Pertemuan

Entah apa yang terjadi dengan diriku, mungkin karena kagum akan sosoknya. Begitu sempurna, dan ternyata dia bukan bos yang sempat aku gambarkan selama ini.

Namun entah kenapa, sosoknya begitu menakutkan untuk didekati.

-Shanum-

🍁🍁🍁

Pintu lift sudah terbuka, Shanum menarik nafasnya perlahan dan melangkah ke luar kemudian. Ditatap sekelilingnya, di tengok ke kiri dan ke kanan lalu melangkah lagi, setelah yakin ke mana ia akan pergi akhirnya.

Perlahan, dengan mata yang terus memandang ke sekitarnya, Shanum membaca nama ruang demi ruang yang ia lewati. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah ruang yang ia cari sejak tadi.

Sebuah pintu besar dan terlihat kokoh ada di hadapannya saat ini. Mencoba mengetuknya, namun tertahan, ia menarik nafas panjang terlebih dahulu dan akhirnya mengetuknya.

"Ya silakan masuk." Suara dari balik pintu terdengar jelas saat itu.

Shanum pun menurut, meraih gagang pintu dan akhirnya membukanya. Terbuka perlahan dan terlihat sosok pria yang tengah sibuk di hadapannya. Tanpa memandang kedatangannya.

"Letakkan saja di meja itu." Pinta pria itu.

Pandangan Shanum tetap mengarah ke pria yang tengah duduk dari kejauhannya saat ini. Matanya tak melihat sedikitpun ke arahnya. Pria itu terlalu sibuk dengan layar laptop tepat di hadapannya.

"Sudah kamu letakkan?" Tanya pria itu akhirnya, mungkin karena merasa terganggu dengan kedatangan orang lain di sekitarnya yang tak kunjung pergi.

"Oh.. iya.. iya pak." Jawab Sha gugup.

Shanum melihat wajah pria itu akhirnya. Pria yang ia temui pagi tadi adalah pria yang sama dengan yang ia temua di lift. Ternyata adalah bos di perusahaan ini.

Setelah meletakkannya, Shanum sempat terdiam. Menatap pria yang ada di hadapannya kembali.

"Ada lagi yang diperlukan." Tanya pria itu dan berhasil mengagetkan Shanum seketika.

"Tidak pak. Maaf.."

"Jika sudah selesai, kamu bisa pergi sekarang."

"Baik Pak." Jawab Sha dan langsung membalikkan tubuhnya segera bahkan ia berlari saat itu.

Dengan cepat ia meraih gagang pintu dan hendak membukanya. Namun tiba-tiba pintu di hadapannya terbuka sebelum Shanum berhasil membukanya sendiri dan tanpa disadari menabrak kening Shanum saat itu.

"Auuuu..." Teriak Sha sambil mengelus keningnya perlahan.

Seorang pria ada di hadapannya sekarang, tampak cemas atas apa yang telah ia lakukan barusan.

"Oh.. sorry... sorry." Ucapnya berkali-kali.

"Kenapa buka pintu tiba-tiba?" Protes Sha.

"Saya kira tidak ada orang."

"Uh... sakit tau." Keluh Sha akhirnya masih dengan tangan yang terus mengelus keningnya sendiri.

"Perlu ke dokter."

"Enggak perlu, makasih. Saya permisi." Ucap Sha dan bergegas pergi akhirnya.

Shanum sadar telah membuat keributan saat itu. Rasanya tak tenang, saat pria yang menyuruhnya untuk pergi tampak memperhatikan mereka.

Shanum kembali melangkah, perlahan meninggalkan ke dua pria tadi segera. Meninggalkan ruangan itu. Tangannya masih setia menyentuh keningnya sendiri.

"Duh.. malu-maluin banget si Sha.." Protesnya pada diri sendiri.

Bagaimana bisa, ia tidak berhati-hati saat itu. Entah kenapa ruangan itu terasa begitu mencekam. Ingin memprotes lebih lanjut, namun Shanum mengingat posisinya saat ini.

.

.

.

.

"Hai.. hai.. Sha.." Ucap Rena sahabatnya dengan wajah yang begitu bahagia, jelas ia tunjukan saat ini.

"Seneng banget, ada apa?" Tanya Sha sambil mengerutkan kening.

"Benarkan dugaanku, pria yang tadi pagi kita temui, bos kita. Uhhh.. ganteng banget Sha. Tadi dia datang ke divisiku.

"Ih.. ku kira apa, aku sudah tahu."Jawab Sha sambil menatap kembali tumpukan kertas yang setia di hadapannya.

"Wah.. Sha kamu memang selalu terdepan." Ucap Rena dan tertawa kemudian.

"Makan yuk." Lanjutnya.

"Itu bisa dilanjut nanti, kita makan dulu. Udah siang ini." Bujuk Rena kembali.

"Ya.." Ucap Sha akhirnya dan kemudian merapikan sedikit tumpukan itu dan berlalu pergi kemudian.

Shanum dan Rena melangkah bersama, menuju sebuah kantin yang tengah berada di lantai dasar gedung ini. Menaiki lift terlebih dahulu.

Tiba-tiba langkah kaki Shanum terhenti, saat melihat sosok pria yang tengah menabraknya tadi ada di dalam lift. Mendengar ajakan Rena kembali, membuatnya masuk akhirnya ke dalam lift.

"Hai, kening mu sudah tidak apa-apa?" Tanya pria itu dan berhasil membuat Rena terkejut mendengarnya dan menatap Shanum dan pria yang ada bersama mereka.

"Sudah tidak apa-apa." Jawab Sha dan dibalas dengan senyum pria itu.

"Syukurlah." Ucapnya dan pada saat yang bersamaan pintu lift terbuka. Pria itu pun melangkah keluar.

"Aku duluan." Ucapnya sebelum dirinya benar-benar pergi dan dibalas dengan anggukan Shanum.

Rena yang sejak tadi sibuk memperhatikan keduanya, sekarang menatap Shanum setelah pintu lift tertutup kembali.

"Siapa dia Sha?"

"Aku enggak kenal."

"Enggak kenal, tapi kalian ngobrol."

"Sudahlah, enggak penting." Jawab Sha dan melangkah keluar saat pintu lift kembali terbuka.

Rena masih tampak berfikir dan terlihat bingung, dengan langkah kaki mengikuti Shanum melangkah. Berlari dan akhirnya mereka melangkah sejajar bersama. Menuju sebuah kantin, memenuhi kemauan perut mereka.

.

.

.

.

Menatap sekelilingnya, banyak rak dengan berbagai macam produk tersusun rapi. Shanum tengah melangkah dengan sebuah troli di tangannya, mendorong perlahan sambil mencari sesuatu yang ia perlukan saat ini.

Mengambil beberapa makanan ringan dan kemudian sebuah jus dan susu iya beli juga. Kembali mendorong trolinya dan mengedarkan pandangannya lagi.

Sosok wanita tua, menjadi perhatiannya. Ia tampak kesulitan mengambil sesuatu di atas rak yang cukup tinggi. Mungkin ia sedang mencari salah satu pegawai, tampak melangkah menengok dan mencari.

Namun lorongnya ini cukup terlihat sepi. Shanum pun pergi menghampirinya.

"Maaf, boleh saya bantu."

Wanita itu tampak senang mendengarnya. Ia tersenyum melihat kehadiran Shanum.

"Terima kasih nak, tolong bantu ambilkan itu." Tunjuk wanita tua itu pada sebuah kotak berisi jus.

"Rasa apa?" Tanya Sha kemudian ketika melihat ada berbagai macam rasa yang berbaris di sana.

"Ambilkan rasa jambu, ambilkan lima kotak." Ucapnya dan membuat Sha terkejutnya mendengarnya.

Shanum meraihnya dan menyerahkan satu persatu kemudian.

"Banyak sekali."

"Ya, cucu ibu mau datang akhir pekan ini, ia suka sekali jus jambu." Shanum pun mengangguk mendengarnya.

"Ini jus yang ke lima." Ucap Sha kembali dan tersenyum saat telah berhasil memberikan semuanya.

"Terima kasih banyak ya."

"Sama-sama bu." Jawab Sha dan tersenyum kembali.

"Mau ke kasir bersama?"

"Oh.. tidak bu, masih ada yang harus saya cari lagi." Ucap Sha menolak dengan halus.

"Kalau begitu ibu pamit ya, semoga bisa bertemu lagi."

Shanum hanya tersenyum saat mendengarnya. Wanita itupun akhirnya pergi, meninggalkan Shanum akhirnya. Shanum pun melanjutkan kembali apa yang semestinya harus segera ia selesaikan.

.

.

.

.

Maaf ya, lama enggak up🙏Semangat..semangat..💪💪

Selamat membaca di Novel baruku, yuk ikuti kisahnya dan Mohon dukungannya.

Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.

Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚

Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏

yang belum mampir ke Asisten Dadakan, mampir yuk☺️

Terpopuler

Comments

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

hadiah pertama kali magang kejedot pintu🤭

2023-03-21

1

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

kayaknya wanita yg bertemu shanum itu neneknya Keenan ya..moga kalian bisa bertemu lagi 😅

2023-03-21

1

Andariya 💖

Andariya 💖

shanum bertemu dengan siapa ya, apa Oma nya karena😁🤗

2023-03-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!