi
2021-06-24
0