Ketidaktahuan

Ekspresinya berubah dengan cepat. Emosinya meningkat tanpa disadari. Aku terkejut, aku tak paham, dan aku hanya orang yang tak sengaja mengganggu lamunannya.

-Shanum-

🍁🍁🍁

Shanum menghela nafas panjang. Matanya terpejam kemudian, menyandarkan tubuhnya pada kursi yang sedang didudukinya saat ini.

"Gila.." Ucapnya kemudian.

"Siapa maksudmu?" Suara seorang pria mengagetkan Sha saat itu. Kedatanganya tak disadari.

Mata Shanum membulat dan langsung berdiri dengan cepat, saat menyadari bahwa yang bertanya pada dirinya saat ini adalah Keenan, bosnya.

"Upss sorry pak, sorry.." Ucap Sha tampak begitu cemas dan tanpa disadari, ia menggigit sedikit bibirnya perlahan.

Keenan menatap kegugupan Shanum, rasanya ia ingin tersenyum melihat tingkah Shanum yang mendadak terkejut saat kedatangan dirinya.

Keenan pandai menyembunyikan wajahnya dengan cepat. Ia melangkah ke sekitar mencari sosok lain di ruangan itu.

"Di mana Bu Aulia?" Tanya Keenan.

"Lagi ke toilet pak."

"Owh.." Jawab Keenan dan terdiam kemudian.

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya Sha sambil menatap bingung akan sosok Keenan yang tiba-tiba terdiam.

Keenan sedang menatap ke sebuah meja kerja yang merupakan tempat Aulia bekerja. Matanya mengarah pada sebuah bingkai foto yang tergeletak di atas meja saat itu.

Dua sosok wanita ada di dalam foto itu. Shanum mengenali salah satunya, itu Aulia dan wanita yang bersamanya, Shanum tak mengenalnya.

"Pak.." Panggil Sha lagi.

Keenan tak mempedulikan panggilan Shanum, ia malah melangkah mendekati bingkai foto itu berada. Menggenggamnya kemudian dan menatapnya begitu dalam.

"Pak.." Panggil Sha kembali dan kali ini terdengar Keenan bersuara namun terdengar berteriak.

"Diam.." Teriaknya dan tak sengaja menjatuhkan vas bunga kecil yang tergeletak bersebelahan dengan bingkai foto itu.

Shanum terkejut, ada rasa takut yang datang menghampiri. Apa yang membuat sosok Keenan tiba-tiba menjadi begitu menakutkan. Ekspresi berubah dengan cepat dan begitu emosi.

"Maaf.." Ucap Sha akhirnya dan menundukkan kepala.

Keenan tampak menghela nafasnya begitu panjang. Mencoba menenangkan emosinya yang tiba-tiba hadir. Wanita yang berada di dalam foto itu berhasil membuat hati Keenan berantakan. Ya.. wanita yang bersama Bu Aulia adalah Yuna, yang tak lain adalah kekasih Keenan.

Tanpa membalas ucapan Shanum, Keenan melangkah pergi meninggalkan Shanum begitu saja. Melewati Shanum tanpa ada sebuah penjelasan. Meninggalkan kebingungan dan ketakutan yang tiba-tiba hadir menyelimuti Shanum.

Shanum masih tetap pada posisinya, berdiri tanpa menatap kepergian bosnya itu. Sampai akhirnya terdengar suara pintu terbuka dan kemudian tertutup mengadakan bahwa Keenan telah benar-benar pergi meninggalkannya.

Jantung Shanum masih berdetak begitu cepat setelah mendengar teriakan Keenan tadi. Ia mencoba merubah posisinya, ia melangkah menuju vas bunga yang terjatuh tadi. Agak jongkok dan mencoba merapikan pecahan-pecahan vas bunga yang berserakan di lantai.

Tangannya terus bergerak, hatinya bertanya-tanya. Pikirannya penuh dengan pertanyaan. Apa yang telah terjadi, Shanum tak memahami apa yang baru saja dihadapinya. Bosnya meneriakinya.

"Aku salah apa? Au.." Ucapnya dan kemudian sedikit berteriak karena kecerobohan yang tak sengaja terjadi saat mengambil pecahan vas bunga itu dan melukai jarinya.

Pada saat yang bersamaan pintu terbuka, Shanum menatap kedatangan Aulia yang tengah melangkah menghampirinya.

"Ada apa Sha..?" Tanyanya dan menatap jari Sha saat itu.

"Maaf, aku enggak sengaja jatuhin vas bunganya."

"Enggak apa-apa, sudah kamu obati jarimu dulu. Nanti bisa Pak Danu yang merapikan pecahan ini.

"Baik Bu." Ucap Sha namun ia masih tak merubah posisinya.

"Ada apa lagi Sha?"

"Ehm.. maaf kalau boleh tau, wanita yang ada di foto itu, siapa ya Bu?" Tunjuk Sha pada sebuah foto yang menjadi perhatian Keenan tadi.

"Sahabatku, kamu mengenalnya?"

"Oh.. tidak, hanya saja wajahnya tampak tak asing." Jawab Sha berbohong.

"Mungkin saja, dia itu model."

"Oh.. cantik sekali." Ucap Sha memujinya.

"Ya.."

Rasa penasaran Shanum sedikit terjawab akhirnya. Setelah bertanya, Shanum pun menurut, ia bangkit dan kemudian melangkah pergi meninggalkan Aulia akhirnya. Sepanjang jalan Shanum berpikir, kenapa ia harus berbohong saat itu. Kenapa ia tak menceritakan yang sesungguhnya. Kenapa ia harus mengakui bahwa vas bunga itu terjatuh karena ulahnya, yang jelas-jelas bukan karena perbuatannya.

"Ini hanya luka kecil, Bu Aulia terlalu khawatir. " Ucap Sha sambil menatap salah satu jarinya yang terluka.

.

.

.

.

Tak lama setelah kepergian Shanum, Pak Danu yang tak lain adalah salah satu OB di kantor ini akhirnya datang setelah Aulia menghubunginya tadi. Tak berapa lama kemudian suara dering handphone terdengar. Aulia mengangkatnya segera.

"Ya.."Jawab Aulia dan kemudian tampak bingung karena tak ada suara yang membalas ucapannya barusan.

"Kenapa Ken?" Tanyanya kemudian.

"Ehm.. bagaimana keadaanya?"

"Maksudmu Yuna?"

"Bukan, wanita yang bekerja di ruanganmu."

"Shanum maksudmu?"

"Ya.. mungkin itu namanya."

"Kau aneh Ken." Tuduh Aulia dengan kening berkerut berpikir.

"Dia baik-baik saja?"

"Dia baik-baik saja, hanya jarinya saja yang sedikit terluka. Katanya tadi tak sengaja memecahkan vas bunga di mejaku."

"Dia berkata seperti itu."

"Ya.. Kau ini kenapa? Kau kenal Shanum? kenapa tiba-tiba saja kau bertanya tentangnya."

"Sepertinya aku salah orang."

"Hah.." Teriak Aulia dan setelah itu Keenan langsung memutuskan pembicaraan itu.

Aulia tampak menatap layar handphonenya untuk beberapa saat. Salah satu tangannya tampak berdiri kokoh menopang kepalanya, keningnya makin mengkerut menandakan kebingungannya saat itu.

.

.

.

.

Keenan tampak menatap wajahnya pada sebuah cermin di toilet kafe yang saat ini Keenan berada. Ia melangkah keluar kemudian, menemui seorang teman, di mana mereka berjanji untuk bertemu malam itu.

Langkah kakinya terhenti tiba-tiba, sebuah suara yang tampak tak asing terdengar. Suara wanita, wanita yang siang tadi harus mendengar teriakannya.

"Ini cuman pura-purakan."

"Iya, tolong ya.."

"Ada-ada aja sih, ngapain juga pakai bertaruh."

"Please Sha, tolongin ya.. lo cukup pura-pura jadi pacar gua, setelah itu apapun yang lo minta gua kabulin."

"Dah kayak lampu Aladin aja." Canda Sha.

"Mau ya.. ya.. ya.."

"Iya.. gua tolongin."

"Sip.. sekarang kita temuin orangnya di depan." Ajak Andre kemudian dan langsung menarik pergelangan tangan Sha dengan cepat.

Shanum melangkah begitu cepat karena tarikan tangan yang begitu kuat menarik tubuhnya. Melewati Keenan yang sejak tadi tak sengaja mendengar pembicaraan mereka begitu saja. Shanum tak menyadarinya, dan Keenan berhasil menyembunyikan wajahnya saat itu.

"Hampir saja." Bisik Keenan setelah Shanum benar-benar telah pergi meninggalkannya.

.

.

.

.

Semangat.. Semangat UP☺️💪💪💪

Selamat membaca, yuk ikuti kisahnya dan Mohon dukungannya.

Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.

Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚

Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

ternyata Keenan, diam ² suka dgn shanum🤭🤭🤭

2023-03-22

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

pasti keenan lagi berfikir

2023-02-27

1

ťeĐĎý🐻BeaŔ

ťeĐĎý🐻BeaŔ

kenapa Keenan jadi takut ketahuan Shanum...mencurigakan nih 🤔

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!